Over Kapasitas, Lapas Baubau Fokus Tingkatkan Produktivitas!

Kalapas Baubau Herman Mulawarman.

Baubau

Over kapasitas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Baubau belum juga mendapat perhatian khusus dari Kementerian Hukum dan HAM RI, pembangunan Lapas baru masih jauh dari angan-angan, meskipun sejak beberapa tahun lalu telah ada lahan seluas 5 Ha yang disiapkan untuk itu. Normalnya daya tampung warga binaan hanya untuk 196 orang, namun saat ini jumlah warga binaan Lapas Baubau sudah mencapai 470 orang, yang terdiri dari narapidana dan tahanan.

Hal ini bukan hanya terjadi di Lapas Baubau, melainkan hampir di seluruh Lapas yang ada di Indonesia, mengalami over kapasitas. Bahkan kwantitas over kapasitasnya jauh lebih besar, sehingga lebih menjadi prioritas pembangunan gedung baru.

Lapas Baubau sendiri adalah bangunan peninggalan Belanda yang direnovasi menjadi bertingkat untuk bisa menampung warga binaan dari Baubau dan beberapa wilayah kabupaten sekitar, yakni Buton, Busel, Butur, Bombana, Wakatobi, Buteng termasuk dari Raha, bila ada mutasi tahanan. Pimpinan Lapas Baubau pun telah mengusulkan pembangunan gedung baru, namun belum kunjung terealisasi.

“Memang pembangunan gedung Lapas sudah beberapa kali diusulkan, bahkan sejak beberapa tahun sebelum saya menjabat sebagai Kalapas. Dan saya sudah usulkan kembali, tapi belum terealisasi,” demikian diungkapkan Kalapas Baubau Herman Mulawarman.

Ia menjelaskan, belum terealisasinya usulan pembangunan gedung Lapas Baubau yang baru, karena masih banyak Lapas lainnya yang lebih over kapasitas, bahkan sudah tidak memenuhi syarat huni, sehingga harus didahulukan pembangunan gedung barunya yang lebih luas. Masa pandemi covid-19, juga menjadi salah satu kendala, sebab anggaran tidak dialokasikan untuk pembangunan atau perluasan Lapas, serta ada pembatasan anggaran.

Menurutnya, Pemerintah bisa memetakan Lapas mana yang bisa dibangun, Lapas mana yang masih bisa digunakan. Dan Lapas Baubau masih cukup baik bila dibandingkan dengan Lapas lain yang lebih over kapasitas.

“Anggaran kita terbatas, yang saya tau ada tiga lapas yang dibangun, dan Lapas Nusakambangan prioritas utama, karena sangat kekurangan bangunan, padahal menampung warga binaan dari seluruh Indonesia. Bukan hanya warga binaan WNI tapi WNA juga banyak disana,” urai Herman.

Fokus Tingkatkan Produktivitas

Lapas over kapasitas rentan terjadinya gangguan keamanan, karena ruang yang kecil menyebabkan gerak terbatas, olahraga, juga aktivitas lain yang serba terbatas. Untuk itu Lapas Baubau melakukan langkah-langkah konkrit guna mengatasinya, dengan kegiatan yang rutin dilakukan, salahsatunya pembinaan keagamaan kerohanian.

“Alhamdulillah kegiatan ini berdampak positif, bisa mendorong warga binaan untuk mengetahui, menyadari. Yang sebelumnya tidak bisa baca Alquran, sekarang sudah mengenal huruf hijaiyah,” ujar Herman, yang menyebutkan bahwa pihaknya juga melaksanakan pelatihan ceramah, pengajian, juga lomba-lomba.

Selanjutnya ada pula pembinaan kemandirian bagi mereka yang memiliki keahlian. Dengan ini Lapas Baubau mencoba serta berupaya menggali dan meningkatkan potensi SDM yang didalamnya ada kegiatan bimbingan kerja. Disini mereka bisa belajar membuat kerajinan tangan, seperti miniatur rumah adat, meja dan kursi perabot rumah, yang hasil penjualannya juga diberikan kepada mereka, termasuk juga menghasilkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

“Jadi apapun hasil kegiatan warga binaan yang menghasilkan nilai produktif itu upahnya ada. Itu kita melatih dia untuk bisa menciptakan sesuatu, dan kalau upah kerjanya dia tabung dan diberikan kepada anak istrinya, kan luar biasa. Dari dalam dia produktif bekerja untuk anak istrinya,” terangnya.

Sebelum diwawancarai, Herman baru kembali dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah. Bersama beberapa warga binaan, Herman rupanya mengambil sampah botol plastik yang akan digunakan untuk bahan baku pembuatan produk kerajinan kursi dan meja minimalis.

Upaya pengembangan produktivitas warga binaan, Lapas Baubau menggandeng OPD terkait. Setiap tahun bekerjasama dengan Dinas Pertanian Baubau menggelar pelatihan holtikultura dan pembuatan pupuk kompos, dan juga bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja Baubau.

Desember 2022 Lapas Baubau menjalin kerjasama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Buton, dan DInas Tenaga Kerja Buton yang siap membantu lima item kegiatan pelatihan. Pada 2023 ini, akan digelar pelatihan perbengkelan, pengelasan, tata boga, menjahit dan pangkas rambut untuk warga binaan perempuan.

“Mereka akan datang untuk melatih warga binaan, setelah kita ajukan proposal pelatihan tersebut. Dan kami berharap seluruh warga binaan setelah bebas bisa melakukan sesuatu yang berarti, bisa membuka usaha rumahan,” pungkas Herman, Kalapas yang memiliki ketertarikan pada seni hand craft. (Red)

Komentar