PO 5 DALAM CATATAN PINGGIR

Oleh: ALIMUDIN

Bismillahirrahmanirrahim, dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, segala puji hanya kepada Allah Tuhan sekalian Alam.

Salawat dan salam kepada Rasulullah Sayidina Muhammad SAW beserta keluarga dan sekalian sahabatnya.

Mengutip Muyyyyqadimah Sarana Wolio bahwa “Ketahuilah engkau bahwa permulaan istiadat di tanah Wolio ini empat Jumlahnya ; Pertama tama, Pomae maeka, Popia piara, Poma masiyaka, Poangka angkataka yang semuanya menjadi satu kata yaitu bhinci bhinci ki kuli yang dalam penafsirannya mengandung makna saling menjaga perasaan dalam tata kehidupan kemasyarakatan.

Dari hasil penelaahan secara pribadi, PO5 dimaknai dalam beberapa catatan kecil yang
juga bisa dikatakan sebagai catatan pinggir untuk memberikan pemahaman pada kondisi kekinian guna menjadi landasan alur pemikiran dalam memasyarakatkan konsep PO5 tersebut sebagaimana yang telah gagas oleh DR H AS TAMRIN MH.

I. POMAE MAEKA yang dalam keseharian juga di kenal dengan sebutan POMAE MAEAKA yakni Saling menjaga Martabat dan Harga diri. Rasulullah SAW bersabda bahwa jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta, Dan janganlah kalian saling mendiamkan, jangan suka mencari cari kesalahan, saling dengki, saling membelakangi serta ysaling membenci. Dan jadilah kalian hamba hamba Allah yang saling bersaudara, (H.R, Bukhari).

Dari Hadist tersebut diatas bila dilihat dari kaca mata saling menjaga martabat dan yyharga diri kemanusiaan dalam tatanan hubungan ykemasyarakatan maka didapatkan dua rumusan sebagai garis besar yaitu :

Pertama ; Bahwa sesama Muslim adalah bersaudara, maka hendaknya saling menjaga martabat dan harga diri sesama saudara yang satu dan yang lainnya sebagai prinsip dasar untuk menjaga kehormatan diri dan kehormatan orang lain dalam interaksi sosial kemasyarakatan baik dan sehat dalam lingkup yang lebih besar maupun pada lingkup keluarga kecil.

Kedua ; Hubungan persaudaraan berlandaskan Ukhuwah Islamiyah harus tetap terjaga dalam bingkai aqidah karena Islam melarang umatnya untuk saling membenci, dengki, memusuhi, mencari cari kesalahan untuk mempermalukan atau membuka aib sesama dimana hal tersebut dimaksudkan agar persaudaraan tetap yterjaga dan terjalin dengan baik dalam tata kehidupan sosial kemasyarakatan.

II. POPIYA PIYARA adalah saling menjaga hubungan sosial dan Silaturahmi. Imam Jafar as shidiq berkata bahwa takutlah kepada Allah dan jadilah kalian saudara yang saling memelihara, saling mencintai karena Allah, saling yybersilaturahmi, saling menyayangi, saling mengunjungi, saling bertemu, dan saling mengingatkan kemudian hidupkanlah dan peliharalah.

Demikian pula Nabi Muhammad SAW berpesan bahwa barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi ( HR Bukhari, Muslim ).

Adapun hal hal yang harus diperhatikan dalam saling memelihara antar sesama atau bersilaturahmi adalah :

Pertama, saling mengunjungi dan berkomunikasi, ini dilakukan kepada tetangga orang yang dikenal maupun yang belum dikenal. Melalui kunjungan dan komunikasi akan terjadi hubungan timbal balik yang terawat dimana akan melahirkan suasana kehangatan baik yang sudah saling mengenal maupun yang akan menciptakan
silaturahmi baru berupa sapaan kepada orang yang belum dikenal.

Kedua, Saling memberikan yang terbaik kepada sesama sebagai manisfestasi dari ypesan bahwa tidaklah beriman seseorang hingga ia mencintai saudaranya memberikan sesuatu yang dimilikinya kepada orang lain dengan ikhlas.

Ketiga, memaafkan atau saling memaafkan akan suatu perbuatan yang tidak yymenyenangkan diantara sesama baik yang disengaja maupun tidak sehingga silaturahmi tetap terpelihara dengan baik dan berkelanjutan.

III. POMA MASIAKA, artinya saling mengasihi dan menyayangi -Arrahman dan arrahim dimana nilai nilai cinta menjadi landasan utama dalam
kehidupan sehingga Allah berfirman bahw sesungguhnya Allah mencintai orang orang yang berbuat kebajikan ( Al imran 138 ) dimana dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa hubungan antara sesama manusia harus dibangun berdasarkan
cinta dan kasih sayang.

Kasih sayang menduduki tempat penting karena akan melahirkan kebersamaan dan kenyataan sebagai mana Rasulullah pernah bersabda bahwa ketika seseorang mencintai saudaranya maka hendaknya ia menunjukkan kecintaan itu padanya
karena dengan demikian ikatan dan persahabatan akan lebih baiknya dengannya.

Pada dasarnya sifat kasih sayang adalah fitrah yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepada semua mahluk yang bernyawa, Naluri kasih sayang akan selalu ada pada manusia karena dengan demikian maka manusia akan selalu merasa bersaudara
dengan tidak membeda bedakan apa yang baik untuk dirinya dan orang lain.

IV. POANGKA ANGKATAKA adalah saling menghormati atau bertoleransi. Salah satu kecenderungan atau kebiasaan orang yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah ingin selalu berbuat baik kepada orang lain baik yang memiliki hyyubungan kekerabatan atau pun yang tidak dikenal sama sekali, karena orang
beriman selalu ingin berbuat baik karena itu merupakan salah satu cara dalam mensyukuri nikmat yang Allah SWT berikan.

Toleransi berarti menghormati diri orang lain beserta hak azasinya sebagai mahluk sosial dan mahluk Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga rasa toleransi dalam rangka menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan budaya, menolak kezoliman berupa perlakuan yang tidak adil, akan tercapai kebersamaan dan sikap bersama yyang timbal balik.

Toleransi adalah kekuatan pemersatu yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya berupa kekuatan spiritual dimana perbedaan tersebut menjadi potensi dasar untuk bergerak bersama sebagai konfigurasi untuk mencapai tujuan bersama pula atau perbedaan sebagai keberagaman yang mempersatukan, bersatu tidak bercampur dan berpisah tidak berantara.

V. POBHINCI BHINCI KI KULI dari Kata dasar BHINCI BHINCI KI KULI adalah saling 6menjaga perasaan dan merawat kebersamaan. Menjaga perasaan sesama dalam rangka merawat kebersamaan harus diikuti dengan tindakan, bukannya hanya ucapan semata atau kata yang mampu dipahami oleh sesama, karena tingkah laku juga berperan dalam proses memahami masing masing individu. Menjaga ucapan sebagai perwujudan dari kata hati yang paling dalam dan akan melahirkan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku harus berbanding lurus sebagai bukti pernyataan syahadat atau pengakuan sebagai
mahluk Tuhan Yang Maha Kuasa. Menjaga Ucapan memang penting tetapi menjaga hati dan tingkah laku juga tidak kalah pentingnya.

Ucapan yang menyinggung sesama dengan tindakan yang juga mengganggu perasaan keduanya akan berpengaruh terhadap hubungan yang telah ada sehingga dapat menciptakan kedamaian diantara kedua belah pihak secara
harmonis.

Dari uraian singkat diatas yang memberikan gambaran akan makna empat filosofis utama dalam kehidupan sosial masyarakat Buton yang dalam prakteknya terakumulasi dalam bentuk saling menjaga perasaan untuk memperkuat dan
merawat kebersamaan antara individu dan antara warga masyarakat yakni Pobhinci bhinci ki kuli yang secara harfiah ditafsirkan bahwa cubit diri sendiri sebelum mencubit orang lain dimana terkandung maksud bahwa jangan menyakiti orang lain jika suatu perbuatan dirasa menyakitkan bagi diri sendiri sehingga dengan demikian suatu tindakan, perbuatan atau perilaku menjadi prasarat dalam merawat kebersamaan.

Dalam catatan pinggir ini secara pribadi dapat ditarik konklusi kecil bahwa empat filosofi dasar kehidupan masyarakat Buton yang di kembangkan dalam tataran imlementasi oleh Bapak DR H AS TAMRIN MH pada dasarnya adalah satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat di urai secara terpisah dalam pembahasannya atau dalam memahaminya serta dalam mengimplementasikannya.

Dari catatan ini tergambarlah secara nyata
bahwa Sara pataanguna yang disebut bhinci bhinci ki kuli merupakan kesatuan yang utuh dari suatu perenungan dan penggalian kebatinan akan suatu proses kehidupan manusia yang tidak bisa terpisahkan POROMU YINDA SAANGU, POGAA YINDA KYOOLOTA.

Wasalam walahu alam bisaba. 24 Zulhijah 1441 H.

Komentar