Yulia Widiarti ST MSi
Baubau
Tahun 2023 Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Baubau menargetkan peningkatan tiga program unggulan, yakni budidaya, pengelolaan, dan pemasaran perikanan. Merealisasikannya, awal tahun ini, OPD yang dipimpin Kepala Dinas Yulia Widiarti, kini mulai melakukan langkah-langkah sistematis dan terukur.
Melalui koordinasi dengan bidang-bidang serta seluruh jajarannya, Yulia telah memetakan berbagai potensi serta mengidentifikasi segala faktor pendukung, juga kendalanya. Target tersebut pun telah tertuang dalam rencana kerja DKP Baubau, sehingga secara teknis tinggal realisasi kinerja.
Wawancara singkat, Yulia kali ini banyak mengulas tentang budidaya udang vaname, yang sudah dirintis sejak akhir 2022. Ia berharap program ini berhasil, dan berkesinambungan untuk terus dikembangkan ditahun-tahun mendatang.
Mantan Kepala BPKAD Baubau ini menjelaskan, luas keseluruhan willayah Baubau sekitar 290 KM, dengan luasan pantai hanya sekitar 40 KM. Sehingga untuk konsumsi masyarakat akan sulit terpenuhi bila hanya berharap dari perikanan tangkap, tanpa mengesampingkan nelayan yang ada, yang memang hanya menggantungkan hidup dari melaut.
Lanjut mantan Plt Kepala DPKPP Baubau ini menyebutkan, target RPJMD 2018-2023 telah selesai, DPA juga telah selesai, tinggal menunggu hasil diakhir 2023, apakah RPJMD lima tahunan TAMPIL MANIS tercapai atau tidak. Kedepannya, direncana pembangunan yang transisi dari 2023 ke 2026, DKP mendorong sektor budidaya, pengelolaan, dan pemasaran perikanan.
Yulia menilai, Baubau cocok untuk pengembangan budidaya udang vaname. Meskipun bukan ditepi pantai, namun masih memungkinkan untuk mengebor air pada kedalaman tertentu, sehingga bisa mendapatkan air payau.
Saat ini kata dia, sudah ada demplot pilot project budidaya udang vaname, dengan diameter 15 dan diameter 5, semacam karamba untuk udang.”Ya tiga empat bulan mudah-mudahan berhasil, dan insyaAllah kedepan untuk kota Baubau budidaya vaname ini berpotensi untuk kita kembangkan,” harapnya.
Yulia mengatakan, bila pilot project tersebut berhasil, maka pihaknya akan secepatnya menyosialisasikan ke masyarakat sebagai salah satu peralihan untuk matapencarian yang bisa dikembangkan. Budidaya udang vaname juga tidak sesulit yang dibayangkan, dan diawal, DKP Baubau akan menyiapkan teknisi untuk pendampingan.
Lebih lanjut Yulia menjelaskan, budidaya udang vaname salah satu alternatif untuk masyarakat dalam peningkatan atau pengembangan mata pencarian mereka. Termasuk pula budidaya nila ataupun budidaya ikan air tawar lainnya.
Budidaya udang vaname merupakan tindak lanjut dari kunjungan konsultasi DKP Baubau ke Balai Perikanan di Karawang, melihat bagaimana pengembangannya secara tradisional ataupun secara modern, berikut seperti apa penanganannya, mulai dari kondisi air, hingga pakan.
Yulia menambahkan, saat ini DKP Baubau tengah menyiapkan pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) guna lebih memaksimalkan pengembangan budidaya udang vaname serta budidaya ikan air tawar lainnya. Seperti diketahui, untuk konsumsi masyarakat Baubau hanya mengandalkan perikanan tangkap yang didarangkan dari Buton Selatan, Buton, dan Buton Tengah.
Selain uraian diatas, tahun ini DKP Baubau juga fokus mendorong percepatan pemanfaatan kembali fasilitas Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Wameo, yang selama dua tahun belakangan ini non fungsi. Hal ini akan dikoordinasikan dengan DKP Sultra, sebab ada pelabuhan rakyat juga disana.
Menurut Yulia, tidak jadi soal siapapun yang berhak mengelola TPI Wameo. Yang terpenting fasilitas tersebut dapat secepatnya kembali dimanfaatkan untuk pelayanan masyarakat.
“Saya sudah sampaikan ke teman-teman, mudah-mudahan TPI Wameo bisa berfungsi lagi. Kita identifikasi kerusakan ataupun peralatan-peralatan yang ada sekarang, sarana prasarananya,” ujar Yulia, yang menyebutkan berfungsinya TPI sangat membantu ketersediaan ikan konsumsi masyarakat. (Red)
Komentar