“Sakit Kronis” PDAM Baubau Membaik

Baubau

Kondisi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Semerbak Kota Baubau (PDAM Baubau) memang sedang tidak baik-baik saja, bahkan diibaratkan penyakit, sudah kronis. Untuk itulah Walikota Baubau La Ode Ahmad Monianse menempatkan Pelaksana tugas (Plt) Direktur Mursiddin, menggantikan Direktur Jemmy Hersandi, yang dicopot 5 Mei 2023.

Mursiddin sebelumnya menjabat Sekretaris Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Baubau. Efektif berkantor 8 Mei 2023, perlahan Mursiddin, yang saat ini menjabat Inspektur Pembantu I Inspektorat Daerah Kota Baubau, mulai melakukan pembenahan internal PDAM Baubau.

Ia melakukan evaluasi, mencermati secara detail kondisi, melalui rapat koordinasi setiap unit kerja struktur PDAM Baubau. Alhasil, ia menemukan banyak hal yang harus segera dibenahi, utamanya tata kelola keuangan dan pelayanan.

“Setelah saya lihat laporan-laporan yang ada, terkait laporan keuangan, gaji karyawan tertinggal 5 bulan (Belum terbayar). Lalu ada beberapa kewajiban kantor ini yang tidak ditunaikan, hingga akhirnya berutang,” bebernya.

Mursiddin merinci hutang PDAM Baubau, diantaranya pada BPJS, Dapenma, pajak air di permukaan, termasuk iuran organisasi persatuan perusahaan air minum seluruh Indonesia. Bila ditotal keseluruhan hutang tersebut cukup besar, karena sudah menunggak selama berbulan-bulan, bahkan menahun.

Disisi pelayanan kata Mursiddin, utamanya di Zona I (Betoambari dan sekitarnya), sumber air dari pipa/mesin Baadia, dengan empat mesin pompa untuk mengisi persediaan air dari kali Balanga ke bak penampung (IPA). Dari IPA air kemudian diproses, sehingga menjadi bersih dan layak untuk disalurkan ke masyarakat.

“Dari empat pompa, tinggal satu pompa yang berfungsi, sehingga pelayanan kami sangat terganggu, dan banyak mendapat komplain masyarakat. Yang tadinya itu dilayani sekali seminggu, menjadi sekali dua minggu. Konsumen menunggu sampai dua minggu baru mengalir lagi airnya, dan itupun tidak maksimal, karena volume air kan kecil, tinggal satu mesin,” urainya.

Demikian dijelaskan Mursiddin, terkait hal prioritas yang ia lakukan. Namun yang lebih dulu ia benahi adalah tata kelola keuangan, sesuai kompetensi, pengetahuan, pengalamannya.

“Alhamdulillah setelah lima hari saya berada disini, saya sudah bisa membayar gaji karyawan. Kalau ditanya uang dari mana, yah dari uang pembayaran iuran konsumen. Karena memang ketentuannya seperti itu, gaji pegawai diperoleh sumbernya dari iuran hasil usaha perusahaan ini,” urainya lagi. (Redaksi)

Komentar