Andalkan Kerjasama Tim, dr Winda Dian Permatasari Bertekad Kembalikan Puskesmas Bungi Jadi Terbaik

Baubau

Mengandalkan kerjasama, kompak, serta rasa saling menyayangi diantara sesama tim, Kepala Puskesmas Bungi, dr Winda Dian Permatasari bertekad mengembalikan Puskesmas Bungi sebagai “Puskesmas Terbaik”. Ini komitmen dr Winda bersama 69 jajarannya, terdiri dari 23 Aparatur Sipil Negara (ASN), dan selebihnya tenaga sukarela, dalam memberikan pelayanan maksimal kepada seluruh masyarakat, di wilayah pelayanan Puskesmas Bungi.

Puskesmas Bungi tampak menyambut penuh kehangatan, tim surveyor reakreditasi dari Komite Akreditasi Kesehatan Pratama (KAKP), yang dipimpin oleh Ketua dr Muhsida Anis, dan anggota Tusiman SKM MKes. Penyambutan disemarakkan dengan penampilan marching band dan tari kontemporer.

Dokter Winda baru berjalan empat bulan memimpin, setelah sekitar enam tahun mendedikasikan diri sebagai staf di Puskesmas Bungi. Ia juga bertanggunjawab pada Pokja UKPP di Puskesmas tersebut.

Dokter Winda pun meyakini, bahwa jerih payah, kerja tulus nan penuh integritas, yang ditunjukkan seluruh jajarannya, akan berbuah hasil maksimal. Meski begitu, pihaknya akan mensyukuri apapun hasilnya.

“Saya sangat percaya, kesungguhan teman-teman selama ini dalam bekerja, memberikan pelayanan kepada masyarakat, dengan setulus hati,” ucapnya, membuka wawancara, Rabu (10/1/24).

Kata dr Winda, selama ini pihaknya sudah menerapkan pelayanan sesuai standar. Sehingga untuk menghadapi reakreditasi, ia bersama seluruh jajarannya, sudah bersiap. Setelah melakukan kegiatan, selalu membuat pencatatan, pelaporan.

Dokter Winda menjelaskan, pihaknya telah mempersiapkan, diantaranya, dokumen bukti, telusur lapangan, lintas sektor, memenuhi tata graha sesuai dengan kriteria, keselamatan pasien, keselamatan petugas, serta persiapan relevan lainnya, yang menunjang pelayanan paripurna kepada pasien.

Baru berjalan empat bulan menahkodai Puskesmas Bungi, dr Winda menyadari, serta memahami betul proses merubah pola pikir, serta tindakan jajarannya. Dari apa yang diterapkan Kepala Puskesmas sebelumnya, yang memimpin kurang lebih tiga tahun.

“Saya berupaya agar teman-teman bisa saling menyayangi, saling membantu, dan kita bekerja atas nama Puskesmas, bukan atas nama diri pribadi. Itu yang selalu saya tanamkan kepada teman-teman. Artinya, kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, dan Puskesmas ini bukan Puskesmas saya sendiri, saya hanya kebetulan diberi kepercayaan untuk memimpin teman-teman. Tapi apa hasil dari puskesmas, tak luput dari kecape’an, dan kerja keras semua sebagai satu tim,” seriusnya.

“Alhamdulillah reakreditasi sudah berjalan, apapun hasilnya, teman-teman sudah bekerja secara maksimal, dari segi pikiran, fisik. Totalitasnya saya akui, dan saya sangat apresiasi. Apakah kami akan bisa mempertahankan madya, atau bisa setingkat lebih tinggi, harapan saya, kami bisa mencapai predikat yang lebih baik dari yang sebelumnya,” semangatnya.

Melihat antusias jajarannya, kerja sama, serta kekompakan, saling bahu-membahu, dr Winda meyakini Puskesmas Bungi bisa kembali menjadi yang terbaik.

“Artinya orang-orangnya pasti bisa, saya kembali mendongkrak semangat teman-teman supaya kita bisa menjadi Puskesmas terbaik lagi, se-Kota Baubau. Berprestasi, dan bisa memberikan pelayanan secara paripurna kepada seluruh masyarakat di wilayah kerja kami,” optimisnya.

“Kepada semua teman-teman di Puskesmas Bungi, percayalah bahwasanya kinerja kita, capek kita, tidak hanya dinilai diatas kertas, tapi Allah yang menilai. InsyaAllah akan mendapatkan hasil terbaik. Kerja bersama, InsyaAllah akan mendapatkan hasil yang maksimal,” pungkasnya.

Ketua tim surveyor, dr Muhsida Anis, menyampaikan, reakreditasi dijadwalkan 10-12 Januari 2024, dengan kriteria penilaian, antara lain regulasi, dokumen, wawancara, observasi, dan simulasi. Setelah hari ketiga, setelah melakukan telusur dokumen, termasuk telusur lapangan, pelayanan imunisasi, dan sebagainya, secara garis besar, indikator yang dinilai adalah keselamatan pasien, pasien yang memiliki kebutuhan khusus, misal pasien disabilitas, pasien yang tidak bisa berbahasa Indonesia, pasien yang kekurangan fisik, apakah ada pelayanan khusus yang diberikan.

“Termasuk peningkatan mutu, keselamatan untuk petugas, fasilitas gedung, depan sampai dalam ruangan, sampai SDM,” jelasnya.

Dokter Muhsida menambahkan, dari penilaian reakreditasi ini, status puskesmas bisa naik, namun bisa pula turun.

“Kalau ternyata kita liat pelayanan bagus, mulai dari pasien datang, sampai pasien pulang, pelayanan diluar gedungnya bagus, bisa mungkin naik status. Karena kan kita wawancara masyarakat di sekitar juga, bagaimana pelayanan puskesmas, seperti apa. Tanggapan masyarakat seperti apa,” terangnya.

Wawancara, lanjut dr Muhsida, ada wawancara internal, dan wawancara eksternal, yang semua akan mereka rangkum untuk memberikan penilaian peningkatan mutu pelayanan puskesmas.

“Yang kita nilai kepuasan masyarakat terhadap pelayanan, mulai dari SDM dan fasilitas didalamnya, apakah paripurna atau tidak, apakah sesuai standar yang diberikan kementerian kesehatan atau tidak. Banyak penilaiannya, termasuk etika, standar pelayanannya sesuai SOP atau tidak. Karena semua harus sesuai dengan SOP,” lengkapnya.

Untuk masyarakat yang akan diwawancarai, kata dr Muhsida, akan bersifat random. Siapa saja yang ditemui oleh tim surveyor, akan diwawancarai. Bukan masyarakat yang sudah disiapkan puskesmas.

Sementara itu, menyangkut peningkatan mutu, surveyor sangat mengharapkan partisipasi puskesmas melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar mutu pelayanan nasional.

“Dua hari setelah pelaksanaan reakreditasi, itu baru kami mulai mengirim ke pusat. Kita nilai semua, apa ada perbaikan atau tidak, bagaimana komitmennya puskesmas, seperti apa. Apakah betul-betul mereka memperbaiki sesuai yang kami anjurkan, rekomendasikan, kalau mereka lakukan, berarti memang puskesmas ada niat memperbaiki,” pungkasnya.

Sebelumnya, hadir mewakili Sekretaris Daerah, Asisten I Setda Baubau, La Ode Darussalam, dalam pidato sambutannya, menekankan, tagline Pj Walikota Baubau “Bekerja Bersama”. Olehnya itu ia mengajak Puskesmas, khususnya Puskesmas Bungi, agar mengedepankan kerjasama tim, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, untuk mencapai hasil yang maksimal.

Ia juga memastikan, masyarakat Kota Baubau tidak ada lagi yang hendak ke Puskesmas terkendala karena tidak ada uang. Pastikan semua masyarakat mendapatkan pelayanan, tanpa terkecuali.

Darussalam mengatakan, peningkatan mutu pelayanan kesehatan adalah sebuah kewajiban, baik peningkatan mutu pelayanan secara internal maupun eksternal, yang harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Dan akreditasi merupakan salah satu upaya untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara eksternal. Sedangkan peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara internal melalui pengukuran dan pelaporan Indikator Nasional Mutu (INM), pelaporan insiden keselamatan pasien, melalui aplikasi mutu fasyankes, melaksanakan pencegahan, pengendalian infeksi, dan kegiatan mutu pelayanan kesehatan lain.

Terkhusus UPTD Puskesmas Bungi, Darussalam menjelaskan, dalam meningkatkan mutu layanan, Puskesmas Bungi sudah melakukan akreditasi puskesmas tahun 2019, dengan predikat madya. Ini merupakan capaian yang sangat baik diantara 17 UPTD Puskesmas yang ada di Kota Baubau. Ini semua tidak terlepas dari peran Pemkot melalui Dinas Kesehatan, dalam hal pemenuhan sumber daya manusia kesehatan (SDMK), sarana prasarana, serta memenuhi kelengkapan dokumen elemen-elemen penilaian yang harus dilengkapi.

“Pada tahun 2024 puskesmas melakukan reakreditasi, semoga predikat yang didapatkan bisa meningkat ‘Paripurna’, amiin ya rabbal Alamin,” doanya. (Redaksi)

Komentar