La Ode Mustari saat mengantri di RSUD Baubau.
Baubau
Bakal calon walikota La Ode Mustari tengah merampungkan memenuhi persyaratan pendaftaran calon kepala daerah kota Baubau. Agendanya, ia bersama duetnya H Zahari, akan mendaftarkan diri di KPU Baubau, Selasa 27 Agustus 2024.
Terpantau, Rabu 21 Agustus, Mustari berada di RSUD Baubau melakukan pemeriksaan kesehatan, guna kelengkapan syarat administrasi kesehatan. Pemeriksaan menyeluruh, kesehatan jasmani, bebas narkoba, dan kejiwaan.
La Ode Mustari-H Zahari berakronim MATAHARI. Disebut-sebut sebagai salahsatu paslon yang berpotensi menang, Mustari pun tak luput dari isu negatif yang mengiringinya sebagai kontestan Pilkada. Antara lain isu sakit dan jati sampolawa, yang ditanggapinya secara bijak.
Isu Sakit
Mustari mengatakan, kehadirannya di RSUD Baubau guna pemeriksaan kesehatan dan memenuhi syarat administrasi kesehatan dapat menepis isu bahwa dirinya sakit.
Sampai saat ini ia terlihat segar bugar, bahkan dengan mobilitas yang cukup tinggi, Mustari tetap dalam kondisi vit.
“Kehadiran saya disini untuk menepis isu itu ya, bahwa sampai sekarang, bahkan sebelum kedatangan saya di Baubau, diisukan masih berobat terus di Jakarta. Saya sakit sesudah menjabat Pj Bupati Buton, saya sempat opname (Sakit lambung), dan Alhamdulillah setelah pemeriksaan terakhir, saya dinyatakan sehat,” jelasnya.
Mustari sekaligus mengklarifikasi bahwa keberadaannya di Jakarta bukan untuk berobat, melainkan dalam rangka mengurus partai pengusung. Iapun menyebut isu yang diarahkan kepada dirinya sebagai sebuah dinamika yang biasa dalam perhelatan politik.
“Alhamdulillah seperti teman-teman wartawan liat kan, InsyaAllah sudah siap secara kesehatan sudah siap mental, spiritual, jasmani. Sudah siap,” yakinnya.
Isu Jati Sampolawa
Mustari juga merespon santai isu jati sampolawa, sebab baginya semua sudah berlalu, dan tidak ada masalah lagi, kaitan dirinya sebagai mantan Pj Bupati Buton Selatan.
Isu jati sampolawa dianggapnya biasa, dihembuskan pihak-pihak tertentu, seperti juga isu-isu negatif lainnya, yang berkaitan dengan kandidat Bacakada-Cakada.
“Saya kira dengan isu itu kan kita bisa menganalisa, kalau memang saya bersalah sudah lama masuk penjara. Biasa-biasa saja kan sudah ada tersangkanya juga saat itu. InsyaAllah, kan ada aparat penegak hukum yang bisa menilai, menjelaskan,” jelasnya.
Mustari mengatakan, semua pihak bisa menilai, masyarakat juga menilai kasus yang bergulir sejak 2018 lalu.
“Menurutnya, itu itu saja isu terus yang diangkat. Memang tidak ada judul lain, memang tidak ada urusan-urusan lain?,” ucapnya menimpali.
Diserang isu negatif Mustari memastikan pihaknya tidak terganggu apalagi terpengaruh sampai membalas melakukan hal yang sama. Meskipun bisa saja pihaknya melakukan hal yang sama, memainkan isu negatif kandidat lain.
“Kalau saya menghantam orang kan bisa saja, tentang isu-isu negatif. Tapi saya tekankan, tanya saja teman-teman saya, siapapun yang bergabung sama MATAHARI, tidak boleh menyerang orang, kita tampil secara santun,” ungkapnya.
Mustari menekankan agar jangan menjelek-jelekkan orang lain, karena itu bukan karakter orang Baubau. Menjunjung tinggi, terpatri dalam jiwa Sara Pataanguna, sebagai dasar pijakan bermasyarakat dan bernegara.
“Pomamasiaka, Popiapiara, Pomamaeka dan Poangka-Angkataka, apakah itu hanya sebagai simbol?. Itu harus diapresiasi, kemudian diaplikasikan dalam kehidupan keseharian kita,” ucapnya.
Mustari bertekad mempertahankan tatanan nilai Sara Patanguna selalu menjadi pegangan, menjadi pedoman bagi orang Baubau-Buton.
“Itu yang hilang, makanya obsesi saya di Baubau ini sudah itu sebenarnya. Bukan mengembalikan tatanan pemerintahan masa lalu pada kondisi saat ini. Tidak akan seperti itu, tapi bagaimana ini tatanan nilai ini selalu menjadi pegangan, menjadi pedoman bagi orang Baubau-Buton,” tegasnya.
Saat ditanya, apakah isu negatif yang diarahkan kepadanya indikator dirinya kuat dan berpotensi menang sebagai walikota Baubau?.
Mustari menjawabnya dengan kerendahan hati. Baginya semua kandidat kuat dan memiliki peluang yang sama untuk memenangkan kontestasi. Semua dijamin undang-undang untuk mencalonkan diri.
“Tidak bisa kita menafikan, masing-masing kita ini menjemput takdir yang sudah tercatat di Lauhul Mahfudz. Siapa orangnya kita belum tau, kalau kita sudah tau orangnya ngapain kita kerja seperti ini. Hanya karena kita belum tau ini, makanya masing-masing kandidat mudah-mudahan 5 pasang, masing-masing kita menjemput takdir,” pungkasnya. (Redaksi)
Baca juga:
Komentar