Muhammad Radi SPd MMPd
Baubau
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Baubau (SMANSa Baubau) telah siap menerima siswa baru. Sekolah idola di negeri Syara Patanguna ini senantiasa unggul, dan mengedepankan prestasi akademis maupun non akademis.
Kepala SMANSa Baubau Muhammad Radi SPd MMPd mengatakan, kuota tahun 2023, ada 432 siswa yang akan diterima mengisi kursi/meja belajar yang tersedia di 12 kelas, di sekolah yang dipimpinnya.
“Pokoknya kami sudah siaplah,” semangatnya.
Sekolah yang berdiri 1957, dan dinegerikan 1959 ini, tahun ini menerima siswa dengan empat jalur, sebagai berikut:
Jalur zona, ada 14 kelurahan, dengan persyaratan Kartu Keluarga (KK), Surat Keterangan Lulus (SKL), dan Akte kelahiran.
Jalur prestasi, terbagi dua, yakni akademik dan non akademik. Melalui jalur ini, seluruh sekolah yang ada di Indonesia bisa mendaftar, tak hanya sekolah di Kota Baubau.
Syarat untuk akademik, nilai rapor semester 1 sampai semester 6, dengan kuota seleksi 20 persen. Non akademik yang dilihat adalah prestasi lomba, misal dibidang olahraga, maupun seni, olimpiade sains, dan semacamnya. Kuota 10 persen.
Jalur afirmasi, diperuntukkan bagi siswa yang kurang mampu, memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP). Syaratnya siswa memasukkan SKL, KIP, dan KK.
Jalur pindah orang tua, adalah para pejabat atau pegawai yang dulunya tinggal diluar Kota Baubau, kemudian karena tugasnya dimutasi ke Kota Baubau. Anak mereka wajib diterima, dan kuotanya 5 persen.
Radi menjelaskan, aplikasi yang digunakan dalam penerimaan siswa baru, adalah aplikasi yang terpusat di kantor Dinas Dikbud Sultra, di Kendari.
“Jadi kalau ada yang tidak memenuhi syarat, walaupun kita sudah terima disini, mereka bisa kasi keluar dari sana (Dinas Dikbud Sultra, red),” katanya.
Dua tahun memimpin sekolah terfavorit di Kota Baubau, Radi berharap, siswa yang masuk di SMANSa Baubau tahun ini didominasi jalur prestasi. Karena menurutnya, semakin banyak siswa yang masuk melalui jalur prestasi, maka dapat dikatakan sekolah juga semakin bagus.
“Walaupun demikian, misal mayoritas masuk lewat jalur zonasi juga tidak masalah. Karena guru-guru sudah siap, dan seluruhnya profesional, 90 persen adalah guru penerima sertifikasi,” urainya.
Radi menjelaskan, aplikasi pendidikan setiap tahunnya adalah hal yang berulang, akan tetapi, sejatinya harus selalu dibarengi dengan semakin meningkatnya prestasi akademik, maupun non akademik. Sehingga tahun ini pihaknya fokus pada aspek akademik, dalam arti mendorong prestasi olimpiade sains.
Namun demikian, lanjut mantan Kasek SMAN 2 Baubau ini, yang bukan olimpiade tetap pula menjadi perhatiannya. Seperti tahun ini, ada siswa SMANSa Baubau yang lolos Gita Bahana Nusantara, dan akan bernyanyi di Istana Merdeka.
“Mudah-mudahan tahun depan ada lagi, karena ini yang hampir kita tidak pernah dengar ada dari Kota Baubau yang lolos. Ini baru pertama kali lolos. Itu juga yang saya siapkan,” harapnya.
Radi menambahkan, kemudian yang paling prioritas juga adalah kegiatan ekskul siswa. Antara lain pelatihan jurnalistik, diklatsar marching band, dan diklatsar rohis. Kegiatan-kegiatan siswa yang diutamakan, setelah aspek akademik. (Redaksi)
Komentar