Baubau
Ramadhan, seluruh umat Islam mendambanya, merindunya, menantinya. Betapa tidak, setelah usai, butuh waktu setahun lagi untuk bisa kembali menemuinya. Dibulan inilah diberikan hikmah bagi setiap muslim untuk meningkatkan kesungguhan dan keimanan, agar diampuni dosanya, dan dijadikan sebagai manusia yang bertaqwa.
Seluruh amal baik yang dilakukan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Sungguh bulan suci, penuh hikmah, dan terutama bagi kaum muslimin dan muslimat, adalah memperbanyak amal dan membentuk kepribadian muslim yang bertaqwa.
Tanpa terkecuali, hikmah nuansa Ramadhan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Baubau (Lapas Baubau). Hak dan kewajiban seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dalam menjalankan rutinitas ibadah, tak sedikitpun terganggu, apalagi terampas.
Pihak Lapas bahkan telah menyusun rapi jadwal rutinitas WBP sebulan penuh, agar momentum Ramadhan tidak tersia-siakan bagi mereka yang tengah menjalani masa binaan, mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, sesuai ketentuan hukum yang telah diatur oleh negara.
Diungkapkan Kalapas Baubau, Herman Mulawarman, selama bulan Ramadhan, WBP melaksanakan giat pengajian, sholawat, tarawih, juga tadarusan. Siang dan malam peribadahan mereka dijamin, diberi keleluasaan.
“Semoga mereka (WBP) bisa menjalani ibadah dibulan puasa ramadhan ini dengan khusuk, penuh penghayatan. Dan terpenting bisa menjadikan sebuah renungan yang panjang dan mendalam, untuk tak henti beribadah, sembah sujud dihadapan Allah Subhanahu Wata’ala,” ungkapnya.
Kata Herman, sebulan Ramadhan, pihaknya bekerjasama dengan kantor Kementerian Agama Kota Baubau, menghadirkan Ustaz penceramah, saat sholat Tarawih, setiap malanya.
Untuk kegiatan pagi sampai siang setiap harinya, lanjut Herman, diisi dengan giat pelatihan dan pembelajaran mengaji dan sholat. Dipandu oleh Ustaz yang telah ditunjuk Kemenag, untuk melakukan pembinaan di Lapas Baubau.
“Setelah sholat dzuhur WBP bergantian untuk belajar ceramah melalui kultum,” terangnya.
Pengamatan serta pantauannya, kata Herman, WBP tampak antusias dalam menjalankan aktivitas religi selama Ramadhan. Semangatnya karena banyak kesempatan untuk mereka beribadah, selama menjalani pidana dalam Lapas, dibandingkan saat mereka masih bebas diluar sana, banyak halangan serta godaan.
Herman menambahkan, selama Ramadhan pula, ada WBP yang khatam Al qur’an. Setiap malam WBP dan petugas Lapas melakukan tadarusan, setelah sholat Tarawih. “Ada juga dari WBP yang mengaji setiap hari, yang bisa khatam Al qur’an,” ujarnya.
Data WBP Lapas Baubau, per Senin, 25 Maret 2024: kapasitas 196 orang, jumlah penghuni dalam Lapas 500 orang (pria 488 orang – wanita 12 orang, diluar Lapas 0 orang.
Tahanan dewasa pria 97 orang – wanita 2 orang. Narapidana dewasa pria 378 orang – wanita 10 orang.
Tahanan anak pria 6 orang, wanita 0 orang.
Narapidana anak pria 7 orang, wanita 0 orang.
Residivis berjumlah 73 orang.
Dari 500 orang penghuni Lapas Baubau, perkara terorisme 0 orang, narkoba 59 orang, korupsi 9 orang, pencucian uang 0 orang, pidana mati 0 orang, pidana SH 0 orang, pidana umum 432 orang, dan WNA 0 orang.
Seluruhnya menjalani hukuman pidana yang variatif di Lapas Baubau, paling lama 20 tahun, dan paling singkat 6 bulan. (Redaksi)