O P I N I
Oleh: La Ode Tazrufin
Dengan hadirnya protes mahasiswa terhadap perpanjangn masa jabatan Presiden, dirangkaikan dengan tuntutan
- Kelangkaan minyak goreng,
- Kenaikan pajak PPN,
- Kelangkaan BBM dan harga melambung tinggi.
- Hutang yang meningkat begitu pesat.
Kita telah mendengar penegasan dari bapak Presiden RI bahwa “dia tidak tertarik dengan wacana perpanjangan masa jabatan”, ok. Kita coba percaya saja. Bagaimana tidak, bisa jadi ketika hal ini tidak disuarakan, hal ini akan berjalan mulus seperti wacana yang telah tersusun rapi, bahwa akan diadakan penundaan dan perpanjangan masa jabatan.
Ada tiga Ketua Parpol yang mengusung penundaan Pemilu 2024:
1.Partai Golkar ( Airlangga Hartarto )
2.PKB (Muhaimin Iskandar )
3.PAN (Zulkifli Hasan)
Dengan inisiatif dari bapak Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Luhut Binsar Panjaitan).
Ini sebatas wacana saja, namun ini kemudian menarik perhatian dari Kemendagri dan Bahlil Lahadalia sebagai Kepala BKPM yang sepakat ketika Pemilu 2024 diundur.
Hal ini sangat menarik untuk dikaji. Artinya tingkatan elit sudah clear diskusi ini.
Dan, kemudian sang Presiden pun menegaskan “bahwa dia tidak tertarik dengan wacana ini, dia tetap mengacu kepada amanat konstitusi”.
Bagi saya “amanat konstitusi” dua kata ini dijadikan sebagai alasan cuci tangan agar tidak terjerumus isu penundaan Pemilu. Seandainya hal ini tidak menjadi polemik ditingkat mahasiswa dan masyarakat. Saya yakin 100% wacana penundaan ini akan GOL.
Sangat wajar ketika kita menduga 3 Parpol diatas berinisiatif untuk melakukan penundaan Pemilu ditahun 2024.
Golkar 85 kursi di parlemen dari 575 kursi. PKB 58 kursi di parlemen, dari 575 kursi. PAN 44 kursi di parlemen, dari 575 kursi. Jadi total suara yang akan berhadapan, 187 kursi vs 388 kursi. Tetap kalah voting.
Tapi ketika satu partai saja yang siap mendukung wacana ini agar quorum, misal partai (X) 187 + 128 = 315 kursi vs 260 kursi. Penundaan Pemilu 2024 GOL 100%.
Terimakasih kepada teman teman mahasiswa, tanpa kalian masyarakat bisa apa.
Kami hadir dan turun ke jalan bukan berarti kami ingin merusak tatanan bangsa ini. Tapi kami hadir sebagai bentuk rasa cinta kami terhadap bangsa dan negara ini.
Kami turun kejalan hanya untuk menunaikan kewajiban kami sebagai mahasiswa, terhadap masa depan adik adik kami kedepan, tidak ada tendensi lain selain menggugurkan kewajiban kami, ketika rakyat mencari mahasiswa ditengah keresahan mereka.
Silahkan kalian berbisnis di negeri ini. Satu yang kami pinta, jangan jadikan masyarakat sebagai tumbal.
Panjang umur perjuangan.
Hidup mahasiswa.
Komentar