Baubau
Hujan yang turun sesaat, membasahi kemarau di tanah Butuni, menyejukkan pelataran kantor Walikota Baubau, tempat terselenggaranya upacara peringatan Hari Jadi Baubau ke-484 dan Hari Ulang Tahun ke-24 Kota Baubau sebagai Daerah Otonom, Jumat, 17 Oktober 2025.
Hujan adalah manifestasi siklus kehidupan, hujan turun dari langit menyuburkan bumi, menumbuhkan tanaman, dan memberi kehidupan bagi semua makhluk.
Hujan yang hadir menyapa, menambah hikmat jalannya seremoni yang dipimpin Gubernur Sultra Andi Sumangerukka (ASR) sebagai inspektur upacara.
Semakin meneguhkan semangat ratusan peserta upacara, yang terdiri dari aparatur pemerintah, TNI/Polri, mahasiswa, pramuka, juga siswa SD, SMP, SMA.
Meskipun awalnya, saat hujan turun, banyak diantara peserta hendak bergeser dari posisinya berdiri. Namun mereka pun urung, setelah melihat siswa sekolah dasar dan sekolah menengah tak seorangpun beranjak. Bahkan, anak-anak itu menyambut gemercik air yang membasahi wajah serta tubuh mereka dengan sukaria. Betapa anak-anak itu menikmati suasananya.
Dari panggung upacara Gubernur menyebutnya hujan berkah yang turun dipagihari Jumat. Hari yang memiliki kedudukan sangat istimewa dan dimuliakan, penghulu segala hari.
Gubernur sangat mengapresiasi keteguhan seluruh peserta upacara yang tak sedikitpun bergeming dari hujan. Mereka justru membersamainya, sebagai wujud penghargaan dan penghayatan yang tinggi pada nilai Hari Jadi Baubau dan HUT Kota Baubau kali ini.
Gubernur lugas menyampaikan pujian atas sikap semua peserta upacara yang tetap berada di lapangan upacara, berlanjut dengan pemberian uang Rp50 juta, yang kemudian ditambahkan oleh istri Gubernur, selaku Ketua TP PKK Sultra, Arinta Anila Apsari, sebesar Rp50 juta.
Total Rp100 juta diperuntukkan bagi para peserta upacara.
Gubernur dalam amanatnya menegaskan komitmen pelayanan dan pembangunan daerah. Ia bertekad untuk terus memberikan yang terbaik bagi pengabdian di bumi anoa, termasuk meningkatkan kesejahteraan di negeri Sara Patanguna, Baubau tercinta.
Gubernur menyebut bahwa momentum sakral ini bukan sekadar seremoni, melainkan ruang refleksi terhadap capaian pembangunan dan tata kelola pemerintahan, serta penguatan komitmen kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat.
Usai upacara, berlanjut dengan ritual Pakandeana Anaana Maelu atau memberi makan anak-anak yatim. Satu item kegiatan baru dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Baubau dan HUT Kota Baubau, yang diinisiasi Walikota Baubau, Yusran Fahim.
Idenya terinspirasi dari tradisi 10 Muharram yang setiap tahunnya diperingati masyarakat Kota Baubau, dengan memberi makan anak yatim.
Tradisi Pakandeana Anaana Maelu diangkat menjadi konsep utama peringatan Hari Jadi Baubau dan HUT Kota Baubau tahun ini. Menjadikan momen perayaan lebih bermanfaat dan menyentuh sisi kemanusiaan.
Gubernur Andi Sumangerukka memuji inisiatif Walikota Baubau memperingati Hari Jadi Baubau dan HUT Kota Baubau dengan mengangkat nilai-nilai kebudayaan Buton.
Baginya, Baubau yang mencapai usia 484 tahun, mencerminkan kedewasaan sejarah, budaya, dan identitas lokal. Kota Baubau 24 tahun sebagai Daerah Otonom merupakan ruang refleksi dan evaluasi terhadap capaian pembangunan, serta tata kelola pemerintahan yang telah berlangsung selama ini.
Momentum berharga ini diharapkan mejadi titik tolak dalam mewujudkan Kota Baubau sebagai Daerah Otonom Berkemajuan, yang menerapkan prinsip-prinsip good governance: Transparansi: masyarakat dapat mengakses informasi publik dengan mudah, Akuntabilitas: pemerintah daerah bertanggung jawab atas kebijakan dan penggunaan anggaran, Partisipasi: masyarakat dilibatkan dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan, Efisiensi dan efektivitas: pelayanan publik cepat, tepat, dan hemat biaya, serta Penegakan hukum: aturan daerah dijalankan secara adil tanpa diskriminasi. Sesuai Pasal 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Kemudian, perlahan namun pasti, Kota Baubau tidak terlalu bergantung pada dana pusat (DAU/Dana Transfer) lagi, karena mampu mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), mampu mengembangkan sektor unggulan lokal (pertanian, pariwisata, industri kreatif, UMKM).
Mampu menarik investasi yang ramah lingkungan dan berpihak pada masyarakat, serta tangguh dalam menekan angka kemiskinan dan pengangguran.
Kota Baubau Berkemajuan dengan fiskal yang mandiri, inklusif secara sosial, maju ekonominya, transparan pemerintahannya, serta memiliki lingkungan yang berkelanjutan.
(Redaksi)
Komentar