Pilwali Baubau 2024 _ Figur dan Uang

LM. Irfan Mihzan,
Pendiri – Pemimpin Redaksi Kasamea.com

Pemungutan suara Pilpres dan Pilcaleg 14 Februari 2024, di Kota Baubau, berlangsung lancar, aman dan terkendali. Suasananya kondusif, cukup meriah, meskipun masih jauh dari kata elegan, karena masih saja disemarakkan dengan praktek politik uang (money politik).

Sembari menunggu hasil resmi (real count) dari KPU, berbagai prediksi, spekulasi, serta evaluasi pun masih terus mewarnai jalannya Pemilu.

Pesta demokrasi kali ini nampak sengit peraduan otak, strategi, penanda bergeliatnya para calon, plus tim sukses dalam berkontestasi, meraih simpatik, dukungan, keterpilihan (Suara) wajib pilih.

Kedamaian, ketentraman selama pra, pelaksanaan, hingga pasca Pemilu, menjadi dambaan semua kita, khususnya yang tinggal bermukim dibawah atap langit Negeri Syara Patanguna.

Terkhusus Pemilihan Legislator (Pileg) DPRD Kota Baubau, atas kerja-kerja parpol peserta Pemilu, dengan mengumpulkan formulir C1, beberapa nama sudah mengemuka bakal menduduki kursi empuk di kantor DPRD Kota Baubau. Mereka perwakilan rakyat terpilih di tiga daerah pemilihan, meliputi tujuh kecamatan, 43 Kelurahan.

Siapa yang bakal menduduki unsur pimpinan, anggota DPRD Kota Baubau, sudah dapat diketahui oleh khalayak. Bila tak ada aral melintang, berlanjut pada sengketa Pemilu di Mahkamah Konstitusi. Tetapi bijaknya, bahasa umumnya, tetap tunggu hasil pengumuman KPU Kota Baubau.

Satu hal yang paling mendominasi jalannya Pemilu kali ini, dia bagaikan kentut, tercium baunya, tak nampak lubang keluar anginnya. Tak tersentuh oleh jerat hukum, padahal dia terang-terangan menampakkan dirinya, dari mulut ke mulut, orang per orang, dari satu pintu rumah ke pintu rumah lainnya. Dia adalah Money Politik (Politik Uang).

Politik uang atau lebih populer ditengah masyarakat dengan sebutan “Serangan Fajar”, seolah-olah sudah menjadi hal lumrah atau patut, bukan lagi sebuah bentuk pelanggaran hukum, apalagi menyentuh etika. Memang aneh bin ajaib, tetapi seperti inilah kenyataan yang terjadi didepan mata kita, bukan rahasia umum lagi, permainan uang untuk membeli suara pemilih, berkisar Rp100.000 – Rp500.000 (Untuk Pileg DPRD Kota Baubau).

Pemilik hak suara bahkan bisa lebih dari satu kali mendapatkan uang sogokkan untuk memilih salah satu Caleg. Tak ada uang, jangan harap akan dipilih/dicoblos. Miris.

Aneh bin ajaibnya lagi, tak satupun praktek politik uang yang terjerat hukum. Luar biasa canggihnya modus operandi para pemain politik uang ini, sampai-sampai pihak berwenang tak mampu mengendus, mendeteksi, apalagi mengamankan dan memproses hukum. Dalam hal ini, timbul pertanyaan, pihak berwenang yang tampak dungu, atau para pemain politik uang tersebut yang berilmu karunagan sangat tinggi alias memiliki kesaktian.

Ibarat dalam suatu pertandingan sepakbola, jangankan kartu merah, bahkan kartu kuning pun tak satupun keluar. Kesannya, di dalam lapangan, semua sudah jadi “pemain”, tak ada lagi hakim garis, apalagi wasit, pengatur jalannya pertandingan.

Inilah negeriku, betapa membudaya-nya politik uang, sehingga hampir semua orang menjadi permisif menyikapinya.

Ditengah ramainya seliweran informasi  pemberlakuan politik uang (pemberi dan penerima), yang dipraktekkan mayoritas orang, segelintir minoritas masih ada yang tergolong anti politik uang. Mereka yang masih mencoblos dengan akal sehat dan hati nuraninya. Sesuai penilaian atas diri figur, memilih yang terbaik diantara yang baik, memilih yang baik diantara yang paling buruk. Nilai rekam jejak figur, prestasi, kapabilitas, karakter kepribadian kehidupan keseharian dalam lingkungan sosial kemasyarakatan. Figur yang jujur, amanah, bertanggungjawab, ahli dan cerdas, mencintai dan dicintai rakyat.

Rasa-rasanya, politik uang dan nilai figur atau bila dibalik, nilai figur dan politik uang, masih akan menjadi tren yang sangat kuat mempengaruhi potensi kemenangan dalam Pilwali Baubau mendatang. Keduanya saling melengkapi untuk meraup suara terbanyak, selain tentu saja strategi dalam berkompetisi memperebutkan suara rakyat.

Siapa pilihan anda yang memenuhi  keduanya, kefiguran dan politik uang ?. (La MIM)




Komentar