Jakarta
Jusuf Kalla (akrab disapa Pak JK), siapa tak kenal Tokoh Bangsa ini. Kiprahnya dalam kancah politik, pemerintahan juga ekonomi/bisnis banyak mempengaruhi perjalanan Republik Indonesia selama beberapa dekade.
Ia adalah Wakil Presiden RI ke- 10 dan ke- 12.
Baru-baru ini kehadirannya menyejukkan suasana, dalam Seminar Kebangsaan yang merupakan rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem, yang digelar pada 15-17 Juni 2022.
JK bicara tentang “Romantis Politik”.
Dapat dibayangkan “Romantis” seperti dalam cerita roman (percintaan); bersifat mesra; mengasyikkan. Politik yang dimaksudnya, adalah tahun Politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
“Banyak yang katakan tahun ini politik akan panas. Saya katakan tidak, ini yang romantis. Jadi kalau kita bisa bayangin tahun ini romantis, 2023 pemantapan, 2024 pemilihan,” kata JK di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (16/6). Dikutib dari kumparanNEWS/kumparan.com.
Menurut JK, tahun Politik menjadi Romantis karena setiap pihak saat ini tengah mencari pasangan yang pas untuk maju di 2024.
“Karena sama kayak orang pacaran, semua cari pasangan yang cocok, memenuhi syarat, cari pasangan. Begitulah suasana politik. Kadang keras, romantis, ujungnya yang terbaik terpilih. Memang tidak mudah jadi tahun romantis karena banyak hal jadi faktor. Pasangan, partai, elektabilitas. Ini jadi satu,” ujarnya.
Selain itu, parliamentary threshold yang tinggi juga menjadi faktor. Menurut JK, parliamentary threshold sering kali menjadi batu sandungan partai-partai karena mereka ingin mengusung kader, namun tidak bisa karena terhalang syarat persentase untuk mengajukan calon.
“Partai yang menengah atas itu, ya, memenuhi syarat. Tapi kalau elektabilitas tinggi tapi tidak ada partai? Jadi bagaimana gabungan dua ini? Jadi yang ambil peranan bukan partai besar, tapi partai menengah,” pungkas Politisi senior, mantan Ketua Umum Partai Golkar 2004-2009 ini. (Sumber: kumparanNEWS/kumparan.com)
[Red]
Komentar