Intip Inovasi Sumbuponik Kelompok Tani Labungkari di Buteng

“Bawang yang umumnya ditanam langsung ditanah, kali ini ditanam dengan media botol plastik. Kelompok Tani Labungkari memanfaatkan botol bekas berukuran 1,5 liter”

Kasamea.com

Baubau – Menanam bawang merah dan bawang putih dengan cara sumbuponik, ini yang tengah dilakukan Kelompok Tani Labungkari di Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Ketua Kelompok Tani Labungkari, La Hata mengatakan, kelompoknya menerapkan pola tanam sumbuponik karena kondisi tanah di wilayah mereka yang berbatu. Berawal dari sharing pengetahuan tentang pola bercocok tanam bersama rekan pegiat sumbuponik di kota Baubau.

Sumbuponik mengatasi tiga masalah, yakni penanggulangan sampah plastik, yang dijadikan bahan tepat guna sebagai media tanam. Tanaman bawang dapat ditempatkan diatas bebatuan, dan tanaman menjadi lebih rapi.

“73 hari berproses, untuk melakukan pembuatan media tanah, pembuatan botol sebagai media tanam, dan membuat sumbu pada media botol tersebut” jelasnya.

La Hata menambahkan, kelompok Tani Labungkari beranggotakan 10 orang, dan masing-masing anggota membuat 100 botol. Total berjumlah 1000 botol tanaman bawang.

La Hata mengisahkan, sebelumnya semoat terjadi kesalahan penanaman, bawang yang mereka tanam sampai kedasar botol. Yang seharusnya ditanam dibagian permukaam botol. Alhasil 80% membuahkan hasil baik.

Modal yang dibutuhkan Kelompok Tani Labungkari, 4 botol Rp 1000, dikali 1000 botol. Dan 2 Kg Bibit bawang.

Inovasi sumbuponik mendapat apresiasi dari Sekretaris Petani dan Nelayan se- Indonesia cabang Buteng, Rahman. Ia berharap, yang dilakukan Kelompok Tani Labungkari bisa menjadi salah satu ikon Buteng.

Melihat potensi tersebut, pihaknya juga kata Rahman, siap memfasilitasi secara berkelanjutan. Agar para petani, khususnya petani bawang di negeri 100 Gua bisa meningkatkan produktivitas kedepannya.

Rahman menambahkan, dengan adanya inovasi ini, bisa meningkatkan sumber daya ekonomi masyarakat.

Menurutnya, samgat baik bila sumbuponik dikembangkan di 50 Desa, dengan perkiraan hasil per hektar bisa mencapai 100.000 ribu botol per Desa.

“Tentu dapat meningkatkan penghasilan, pendapatan warga Desa,” pungkasnya.

[RED]

Komentar