Sejumlah peserta Tapak Tilas
Buton
Tapak Tilas Pahlawan Nasional La Karambau, Sultan Buton ke 20 yang bergelar Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi atau Oputa Yi Koo menjadi sebuah ironi. Hakikat sikap Kepahlawanan yang seharusnya tertanam dalam jiwa masyarakat eks Kesultanan Buton, ternodai oleh ketidakbecusan Panitia Penyelenggara Tapak Tilas itu sendiri.
Betapa tidak, sekitar 50 orang peserta Tapak Tilas justru mengalami kesengsaraan, dan akhirnya harus dievakuasi oleh masyarakat setempat, dibantu aparatur pemerintah dan aparat TNI/Polri.
Peserta yang diantaranya para remaja, siswa Sekolah Menengah Atas ini dievakuasi karena terjebak didalam hutan Wasambaa Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), tepatnya dibawah kaki gunung keramat Siontapina, Rabu (26/05/2022) malam.
Parahnya lagi, saat kejadian, panitia kegiatan dibawah kendali sebuah Event Organizer (EO) justru tidak ada di lokasi.
Proses evakuasi dapat dilakukan pada Pukul 21.00 Wita, ditengah kondisi sebagian peserta kelaparan, dan kehausan, karena kehabisan bekal.
Para peserta tampak merasa kesal dan marah karena menganggap panitia penyelenggara tidak bertanggungjawab. Sebab mereka tak satupun yang nampak batang hidungnya kala itu.
Seperti diungkapkan alah seorang peserta Putra, ia menilai panitia tidak becus, atau tidak bekerja secara profesional. Yang diduga meninggalkan lokasi sebelum seluruh peserta kembali pada titik yang telah ditentukan.
“Masalahnya ini sudah setengah sembilan malam, banyak peserta yang belum turun. Buktinya tidak ada satu orangpun mereka (Panitia, red) yang berada ditempat,” kesalnya.
Ia mengatakan, terjebaknya peserta didalam hutan, diakibatkan oleh minimnya kesiapan panitia dalam menyelenggarakan kegiatan. Apa lagi selama kegiatan, peserta tidak diberikan pembekalan terlebih dahulu, khususnya tentang kondisi di lapangan.
“Ini karena minimnya penjemputan terhadap peserta, dan situasinya sudah jam malam. Panitia tidak ada ditempat, dan bagaimana mereka mau tau kalau masi ada peserta yang masih ketinggalan diatas. Kita takutnya para peserta tidak tau medan diatas karena kita tidak ada pembekalan terhadap medan diatas,” ungkapnya.
Proses evakuasi sempat terkendala cuaca.
“Sekarang yang melakukan upaya evakuasi ini lebih condong dari masyarakat dan pemerintah. Kalau panitia sendiri saat ini belum terlihat, dan sekarang mobil Patwal Bupati Buton diarahkan keatas untuk menjemput peserta yang belum turun. Dan masyarakat juga sedang berupaya membantu untuk mencari,” tutupnya.
Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya menambahkan, kegiatan ini tidak diketahui oleh masyarakat setempat, sebagai juru kunci puncak Siontapina.
“Sejak awal kita tidak tau dengan kegiatan ini, namun sudah dekat-dekat kegiatan kita baru tau. Makanya kami juga agak keberatan, apa lagi harus ke puncak tanpa koordinasi dengan masyarakat. Sudah kami dan nenek moyang kami yang jaga tempat diatas. Namun kenapa kali ini ada kegiatan disini kami tidak diberitahu,” katanya.
Kasamea.com masih berupaya mengkonfirmasi pihak panitia penyelenggara, namun belum berhasil dilakukan.
Seperti diketahui, kegiatan Tapak Tilas ini merupakan salah satu dari beberapa kegiatan yang diselenggarakan dalam peringatan HUT Sultra ke- 58. Selaku Ketua Panitia HUT Sultra, yakni Pj Sekretaris Daerah Sultra, yang juga Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra Asrun Lio. [Red]
Baca juga ⬇️
Komentar