Ketua Umum Forum Ikatan Persaudaraan Penyandang Disabilitas (FORIPDIS) Kota Baubau, La Ode Fridi SH.
Baubau
Salah satu video youtube yang dibagikan dibeberapa media sosial, diduga menggunakan nama personal seorang warga Kota Baubau yang berkebutuhan khusus (Difabel) yang sangat dikenal dengan panggilan “La Teke”.
Dalam podcast tersebut tampak tiga orang tengah berdiskusi menyangkut Pilkada, Calon Wali Kota Baubau. Ada Tony Atmajaya selaku host, pembicara mantan Sekretaris Daerah Kota Baubau Dr Roni Muhtar MPd, dan seorang lainnya.
Di salahsatu media sosial, podcast yang diberi judul “La Teke pun Bisa Jadi Walikota Baubau” mendapat tanggapan beragam.
Ketua Umum Forum Ikatan Persaudaraan Penyandang Disabilitas (FORIPDIS) Kota Baubau, La Ode Fridi SH, pun angkat bicara.
Fridi mengatakan, dirinya mengapresiasi beberapa penggalan dalam video, namun sekaligus menyayangkan judul, juga kata-kata yang dilontarkan seorang pembicara dalam video tersebut. Menurutnya, semestinya judul video tersebut “Siapa pun yang Memenuhi Syarat, Berhak Menjadi Wali Kota Baubau”.
Fridi berpandangan, membandingkan calon Pemimpin Daerah (sekelas calon Wali Kota) dengan seorang Penyandang Disabilitas seperti “La Teke”, yang tidak berpendidikan dan hidup dari uluran tangan keluarganya/orang lain, adalah kurang tepat dan terkesan merendahkan kelompok Disabilitas/Difabel itu sendiri.
Walaupun kata dia, fakta sejarah menunjukkan bahwa sebagian orang dari Penyandang Disabilitas itu adalah orang-orang hebat di bidangnya, termasuk dalam hal kepemimpinan.
Contoh di Indonesia ada Gus Dur (Disabilitas Tuna Netra/buta) tapi mampu menjadi Presiden Republik Indonesia, di Iran ada Sayyid Ali Khamanei (Tuna Daksa/ lumpuh tangan kanannya), tapi mampu menjadi Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran, bahkan pernah dinobatkan sebagai orang ke-3 Pemimpin paling berpengaruh di dunia. Lanjut, di Palestina ada Syekh Ahmad Yassin (lumpuh dan mata buta sebelah) tapi mampu menjadi Pemimpin Spiritual HAMAS dan memimpin perang diatas kursi rodanya, hingga beliau tewas terkena bom tentara Israil.
“Dan masih banyak lagi Difabel lain yang sukses dibidangnya masing-masing,” urainya, Selasa (14/5/24).
Fridi lantas membeberkan, jumlah data Pemilih Disabilitas Kota Baubau pada Pemilu 2024 lebih seribu (1000) orang berdasarkan data hasil coklit (Pencocokan dan Penelitian) KPU Kota Baubau tahun 2023 lalu.
Mantan Komisioner KPU Baubau ini justru lebih tertarik bila ada forum diskusi Calon Wali Kota Baubau yang mengangkat isu-isu Disabilitas dan kelompok marjinal lainnya. Agar mereka mendapat perhatian khusus, terutama mendapatkan aksesibilitas dan prioritas pelayanan khusus dari Pemerintah Daerah. Sebagaimana amanat Undang-Undang nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
Bila perlu, lanjut Fridi, kedepan Pemkot Baubau dapat mendorong lahirnya Perda khusus terkait Penyandang Disabilitas, sebagaimana Surat Edaran Mendagri Tito Karnavian pada tahun 2023 lalu. Sehingga Baubau bisa mendapat penghargaan/pengakuan sebagai Kota Ramah Disabilitas di Indonesia Timur.
Pada pokoknya, ada perintah Mendagri kepada Para Kepala Daerah (Gubernur, Bupati dan Walikota) untuk membuat Perda khusus terkait Penyandang Disabilitas di daerah kekuasaannya masing-masing (seluruh Indonesia). Di Indonesia baru beberapa Kepala Daerah yang melaksanakan perintah itu.
“Saya tahu dan paham betul bahwa abangku Toni Atmajaya (Host dalam Podcast Youtube) adalah seniorku yang sangat baik, tentu tidak bermaksud melecehkan kaum disabilitas Kota Baubau. Tapi sekali lagi judul seperti ini untuk ‘koja-koja’ (Bincang-bincang) di Podcast, menurut penilaian kelompok Disabilitas kurang tepat untuk didiskusikan. Apalagi menyandingkan La Teke (Difabel) dengan calon pemimpin daerah sekelas Roni Muhtar atau dengan siapa pun. Kami kurang tertarik judulnya,” tegasnya.
“Sekali lagi, saya mohon maaf abangku, tidak ada maksud lain kecuali hanya sebatas memberi masukan untuk perbaikan Kota Baubau kedepan lewat diskusi di grup. Terima kasih atas perhatiannya,” pungkas Fridi, bijak dengan penuh kerendahan hati.
Di dunia kampus dimasanya, dalam Organisasi Kemahasiswaan, Fridi pernah menjabat Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sulawesi Tenggara (DPD IMM Sultra) periode 2012-2014.
(Redaksi)
Komentar