Buton Selatan
Warga Pulau Kadatua Kabupaten Buton Selatan meluapkan keluh kesah tentang kondisi energi listrik yang selama kurang lebih seminggu ini hanya menyala enam setengah jam saja (Pukul 17.00 – 23.30). Padahal sebelumnya menyala sampai 15 jam (Pukul 15.00 – 06.00 pagi).
Ratusan warga yang bermukim di dua Desa, Kapoa Barat dan Kapoa Timur yang terkena dampak. Selain kondisi wilayah setempat yang gelap gulita diwaktu dini hari hingga subuh, para penjual es batu, minuman dingin, dan kebutuhan/keperluan lainnya harus menerima kerugian.
Hal ini diungkapkan salah seorang warga/pemuda Kapoa, Azwal, yang menghubungi redaksi Kasamea.com, saat tengah berkumpul bersama warga lainnya, Yamin, Anas, Megi, dan Yuni.
“Petugas PLN disini tidak ada informasi, termasuk pihak pemerintah desa. Belum ada solusi, kasian masyarakat tidak tahu apa penyebabnya,” ungkapnya.
Ia mengatakan, di desanya energi listrik disuplai dari mesin diesel milik PLN yang terpusat di Desa Wamambunga. Yang ironis, di Desa tetangga listrik menyala normal seperti biasa.
Azwal menduga, laporan suplai dan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar, tetap normal, sesuai jadwal 15.00 – 06.00 pagi. “Kami menduga jatah minyak normal, takutnya ada permainan disitu,” duganya.
PLN UP3 Baubau
Adm Umum PLN UP3 Baubau, Ichwan Akbar As’ad mengatakan, kondisi tersebut disebabkan kerusakan mesin, sehingga dilakukan pemadaman bergilir. Dari tujuh mesin yang digunakan, empat mesin tengah dalam upaya perbaikan.
Ia menjelaskan, yang beroperasi saat ini hanya tiga mesin, sehingga tidak mampu untuk mencakup semua. Lama perbaikan tergantung pada kebutuhan alat, karena pihaknya harus mengirim ke Makassar untuk menyesuaikan spare part yang diperbaiki/dibutuhkan. Bila spare part dari Makassar cepat datang, maka pihaknya langsung segera mengeksekusi pengerjaannya.
Kata Ichwan, satu mesin masih on progres pengerjaan, begitu pula mesin lainnya. Estimasi masuknya (Spare part) hari ini, atau besok. Satu mesin lain, setelah alatnya diperbaiki, satu minggu lagi pengerjaannya.
Menurutnya, satu mesin sparepartnya standby sudah pengerjaan, dan mesin lainnya estimasi spare part tiba dalam satu dua hari ini. Sementara mesin lainnya sudah mereka kirim kemarin.
“Estimasi pekerjaannya satu mingguan, insyaAllah,” ucapnya, Rabu 12 Juli 2023, di kantornya. Saat ini kata dia, rekan-rekannya di lapangan masih terus bekerja maksimal.
Menyangkut detail penggunaan BBM yang dibutuhkan, Ichwan masih akan mempertanyakan ke rekan se kantornya. Namun ia memastikan, BBM sudah teratur dan terjadwal semua, sesuai dengan beban pemakaian harian.
Kuota BBM untuk mesin di Kadatua lanjut Ichwan, sudah disiapkan oleh Pertamina, dan terdistribusi sebagaimanamestinya.
“Terkait berapa konsumsi BBM saya masih tanya lagi ke bagian terkait. Yang pasti bahasa kuotanya disesuaikan pemakaian disana, pemakaian normal dalam satu bulan,” jelasnya.
Ia kembali meyakinkan, bahwa untuk masalah pemadaman bergilir ini, murni karena kerusakan mesin. Mengenai suplai bahan bakar, menurutnya sudah sesuai pada proporsi pemakaian masyarakat dalam 24 jam.
Ichwan mengaku belum bisa memberikan keterangan detail tentang adanya dugaan “Permainan” BBM. Pastinya, kuota tetap terpenuhi sesuai pemakaian estimasi dalam pemakaian 24 jam, dalam satu bulannya. (Redaksi)
Komentar