Terobosan AKBP Erwin Pratomo SIK di “Negeri Syara Patanguna”

Baubau

Sekitar tujuh bulan memimpin sebagai Kapolres Baubau, AKBP Erwin Pratomo SIK telah banyak melakukan terobosan, mulai dari penanganan/ penuntasan berbagai perkara tindak kriminal, narkoba, perlindungan perempuan dan anak, pengusutan dugaan tipidkor, menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, hingga program inovatif, yang berhasil menjadikan Polres Baubau lebih dekat, dicintai masyarakat.

Polres Baubau memiliki wilayah hukum meliputi Kota Baubau, Kabupaten Buton Tengah, dan Buton Selatan, sebagai eks wilayah Kesultanan Buton, dengan pemilik karya agung falsafah “Negeri Syara Patanguna”.

Menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal Kebutonan, sejak pertama menginjakkan kaki di Baubau, Erwin langsung berziarah di Makam Raja/Sultran Buton, dalam Benteng Keraton Kesultanan Buton. Sampai saat ini Ia tetap meminta untuk didoakan para Tetua Buton, agar wilayah hukum yang diamanahkan kepadanya, selalu dalam lindungan Sang Pencipta, senantiasa terjaga keamanan dan ketertibannya, masyarakatnya hidup damai, dan sejahtera. Merendah meneguhkan hati, agar dalam menjalankan tugas Ia bersama seluruh jajarannya, amanah dan tetap menanamkan profesionalisme, serta integritas dalam jiwa.

Taman Baca

Erwin memiliki niat serta motivasi merubah mindset, menjadikan Polres Baubau sebagai kantor yang juga berfungsi sosial (Sosiologis Kemasyarakatan).

Ia pun mendorong terbentuknya Taman Baca. Diawali dengan Taman Baca Presisi di kantor Polsek Mawasangka Timur, dan Taman Baca Ceria di kantor Polsek Lakudo. Program ini direncanakan untuk diikuti oleh Polsek lainnya.

Taman Baca yang diinisiasi tersebut, telah diresmikan oleh Ketua Bhayangkari Cabang Baubau, Tari Erwin Pratomo. Menjadi ruang edukasi sekaligus berkreasi anak, dilengkapi berbagai judul buku ber ISBN (International Standard Book Number).

Diwajibkan kepada Kapolsek yang telah membuka Taman Baca, dan kemudian akan dilanjutkan oleh Kapolsek lainnya, agar menyiapkan buku-buku Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan, dan tak lupa Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa.

Erwin menekankan Kapolsek untuk menyortir, agar tidak kecolongan masuknya buku-buku yang mengarah pada fundamentalis, atau buku radikalis, fanatisme, dan sebagainya.

“Anak-anak wajib mengetahui sejarah perjuangan, peran masing-masing seluruh pahlawan Republik Indonesia. Wajib ada buku toleransi, anti intoleransi, dan buku hubungan antar suku bangsa. Ini untuk mencegah bibit SARA kedepannya,” kata Erwin.

Khusus di Taman Baca Presisi, sebagai sarana edukasi dan berkreasi, pengembangan minat dan bakat anak, diisi dengan kegiatan bercocoktanam. Sesuai dengan basic kelimuan Kapolsek Mawasangka Timur yang seorang Sarjana Pertanian.

Kata Erwin, anak usia sekolah bisa datang ke Polsek, selain mengetahui, memahami pengetahuan pokok yang disebutkannya, juga dapat mengetahui cara bercocoktanam melalui beberapa sistem dan metode tradisional, serta metode sesuai dengan dinamika saat ini.

“Kembali ke buku minat dan bakat tadi, kita mengarahkan supaya anak-anak memiliki tujuan. Karena misteri dalam kehidupan yang terbesar adalah sebuah tujuan. Sehingga anak-anak kedepan punya tujuan mau jadi apa,” ujarnya.

Erwin memastikan betul, bahwa Taman Baca menjadi sarana edukasi dan kreasi anak. Untuk itu setiap harinya ditugaskan personil Polsek yang piket untuk mendampingi. Selain buku bacaan, pihaknya juga akan menyiapkan sarana internet.

“Sehingga apa yang dibaca, apa yang dimengerti dan dipahami anak-anak, wajib hukumnya dimonitor oleh anggota. Sehingga bisa dipantau, diketahui apa yang mereka baca, mereka simak, atau mereka download nantinya, hal-hal yang tidak sesuai, atau hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Erwin.

Erwin menegaskan bahwa setiap anggota Polri memiliki kewajiban moral, salahsatunya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui generasi penerus. Melalui program yang saat ini dijalankan, niat dan motivasi Erwin sudah ada sejak memimpin Polres Konawe Selatan, yakni menjadikan kantor Polisi berfungsi sosial.

“Saya diamanahkan oleh bapak Kapolri untuk menjadi Kapolres di suatu wilayah, kehadiran saya harus bisa bermanfaat untuk masyarakat. Dan harapan saya, apa yang bisa saya lakukan, bisa menjadi berkat untuk sesama. Karena jabatan Kapolres itu tidak abadi, mumpung kita sedang diamanahkan, berbuatlah yang baik,” bijaknya.

“Karena dalam setiap penanganan perkara apapun, diupayakan, selama itu bukan perkara-perkara atau hal-hal yang menonjol, atau menjadi atensi pimpinan, bukan perkara pidana berat, saya harapkan untuk kita juga bisa memandang dari sisi sosiologisnya,” tutur Erwin, Selasa (2/8/22).

Polres Buton Tengah

Dalam kesempatan yang sama, Erwin juga menyampaikan bahwa Polres Buton Tengah rencananya akan resmi terbentuk pada akhir tahun 2022, atau awal tahun 2023 mendatang.

Setelah diakomodir oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), tahapannya kini tengah digodok Mabes Polri. Bagian Perencanaan SERENA Polri yang nantinya akan memutuskan.

“Mudah-mudahan kalau tidak ada halangan diakhir tahun 2022, atau awal tahun 2023 sudah terealisasi. Secara struktural organisasi pendirian Polres Buton Tengah kita menggunakan kantor eks Kecamatan yang ada di Gu, sebagai Polres persiapan,” jelasnya.

Pembentukan Polsek, dan Pemisahan Wilayah Hukum

Di Kota Baubau sendiri, Erwin tengah mempersiapkan pembentukan kantor Polsek Betoambari dan kantor Polsek Batupoaro. Selain itu pihaknya juga tengah mengkaji untuk memisahkan atau mengembalikan Polsek Kadatua dan Polsek Batuatas yang ada di wilayah administrasi Kabupaten Buton Selatan, ke wilayah hukum Polres Buton.

“Untuk saat ini sedang kita garap, selanjutnya kita bikin permohonan dari tim Pokja melalui pengkajian. Setelah kita teliti, kita baca lagi, kita kaji, kemudian kita akan bersurat secara resmi untuk pengembalian wilayah hukum Polsek Kadatua dan Polsek Batuatas kembali ke wilayah hukum Polres Buton,” pungkasnya. [Red]

Baca juga ⬇️

Komentar