“Buton Tertinggal, Infrastruktur Mati, Kadin Berbenah”

LM Sumarlin.

Buton

Kabupaten Buton adalah sebuah wilayah eks Kesultanan Buton yang dahulu pernah berjaya dimasanya. Apalagi kalau bukan karena potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang terkandung didalam perut, diatas tanah, maupun didalam laut Negeri yang Butuuni tersebut.

Sebut saja potensi aspal yang mendunia, kelautan perikanan, perkebunan/pertanian, peternakan, potensi pariwisata, juga ragam potensi lainnya. Ada kalangan yang menyebut, bahwa kekayaan potensi tersebut masih tersembunyi, alias belum tampil maksimal sebagai ikon maupun sebagai komoditi adalan. Ada pula yang menganggap sudah dikelola namun belum maksimal menyumbang bagi peningkatan taraf hidup, kesejahteraan masyarakat Buton itu sendiri.

Beberapa infrastruktur penunjang peningkatan produksi maupun pengolahan SDA juga masih terbilang jauh dari kata manfaat yang sesungguhnya. Bahkan dapat dikatakan non fungsi.

Nah, terus siapa yang mau disalahkan?. Mau mengeluh atau mengaduh pada siapa pula!.

Sudahlah, sudah bukan saatnya lagi saling menyalahkan, apalagi mengeluh atau mengaduh. Sekarang lebih tepat, mari bersama-sama singsingkan lengan baju, berbuat, berbenah untuk “Buton Selalu Dihati”. “Buton Selalu Dihati” adalah sebuah Jargon perekat moralitas seluruh Anak Negeri Putera Puteri Buton di seluruh penjuru dunia. Jargo ini digaungkan Pj Bupati Drs Basiran MSi.

Itu pula yang kini tengah dijalankan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kabupaten Buton. Dinahkodai Ketua Umum La Ode Muhammad (LM) Sumarlin spirit-nya “Satukan Hati Bangkitkan Ekonomi Buton”.

Sinergi Kadin, Pemkab, Forkopimda Buton “Satu Hati Bangkitkan Ekonomi Buton”.

Dengan niat tulus, langkah terukur, serta kerja sistematis, dibekali pengalaman dalam dunia usaha, Sumarlin bersama jajaran pengurus Kadin Buton bergerak, menghentak, menerjang. Senin 13 Februari 2023, Kadin Buton akan melakukan perjanjian kerjasama (Memorandum Off Understanding) dengan Pemerintah Kabupaten Buton.

Kata Sumarlin, MoU dimaksud, tentang peran Kadin Buton dalam membuka investasi disemua bidang, di Buton tentunya. Termasuk memanfaatkan semua infrastruktur yang lama “mangkrak”, dengan mendorong investasi.

Sumarlin mengawali debut Kadin Buton dengan pembuatan pakan ternak hasil olahan dari limbah ikan, dengan mempekerjakan warga lokal, dalam bantuan pembinaan Pemkab Buton.

Dari hasil identifikasinya, salahsatu infrastruktur mangkrak yang bisa dimanfaatkan lebih maksimal, yakni
pengolalaan IKM di Lipacu. Untuk pembuatan pakan ternak, dan produk UMKM.

Membuktikan keseriusannya, tak tanggung-tanggung Sumarlin merogoh kocek sendiri. Permodalan dari Sumarlin sendiri atau Kadin Buton.

Tetap bersinergi, untuk bahan baku tambahan yang sulit didapatkan, seperti dedak, Sumarlin bekerjasama dengan Ketua Kadin Konawe.

“Alhamdulillah sudah ada 2 ton dedak yang siap dikirim dari Lambuya, dan Ladongi, ke Pasar Wajo,” ungkap putera daerah Buton yang berkomitmen memimpin Kadin Buton, untuk kembali mendedikasikan diri kepada Buton tercinta.

Sumarlin memproyeksikan, untuk penjualan hasil produksi pakan ternak nantinya, pertama ia mengincar Kota Baubau dan wilayah sekitarnya. Selanjutnya masuk Kendari, dan seterusnya dapat menjangkau pangsa pasar lebih luas lagi.

Uji coba diawal, akan memproduksi 1 ton pakan ternak dalam waktu sekitar satu minggu. Dan hasilnya nanti akan diberi nama Buton-Kadin. “Biar punya ‘tendangan’ saat jual,” semangatnya.

Sumarlin menyebutkan, pakan ternak Buton-Kadin ini berbahan baku utama ilimbah ikan dari Nelayan Pasarwajo, dedak dari Konawe, dan Jagung dari Petani Buton. “Warga yang dilibatkan baru satu kelompok, sekitar lima sampai tujuh orang, untuk uji coba, sebelum kita buat masif,” tambahnya. (Redaksi)

Komentar