Ini Empat Calon Anggota Paskibraka Tingkat Sultra Utusan Baubau

Drs Muhamad Amaludin MSi.

Baubau

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan seleksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara di Kendari, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Baubau menetapkan calon anggota Paskibraka tingkat Sultra utusan Kota Baubau Tahun 2024.

Mereka adalah: Putera 1). Ahmad Amar Ferdiansyah nomor peserta 153671 asal sekolah SMKN 2 Baubau, 2). Mohamad Aklil Hiram Salman nomor peserta 155233 asal sekolah SMAN 1 Baubau, dan Puteri 1). Lidya Ratu Aulia nomor peserta 150982 asal sekolah SMAN 2 Baubau, 2). Mutiara Fadila Sadif nomor peserta 153199 asal sekolah SMKN 1 Baubau.

Keempatnya ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Bakesbangpol Baubau nomor 16 tahun 2024 tentang penetapan calon anggota Paskibraka tingkat Sultra utusan Kota Baubau Tahun 2024 tanggal 30 April 2024. Memperhatikan hasil rekapitulasi nilai seleksi sesuai dengan perengkingan dari aplikasi transparansi Paskibraka Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.

Keempatnya bertugas secara penuh mempersiapkan diri dalam seleksi calon  Paskibraka tingkat Sultra Tahun 2024.

Kepala Bakesbangpol Baubau, Muhamad Amaludin, mengatakan, pihaknya sudah melaksanakan seluruh tahapan seleksi tingkat Kota Baubau, sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Baubau,  susunan timeline mulai 20 Maret – 30 April 2024.

Panitia kata dia, melakukan seleksi administrasi, seleksi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan, seleksi intelijensia umum. Setelah, seleksi kesehatan dan kepribadian, seleksi PBB dan Parade, dan teralhir seleksi Kesamaptaan.

“Setelah pelaksanaan seleksi, maka panitia mengumpulkan nilai, kemudian tim seleksi dibantu seorang admin menginput nilai ke dalam sistem (Aplikasi khusus yang disiapkan BPIP). Tetapi sebelum nilai diinput, adami daftar manualnya, inimi calon-calon kandidat, dan sebenarnya dari tahapan seleksi PBB dan Parade itu kita sudah melihat potensi, mominatiflah, daftar nominatif kita ini ada dua puteri dan dua putera, yang kita perhatikan baik-baik.  Sebenarnya dari empat peserta ini yang mana yang paling terbaik, untuk kita utus ke tingkat provinsi, dengan harapan bisa juga sampai ke tingkat nasional seperti tahun lalu,” urainya.

Amaludin mengungkapkan, tahun sebelumnya Baubau bisa mengutus empat siswa ke tingkat provinsi, diantaranya, dua siswa lolos ke tingkat nasional, dua lagi lolos tingkat provinsi. Sehingga tahun ini pihaknya mengharapkan hal yang sama, bisa diikuti juga oleh peserta seleksi tahun ini, dengan metode yang dilaksanakan seperti tahun 2023.

Amaludin menyebutkan, ternyata dalam pelaksanaan seleksi kali ini menimbulkan ketidakpuasan dari peserta atau orang tua peserta. Yang mendatangi kantor Bakesbangpol Baubau, berusaha untuk mempertanyakan perihal seleksi dimaksud.

“Saya sebagai Kepala Kesbangpol secara teknis tidak paham tata caranya ini, karena yang terlibat adalah timsel (tim seleksi) 10 orang yang sudah di SK-kan. Jadi tahapan tahapan seleksi tadi sudah ada tim seleksinya yang menilai, saya tidak masuk disitu, begitu juga ASN internal Bakesbangpol Baubau,” tegasnya.

Ia mengakui bahwa dirinya tidak memiliki kompetensi atau keahlian untuk menjadi tim seleksi. Kemudian, dirinya tidak masuk dalam tim seleksi karena untuk memastikan menjaga independensi Bakesbangpol.  Timsel terdiri atas unsur TNI (Kodim, Pos AL), Polres Baubau, ditambah Sekretaris seorang Purna Paskibraka Indonesia, dokter umum dari RSUD Baubau, dan seorang Sarjana Psikologi dari BKPSDM Baubau.

“Harapan kita ini bisa diaminkan oleh pihak provinsi, kita liat ah bagus ini empat anak-anak kita ini. Saya coba konfirmasi ke provinsi, apakah bisa kita mengirim empat, artinya ini proses masih berjalan ini, masih ditahap awal-awalnya lah,” harapnya.

Iapun memastikan bahwa tahun ini metode pelaksanaan seleksi lebih disempurnakan lagi, serta harus lebih berhati-hati untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk adanya protes. Sebab jika terjadi, akan ada dua pihak yang dirugikan, pertama yang lanjut seleksi ke tingkat selanjutnya akan merasa tidak diuntungkan. Walaupun kesannya baik, tetapi dengan adanya komplain, sedikit banyak juga akan menimbulkan ketidaknyamanan.

Apalagi bagi yang tidak lanjut ke seleksi tingkat selanjutnya, Amaludin menambahkan, muncullah kekecewaan- kekecewaan jika tidak mendapatkan penjelasan. Inilah yang terjadi, pihaknya dua kali dikunjungi oleh orang tua siswa, dan dalam dua kali kunjungan tersebut, dia belum bisa memberikan penjelasan. Sehingga untuk menjelaskannya, maka Amaludin memanggil tim seleksi, untuk dipertemukan langsung dengan orang tua siswa.

“Dijelaskanlah bagaimana tim seleksi dalam memberikan penilaian, bagaimana hasil penilaian dimasukan dalam sistem, jadi pada akhirnya yang melakukan perengkingan itu sistem. Timsel mengambil angka berdasarkan fakta lapangan, kemudian diinput admin, sambil didampingi langsung oleh timsel,” terangnya.

Sehingga kata dia, keluarlah angka-angka perengkingan tersebut, dan setelah dilihat secara seksama, maka didapatkanlah dua pasang (Dua putera, dua puteri). Sebab untuk Baubau sendiri dimungkinkan untuk tmembawa dua pasang, maka dicarilah nilai tertinggi, dua putera dan dua puteri.

“Itulah yang diceklist, nilai tertinggi pertama dan tertinggi kedua otomatis dia masuk dikirim untuk nasional dan provinsi. Yang rangking tiga dan keempat itu menjadi calon Paskibra kota/kabupaten. Tapi ini belum final, nanti beberapa hari kemudian baru “ting”. Ini sebenarnya,” ungkapnya.

Kata Amaludin, sebenarnya saat ini para peserta seleksi di Baubau dia belum mengetahui lulus atau tidak lulus, karena pihaknya belum bisa mengungkapnya. Dan, begitu didapatkan kandidat ke tingkat provinsi, maka nilai di kota, hasil seleksi tersebut dihapus semua, direset ulang oleh sistem.

“Nol kembali ini, star nol lagi, diadu lagi ditingkat provinsi. Jadi sudah tidak adami nilainya, makanya kalau kita akses angka-angka, sudah tidak kelihatan lagi. Jadi timsel tingkat kota sudah selesai bekerjanya, setelah mendapatkan hasil yang akan dibawa ke tingkat provinsi, maupun nasional,” sambungnya. (Redaksi)

Komentar