Waw… Ratusan Direksi Perusahaan Tambang Bertemu di Kendari

Kendari

Kementerian ESDM Ditjen Minerba menggelar pertemuan direksi perusahaan pertambangan Provinsi Sulawesi Tenggara. Dihadiri ratusan orang, pertemuan sehubungan dengan pembinaan dalam rangka upaya peningkatan kinerja pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik, khususnya kinerja keselamatan pertambangan pada perusahaan pertambangan di Sultra.

Hadir selaku pembicara, Sub Koordinator Keselamatan Pertambangan Batu Bara Inspektur Tambang Ahli Muda Kementerian ESDM Ditjen Minerba, Rifki Aristantio, dan Koordinator Inspektur Tambang Sultra, Kindi.

Rifki Aristantio mengungkapkan, pertemuan direksi perusahaan pertambangan se Sultra ini bertujuan untuk mengingatkan kembali, bahwa direksi juga memiliki peran dalam mengelola keselamatan pertambangan. Tidak hanya Kepala Teknik Tambang (KTT) saja.

Peran direksi terkait dengan kebijakan, program, dan bagaimana dia memupuk sebuah organisasi yang kuat, supaya bekerja dengan baik. Kemudian mempunyai perangkat sarana prasarana yang baik, layak, instalasi peralatan yang layak, APD lengkap. Sehingga itu semua diberikan, untuk bisa mengelola pertambangan secara selamat, sehat, dan sejahtera.

“Peserta antusias, dan kita optimis, melalui deklarasi komitmen bersama, seluruh perusahaan direksi bertandatangan. Dengan semangat yang sama dalam menjalankan komitmennya, untuk sama-sama mengelola kaidah pertambangan yang baik, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,” ujarnya, usai pertemuan.

Kata Rifki Aristantio, diskusi juga berkembang, para direksi perusahaan pertambangan memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya untuk bisa diwadahi dalam forum ini. Supaya sama-sama saling mengingatkan bahwa kita semua ini, seluruh direksi pertambangan bekerja untuk Sultra.

Pantauan pihaknya pada pelaksanaan usaha pertambangan di Bumi Anoa, menurut Rifki Aristantio, hasil evaluasi lebih pada konsistensi perusahaan pertambangan dalam menerapkan peraturan perundang-undangan secara berkesinambungan. Pengelolaan pertambangan tidak boleh ada putusnya, namun suatu hal yang menusiawi juga terkadang ada beberapa perusahaan pertambangan yang tidak konsisten.

“Maka disini ada fungsi pengawas profesional yang ditempatkan di tambang. Untuk mengingatkan terus menerus, bahwa teman teman ayo kita semua bekerja secara aman dan selamat, secara konsisten setiap hari. Jadi tidak boleh ada yang putus,” jelasnya.

“Saya kira masalah konsistensi inilah yang akhirnya jadi problem, ketika ada yang tidak dilaksanakan. Maka bisa jadi muncul kasus kasus pelanggaran, dan sebagainya,” urainya.

Ia berharap, direksi bersama perusahaan pertambangan di Sultra dapat menjalankan kaidah teknik pertambangan yang baik pada tiap-tiap perusahaannya. Sebab ketika itu dilaksanakan, yakinlah akan memberikan manfaat, bukan hanya pada perusahaan tersebut, akan tetapi untuk seluruh masyarakat di Sultra, juga kepada negara.

Ketika melakukan operasionalnya produktif, lanjut Rifki Aristantio, ketika melakukan pekerjaan secara aman dan selamat, maka pemerintah akan mendapatkan sosial persepsi yang baik. Pemerintah juga mendapatkan pajak dari pelaksanaan yang efektif pula.

“Karena kalau tidak efektif, ada kecelakaan misalnya, maka pendapatan akan turun, marjin keuntungannya akan turun, sehingga membayar pajaknya juga kecil. Tapi kalau marjin keuntungannya makin besar, karena tidak terjadi kecelakaan dan lain sebagainya, maka pemerintah akan mendapatkan keuntungan dari pajak, dari marjin yang sangat besar tadi,” terangnya.

Ditempat yang sama, Kindi menuturkan, pertemuan ini dilaksanakan secara live dengan pihak Kementerian ESDM di Jakarta.

Ia menjelaskan bahwa kaidah teknik pertambangan yang baik sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020, untuk Inspektur Tambang ada lima aspek, salahsatunya adalah keselamatan pertambangan. Pihaknya menyampaikan kepada para direksi perusahaan pertambanganan, mendorong penguatan, komitmen untuk menyediakan dukungan kepada KTT, penyediaan sarana prasarana untuk keselamatan pertambangan yang lebih baik.

“Tentunya goal yang utama itu kita maunya zero accident, zero fatality,” tegasnya.

Kata Kindi, pihaknya mengundang semua, 220 perusahaan pertambangan. Meskipun terbilang mendadak, namun pihaknya sangat mengapresiasi antusiasme direksi perusahaan pertambangan di Sultra dalam merespon pertemuan ini.

Perusahaan yang hadir tak hanya yang berkantor di wilayah Sultra, namun dari Jakarta ada juga yang menyempatkan diri untuk hadir, seperti Sulawesi Cahaya Mineral, Aneka Tambang, group group besar seperti Tiran yang memang PMDN, kemudian MNLP, dan ada juga Indra Bakti. Dari semua Kabupaten yang memiliki potensi tambang, juga terwakili.

“Dari Buton juga banyak, perwakilan dari Wawonii juga ada, dan dari Konawe Utara. Pada prinsipnya kita mendorong, bahwa direktur mendukung pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik, yang dilapangan dilaksanakan oleh KTT dan jajarannya. Dan sekali lagi, lebih baik kita menegur direksi sekarang, dan direksi lebih baik menegur KTT, dari pada kita mendengar berita ‘ada yang dikubur’,” ujarnya.

Kindi mengingatkan kembali, dari pada ada fatality, lebih baik pihaknya menegur perusahaan pertambangan dari sekarang. Saat ini menegur direktur, direktur menegur KTT, mengingatkan pimpinan puncak, dan pimpinan puncak mengingatkan pimpinan di lapangan.

“Ini loh hasil evaluasi kami dalam dua tahun terakhir ini. Ingat itu jalan holing jadi prioritas, ingat itu longsoran, ingat itu kegiatan eksplorasi remote area, potensinya seperti apa,” ucapnya.

Para peserta tampak sangat antusias mengikuti giat yang dilaksanakan di aula Garuda kantor Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Sultra di Kendari, Kamis (2/3/23).

(Redaksi)



Komentar