Haliana Panen Perdana Bawang Merah, Wakatobi Menuju “Merdeka Pangan”

Wakatobi

Bupati Wakatobi H Haliana turun langsung menghadiri panen perdana bawang merah, di area perkebunan tak jauh dari kantor DPRD Wakatobi, di kecamatan Wangi-wangi Selatan, Jumat (7/1/’21). Tak ada sekat, Haliana didampingi Kepala Dinas Pertanian Wakatobi nampak sangat dekat dengan warga petani Desa Wungka.

Bawang merah yang dipanen perdana ini adalah tanaman yang ditanam Oktober 2021 lalu. Ditanam ditiga lokasi berbeda, oleh tiga kelompok tani Desa Komala, Desa Liya dan Desa Wungka. Berkat ketekunan, kesabaran dan keuletan para petani Wakatobi, program ini pun menuai hasil panen.


Haliana dalam pidato sambutannya, mengatakan, demplot ini sengaja disetting ditiga tempat, dengan tiga cara tanam yang berbeda. Ini percobaan yang dilakukan agar dapat terlihat pola tanam yang tumbuh bagus dan berhasil.

“Alhamdulillah disini kita liat sekira satu setengah hektare,” syukur dan semangat Haliana.

Kata Haliana, tahun 2022 pihaknya memprogramkan pengadaan traktor, dan cultivator. Cultivator nantinya akan digunakan oleh kelompok tani. Bukan hanya untuk yang menanam bawang merah, tetapi juga beberapa komoditi lain seperti sorgum, sayuran, dan umbi-umbian.

Haliana juga mengucap syukur, 2022 ini Wakatobi akan digelontorkan bantuan bibit bawang merah. Bersumber dana dari APBN sebanyak 20 Ha, dan dari Pemprov Sultra sebanyak 30 Ha.

Kepala Dinas Pertanian Wakatobi, Tamrin, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi arahan serta dorongan Bupati Haliana selama ini. Menghadirkan gagasan baru, dan sangat serius direalisasikan, kaitan dengan pengembangan potensi pertanian Wakatobi.

Bukan hanya dengan selebaran Calon Tani Calon Lahan ( CTCL) saja, kata Tamrin, sebelumnya hanya populer istilah CTCL saja,”Alhamdulillah saat ini semuanya sudah sesuai jalurnya,” ungkapnya.

Tamrin meyakinkan, keseriusan Bupati Wakatobi saat ini, menghasilkan panen bawang merah, jika diestimasi dalam bentuk kering, maka bisa menghasilkan sekira 7-8 ton.

Teorinya, lanjut Tamrin, demplot dengan luas lahan 2,5 m x 2,5, sebutannya ubinan. Untuk menentukan produksi atau produktivitas per hektare.

“Jadi kalau lahannya betul-betul digarap secara intensif oleh petani kita, itu luar biasa hasilnya,” semangatnya.

Tamrin menyebutkan, upaya ini adalah bagian dari upaya mewujudkan program “Merdeka Pangan”, dengan melakukan perluasan pengembangan bawang merah. Menindaklanjutinya, dalam waktu dekat Dinas Pertanian Wakatobi siap menjalin kerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sultra.

“Kami dan jajaran Dinas akan bergerak ke desa-desa, untuk mewujudkan merdeka pangan. Bukan kerja biasa-biasa lagi, harus ekstra karena capaian hektare itu jelas,” pungkasnya. [Red]

Komentar