Dekatnya Jokowi dengan Ratusan Aktivis Perempuan! Potensi Perempuan Perkuat Bangsa

Jakarta

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo didampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise berdialog dengan perempuan arus bawah di Istana Negara, Jakarta (06/03). Dialog dihadiri 16 tokoh perempuan Inspirator, bersama ratusan tokoh, aktivis perempuan dari berbagai daerah di Indonesia.

Presiden Joko Widodo mengaku bangga, dan sangat mengapresiasi kerja-kerja sosial yang memperhatikan perempuan. Perjuangan dan pemaparan dari ibu-ibu aktivis yang banyak berkaitan dengan ekonomi, hukum, kesehatan, pendidikan, KDRT, serta isu sosial kemasyarakatan lainnya.

“Saya pikir itu adalah prestasi yang masih diharapkan dari perempuan-perempuan Indonesia. Saya merasakan, betapa perjuangan ibu dalam mendidik dan menopang ekonomi keluarga sangat berarti. Saat ini, pemerintah punya banyak program ekonomi mikro bagi perempuan, yang diharapkan dapat menopang kehidupan keluarga, dan meningkatkan peran ekonomi perempuan,” jelas Presiden RI ketujuh ini.

Presiden yang dikenal dengan kesederhanaan, dan kerap blusukan ini mengatakan, dalam rutinitas berkunjung langsung ke daerah-daerah, Ia menemukan masih banyak pekerjaan ‘besar’ yang harus diselesaikan, terutama dalam hal pemberdayaan perempuan.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, harus dibantu, terutama oleh aktivis-aktivis yang dekat dengan masyarakat,” kata Presiden yang akrab disapa pak Jokowi ini.

Sebelumnya, Menteri Yohana mengawali dialog dengan menyemangati, mendorong aktivis, dan organisasi masyarakat, untuk terus memperjuangkan hak para perempuan Indonesia.

“Suatu negara belum dikatakan maju kalau perempuan didalamnya belum berada di garis aman. Perjuangan perempuan dalam mewujdukan kesetaraan gender masih panjang, terutama dalam mencapai target SDGs. Perempuan dan laki-laki sudah harus berjalan bersama, setara. Kita bangkit menggunakan potensi kita. Kita harus membangkitkan semangat dan potensi perempuan untuk membangun bersama memperkuat bangsa,” ujar Menteri Yohana.

Mengangkat tema ‘Bersama Memperkuat Bangsa’, pertemuan yang dirancang bersama oleh Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Internasional, Kantor Staf Presiden dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2019 nanti.

Beberapa tokoh perempuan yang berkesempatan dialog dengan Presiden Joko Widodo, menceritakan pergerakan mereka berasal dari keresahan dan kepedulian terhadap kondisi kaum perempuan disekitarnya.

Saraiyah, Ketua Sekolah Perempuan Lombok Utara misalnya, berbagi kisahnya dalam mendampingi kasus KDRT yang terjadi pasca gempa Lombok. Ia menginisiasi dibuatnya peraturan tertulis tentang perlindungan perempuan dan anak di pengungsian, guna mencegah kekerasan kembali terjadi.

“Kepada Bapak Presiden kami minta terus mengupayakan hak dan perlindungan para perempuan. Kami juga berharap peraturan yang tidak tumpang tindih. Misalnya antara UU Perkawinan dan UU Perlindungan Anak yang bersinggungan antara batas usia menikah dan usia anak. Kami terkendala dalam menekan perkawinan usia anak. Secara, anak masih belum siap diri dan ekonominya,” terang Saraiyah.

Usai berdialog dan mendengarkan cerita beberapa aktivis perempuan, Presiden Joko Widodo mendorong seluruh perempuan dan aktivis peduli perempuan, untuk terus bekerja bersama pemerintah membangun potensi perempuan.
~ Vonizz report ~