Baubau
Mantan Wali Kota Baubau dua periode Dr MZ Amirul Tamim MSi menekankan, bahwa Baubau bukan hanya sebagai Kota Budaya dan Pariwisata, sebab Kota Baubau memiliki “kekuatan” lainnya. Hal ini diungkapkan Amirul, merespon adanya hasil penelitian analisis pembangunan manusia dalam menentukan status Kota Baubau, yang merekomendasikan Baubau sebagai Kota Budaya dan Pariwista.
Sebelumnya, salah seorang yang tergabung dalam Tim Peneliti, Dr Ishak Bagea MPd mengatakan, atas rekomendasi dimaksud, Wali Kota bersama SKPD dapat menindaklanjutinya dengan menggelar rapat bersama, melakukan sosialisasi ke masyarakat, untuk membuat Peraturan Wali Kota (Perwali). Perwali
direkomendasikan ke DPRD Kota Baubau, untuk menghasilkan Rancangan Peraturan Daerah / Peraturan Daerah (Raperda/Perda) status Baubau sebagai Kota Budaya dan Pariwisata.
“Tim Peneliti sudah melaksanakan penelitian di Litbang, tinggal Pemda Kota Baubau yang akan tindak lanjuti. Apakah ditindaklanjuti atau tidak Bosku,” ujar Ishak.
Amirul Tamim lantas menjelaskan, bahwa kekuatan utama Kota Baubau yakni perdagangan, sedangkan budaya dan pariwisata harusnya ciri dan tanggung jawab bersama kawasan Kepulauan Buton (Kepton). Karena budayanya, ciri dan khasnya, adalah satu kesatuan utuh kawasan ini.
“Dan obyek pariwisatanya juga demikian. Budaya dan pariwisata tidak harus dalam batas wilayah administrasi toh,” tegasnya.
Mantan anggota DPR RI yang kini menjabat anggota DPD RI ini mengingatkan, perlu kehati-hatian dalam membangun semangat otonomi dalam konteks kewilayahan, apalagi menerjemahkannya dalam Perda. Budaya dan pariwisata menurut Amirul Tamim, harus jadi semangat semua komponen dalam wilayah Kepton, sehingga visi misi para Kepala Daerah dalam wilayah Kepton tidak mengabaikan komponen tersebut.
Lebih lanjut Amirul Tamim menguraikan, RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), masing-masing daerah juga tercermin saling menguatkan. Kota
Baubau fokus mempersiapkan diri sebagai Ibukota Provinsi, dan tidak harus menunggu resminya Provinsi yang diimpikan seluruh masyarakat eks Kerajaan/Kesultanan Buton tersebut.
“Karena sejak dulu hingga saat ini peran dinamika kawasan Kepton sudah dimainkan oleh Baubau. Sehingga, bila tidak disiapkan sesuai kaidah-kaidah selayaknya Ibukota, akan dibayar mahal oleh semua dimasa akan datang,” urainya.
Pembagian kawasan yang jelas dan tegas, dengan merinci kaitan fungsionalnya (erat, sedang, rendah), koneksitas intern dan antar kawasan, serta distribusi kegiatan dengan daerah-daerah sekitarnya.
Diakhir pernyataannya, Amirul Tamim menitip pesan untuk Generasi Milenial agar memperkuat kualitas, fokus pada yang diminati, kritis dalam arti positif. “Karena mereka (Generasi Milenial) adalah pewaris, sekaligus penerus. Tantangannya lebih besar dan luas bagi mereka,” spiritnya. (La MIM / Redaksi)
Camkan! Amirul Tamim Sebut Baubau Bukan Hanya Kota Budaya dan Pariwisata

Komentar