Mantap, Indonesia Timur Bakal Jadi Lumbung Pangan Nasional!

Jakarta

Percepatan pembangunan desa di Kawasan timur Indonesia menjadi salah satu fokus Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDTT). Melalui Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD), desa-desa di bagian timur Indonesia diarahkan agar mampu mencapai ketahanan pangan dan menguatkan sektor ekonomi inklusif.

Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT Taufik Madjid mengungkapkan, Kemendes PDTT bekerja sama dengan International Fund for Agriculture Development (IFAD), melalui Program TEKAD, akan fokus mendorong desa-desa di Kawasan Indonesia Timur sebagai lumbung pangan sehingga mampu mendukung ketahanan pangan nasional.

Taufik Madjid menjelaskan Kawasan timur Indonesia mempunyai potensi sangat besar sebagai lumbung pangan. Wilayah-wilayah di Kawasan Papua, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur sejak lama dikenal dengan kondisi tanah subur yang bisa menghasilkan berbagai produk berkualitas sektor pangan mulai dari sagu, padi, jagung, hingga umbi-umbian.

“Program Tekad sangat relevan bagi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa di Kawasan Indonesia Timur. Ada beberapa hal yang perlu kita kerjakan cepat, dari mulai konsolidasi program, evaluasi untuk percepatan program hingga evaluasi kekurangan untuk kita benahi agar target yang ditetapkan bisa segera tercapai,” ujar Alumnus PMII asal Ternate ini, saat membuka Wrap-up Meeting ISM Program TEKAD, kerja sama antara Kemendes PDTT dengan IFAD, di Jakarta, Kamis (16/6/2022).

Taufik mengatakan, Program TEKAD ini akan menyasar sekitar 412.300 rumah tangga, dan memberi manfaat untuk 1.855.350 orang. Peserta program ini tersebar di 500 desa inti, 1.220 Desa KLASTER di 25 kabupaten, di 5 provinsi wilayah Indonesia Timur.

“Desa-desa INTI pada nantinya harus didesain sedemikian rupa, agar mudah di replikasi oleh desa klaster. Selanjutnya, sebanyak 1.720 Desa yang menjadi sasaran dalam program ini harus bisa menjadi desa percontohan bagi puluhan ribu desa lainnya di Indonesia,” urai Taufik.

Kejelasan sasaran dan target program ini, lanjut Taufik akan ditunjang dengan integrasi data desa berbasis SDGs Desa. Dengan data desa ini diharapkan pelaksanaan Program Tekad bisa tepat sasaran dan tepat manfaat.

“Harapannya kolaborasi yang efektif antara kader kampung program TEKAD dengan pendamping desa, serta dukungan data desa dapat segera mengakselerasi percepatan pembangunan desa-desa di Kawasan Indonesia timur,” kata Taufik.

Senada dengan Taufik, Mr Ivan Cossio, Country Director IFAD untuk Indonesia, mengapresiasi Kerjasama tersebut. Menurut Ivan, IFAD telah cukup lama menjadi salah satu mitra kunci dalam mendukung pembangunan pedesaan yang berkelanjutan di Indonesia. Ia juga memuji terobosan Kemendes PDTT terkait data SDGs Desa.

Menurutnya, informasi yang lengkap dan update dari Data SDGs desa, adalah roadmap yang jelas serta panduan efektif untuk pencapaian tujuan program.

“Ini terobosan yang luar biasa. Ini juga sesuatu yang tidak umum, harusnya Kementerian desa bisa membanggakan data ini. Data ini sangat bermanfaat, bahkan untuk kesuksesan program pemberdayaan di desa,” ujar Ivan.

Sementara itu, Reehana Raza selaku APR Regional Director IFAD juga mengapresiasi Langkah pemutakhiran data yang dilakukan Kemendes PDTT. Menurutnya, akurasi Data SDGs Desa akan sangat bermanfaat dalam memonitoring pelaksanaan program.

“Terima kasih, itu kabar baik kami. Karena data memang sempat menjadi kendala. Jadi nanti kita bisa secara berkala konsolidasikan lagi pemanfaatan data untuk digunakan dalam manajemen pelaksanaan proyek.” ucap Reehana.

Dalam acara itu Taufik Madjid didampingi Dirjen PEID Harlina Sulistyorini, Direktur Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Desa, yang juga Plt Direktur Pengembangan Produk Unggulan Desa, Syahrul; Kepala BPI Ivanovich Agusta dan Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Cece Yusuf.

Dari IFAD dihadiri Ms Reehana Raza, APR Regional Director, Mr Nigel Brett, Former APR Regional Director, Mr Liam Chicca, APR Portfolio, Mr Ivan Cossio, sebagai Country Director IFAD untuk Indonesia. [Red]

Komentar