Dorong Pemkot Solutif Atasi Banjir, Tak Sekedar Pencitraan!

Catatan LM. Irfan Mihzan, Pendiri Kasamea.com

Baubau

Banjir seakan sudah menjadi langganan Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) disetiap musim penghujan. Di Kecamatan Bungi, tiga Kelurahan, Ngkari-ngkari, Liabuku dan Waliabuku, kerap tahun warga harus pasrah saja menerima kenyataan meluap dan menggenangnya air sungai akibat hujan deras, dan berkepanjangan.

Rumah mereka terendam banjir, tak luput sawah, kebun dan area ternak juga sama. Kehilangan, kerusakan harta benda pun tak dapat dihindari. Warga meratap pilu, hati merintih memelas meminta alam menyudahi murka. Sembari mengharap dalam penantian panjang, belum juga ada solusi yang dilahirkan sang Pemimpin selama lebih dari satu dekade.

Tentu kita sangat mengapresiasi Pemerintah Kota, yang selalu sigap hadir melakukan penanganan pasca banjir. Turun langsung memberikan bantuan sembako, serta kebutuhan lainnya untuk warga terdampak.

Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse memiliki rasa kepedulian yang sangat tinggi, benar benar menunjukkan “Pelayanan Tanpa Sekat” itu. Ia turun langsung melihat situasi kondisi pada titik banjir, mendengar, serta merasakan dari dekat keluh kesah, duka masyarakat yang dipimpinnya. Kita pun merasai empati atas apa yang dialami saudara saudari kita disana.

Cerminan rasa kemanusiaan, implementasi nilai nilai kearifan lokal, “Syara Pataanguna” Pomaa-maasiaka.

Langkah antisipatif pun sudah dilakukan Monianse, memerintahkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), leading sector teknis, untuk memaksimalkan membantu warga terdampak. Wabilkhusus penanggulangan, penanganan bencana.

Pembuatan talud di sisi kanan kiri sungai juga telah dilakukan Pemkot. Namun antisipasi ini belum maksimal, sehingga Pemkot melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) harus mengusulkan permohonan bantuan dana untuk itu. Mengingat sangat besarnya biaya yang dibutuhkan untuk anggaran pekerjaan talud tersebut, yang tidak bisa terakomodir seluruhnya dalam APBD Kota Baubau.

Mencermati secara saksama, langkah yang dilakukan Pemkot selama ini belum cukup konkrit mengarah pada pencegahan banjir. Belum bisa menangkal, bahkan dapat dikatakan bukan solusi akhir dalam upaya menyudahi banjir. Sebab aspek lainnya perlu pula dipertimbangkan, seperti kondisi menurun drastisnya daya resapan tanah terhadap air hujan, yang kemudian menyebabkan semakin meningkatnya volume air sungai, meluap, dan berujung pada terjadinya banjir.

Sehingga banjir masih terus menjadi momok yang menghantui setiap lelap tidur warga, menghambat setiap aktivitas keseharian warga, khususnya dalam mencukupi kebutuhan hidup. Terlebih lagi, titik rawan banjir, banyak warga mengandalkan pemenuhan kebutuhan hidup dari bertani, berkebun, juga ternak.

Keberpihakan Pemkot dalam mengatasi banjir secara konkrit dan solutif, yang kita harapkan bersama. Tak bisa hanya diukur dari turun langsung ke titik banjir, dan bantuan pasca bencana, melainkan juga keberpihakan anggaran pelestarian, atau perlindungan lingkungan hidup, kajian terukur terkait deforestasi, serta perlunya penanaman pohon/penghijauan kembali di area hutan yang gundul akibat keserakahan manusia menggerogoti pepohonan hutan.

Bukankah banjir, selain mencederai hajat hidup aman, nyaman dan tenteram warga yang terdampak, serta menimbulkan kerugian materil yang tak sedikit nilainya, juga merusak potensi Kota Baubau sebagai lumbung pangan.
Seperti diketahui, titik banjir merendam, menggenangi ratusan Hektar sawah, serta tanaman kebun, juga peternakan.

Memang tak semudah merealisasikan pengadaan tanah Pemkot, atau mengelola anggaran pelayanan air bersih melalui program MBR, dan pipanisasi lainnya. Bukan pula segampang pengadaan masker pencegahan covid-19, atau tata kelola sewa menyewa kios pasar Wameo, dan tempat pelelangan ikan Wameo.

Tetapi, kalau bukan sekarang, disisa era Kepemimpinan “TAMPIL MANIS”, La Ode Ahmad Monianse sebagai Wali Kota yang menggantikan Almarhum Dr H AS Tamrin MH, kapan lagi banjir akan diatasi dengan langkah konkrit pencegahan. Hingga pada akhirnya ditahun tahun mendatang tidak akan terjadi lagi banjir di daerah kita tercinta ini, warga terdampak dapat menghela nafas lega., dan kita semua pun ikut tersenyum. [La MIM)

Baca juga ⬇️