Ditengah Pandemi, Unidayan Terus Fokus Siapkan Generasi Handal Berdaya Saing

kasamea.com BAU-BAU

Universitas Dayanu Ikhsanuddin (Unidayan) adalah satu kampus tertua dan ternama di Indonesia Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya di Kepulauan Buton. Hingga kini kampus yang sudah mencetak banyak tokoh bijak, profesional handal ini terus berinovasi, beradaptasi dengan zaman, dalam upaya menciptakan, melahirkan generasi-generasi handal dan berdaya saing.

Diera globalisasi, modernisasi, hingga pandemi inipun, Unidayan tetap fokus mewujudkan komitmen besar. Covid-19 yang mempengaruhi hampir seluruh sendi-sendi kehidupan selama dua triwulan, Unidayan menerapkan sistem perkuliahan, belajar dan bekerja di rumah, hingga 27 Juni 2020, dan menyesuaikan dengan perkembangan, perubahan kebijakan yang ada nantinya.

Hingga adanya kebijakan new normal nanti, Unidayan tetap menerapkan perkuliahan sesuai protokol, termasuk pada aktivitas kantor rektorat lainnya, dengan tetap mewajibkan dijalankannya protokol kesehatan, penggunaan masker, menjaga jarak, juga mencuci tangan.

Dibawah kepemimpinan Rektor Ir H LM Sjamsul Qamar MT IPU, pandemi tak sedikitpun mengurangi fokus Unidayan pada peningkatan kwalitas belajar, bahkan Unidayan terus menjajaki rencana kerjasama dengan aplikator asal Singapura untuk rencana penerapan aplikasi RAKS. Penerapan aplikasi ini dianjurkan oleh Kopertis untuk 16 Perguruan Tinggi di wilayah IX, salahsatunya adalah Unidayan. Di Kota Kendari juga diterapkan di Unsultra dan UM Kendari. Musabab, aplikasi ini lebih dilengkapi fitur sehingga lebih efektif dijalankan dalam menunjang perkuliahan, dengan learning management system.

Dengan aplikasi ini kuliah online sudah terstruktur, terkoneksi dengan baik, sudah ada koneksi dengan perpustakaan, hingga antar mahasiswa, dapat berinteraksi dengan baik.

“Jadi itu yang kita lagi pelajari, kita kembangkan, untuk kemudian seterusnya bisa diterapkan, baik dimasa pandemi, sampai berakhirnya pandemi, karena pembelajaran online itu 50 persen bisa kita laksanakan,” demikian dikatakan Rektor.

Unidayan juga mempersiapkan diri untuk perkuliahan saat diberlakukannya new normal. Mahasiswa dibolehkan masuk mengikuti kuliah di kelas, dengan menjakankan protokol yang ketat.

Rektor mengatakan, mahasiswa pun tidak bisa 100 persen kuliah online, sebab adanya praktikum, adanya konsultasi, juga adanya ujian proposal, dan berbagai aktivitas perkuliahan lainnya. Olehnya itu, Unidayan mengantisipasinya, agar pendidikan tidak terhalang karena pandemi covid-19.

Unidayan juga memudahkan mahasiswa dalam pembayaran SPP. Selama covid-19, Unidayan mengubah proses pembayaran SPP mahasiswa, dengan mengangsur dua kali. Diberlakukan baik untuk mahasiswa baru, maupun mahasiswa lama. Yang sebelumnya, diwajibkan membayar SPP dalam sekali pembayaran saja.

“Kebijakan lainnya seperti kegiatan kegiatan yang bisa kita atasi, kita usahakan agar tidak ada pembayaran. Kuliah lapangan kita tunda sementara, karena memang dampak covid-19 ini kita juga agak kesulitan dalam pendanaan. Ini yang kita hadapi, dengan berkurangnya pembayaran mahasiswa, kita berdampak juga pada pembayaran gaji Dosen, dan karyawan lainnya,” ungkap Rektor.

Tak berhenti karena pandemi, Unidayan terus menjajaki kerjasama dengan beberapa Perusahaan dan Instansi. Ini dilakukan, merespon adanya kebijakan kampus merdeka.

“Untuk penelitian, magang, kita menjajaki kerjasama dengan PT Wijaya Karya, PT Buton Aspalt Indonesia, karena dua perusahaan ini juga pekerjaan tehnis. Itu untuk pekerjaan magang dan praktek,” urainya.

Sjamsul Qamar menjelaskan, perubahan kurikulum dengan adanya kampus merdeka, untuk tiga semester mahasiswa dibebaskan memilih, apakah ikut kuliah seperti biasa, atau mengambil SKS diluar kampus, misalnya pekerjaan, magang, yang SKSnya dihitung tiga semester, kurang lebih 60 SKS.

“Jadi kita kuliah full itu hanya lima semester, tiga semester dibebaskan kepada mahasiswa,” katanya.

Pendidikan saat ini, lanjut Sjamsul Qamar, eranya sudah seperti itu (era merdeka belajar), yang dibutuhkan era saat ini adalah orang yang siap bekerja. Sehingga, kata suami mantan Wakil Wali Kota Baubau Wa Ode Maasra Manarfa ini, mahasiswa harus memiliki latar belakang pengetahuan dan keterampilan untuk bekerja.

Mahasiswa dapat memilih, sehingga, tiga semester dijalani untuk keterampilan. Begitu pula, kata Sjamsul Qamar, bila mahasiswa hendak menekuni sebagai ilmuwan, tentu harus mempersiapkan diri.

“Jadi ilmuwan, peneliti, atau dosen, dia harus fokus di akademiknya. Jadi mahasiswa bebas memilih, itu sistim kurikulum yang sekarang. Nah sekarang kita lagi membangun itu, mencari informasi dan mudah-mudahan, diharapkan semester depan kita sudah berlakukan merdeka belajar. Mahasiswa dibebaskan memilih, apakah dia akan jadi profesional, berarti sikap profesional, mentalitas dan keterampilan yang harus ditingkatkan. Kemudian kalau mau jadi ilmuwan, materi materi apa yang harus dia perkuat untuk menjadi seorang ilmuwan dibidangnya,” jelas Sjamsul Qamar.

Terkini, Unidayan telah membuka pendaftaran mahasiswa baru, baik secara langsung maupun secara online, yang uang pendaftarannya dikurangi dari Rp 250.000, saat ini hanya Rp 150.000. Untuk pendaftaran gelombang I akan diumumkan pada 20 Juni 2020, tanpa test.

“Silahkan mendaftar, bergabung bersama kami, untuk mewujudkan generasi handal, dan berdaya saing, insyaAllah,” pungkas Sjamsul Qamar.

[RED]

Komentar