Mufri si Penjual Kue, Anak Desa Bajo Indah, Masuk Sekolah Rakyat Bercita-cita Menjadi Tentara

Muhammad Mufri Fadhil Zulkarnain.


Konawe

Ungkapan rasa syukur serta kebahagiaan terpancar dari wajah polos Muhammad Mufri Fadhil Zulkarnain, saat sampai di Sekolah Rakyat Terintegrasi 70 Kendari, Sulawesi Tenggara. Setelah menempuh waktu perjalanan sekitar 30 menit jarak dari rumah tempat ia tinggal ke gedung sekolah terobosan Presiden Prabowo Subianto dalam upaya memutus mata rantai kemiskinan tersebut.

Mufri seorang anak berumur 15 tahun, asal Desa Bajo Indah, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Setelah pihak keluarga dihubungi aparatur Dinas Sosial Sultra bernama Rahim, Mufri diantar oleh Ibunya bersama beberapa orang keluarga, dengan menumpang mobil sewa, Senin (29/9/25). Mufri mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dirangkaikan dengan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di sekolah barunya.

Mufri sangat gembira berada di megahnya gedung serta berbagai fasilitas yang ada. Tak terkecuali kasur empuk yang akan dipakainya untuk tidur nanti. Namun yang lebih terpatri dalam diri Mufri adalah, di sekolah ini ia menapaki anak tangga yang lebih tinggi untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang Tentara.

Bibi Mufri, Inna Marlina Basir, mengatakan, doa dan harapan Mufri bersama ibunya terkabulkan, Mufri dapat melanjutkan jenjang pendidikan sekolah menengah atas tanpa memikirkan biaya lagi.

Sepeninggal sang ayah, Almarhum Zulkarnain, yang saat masih hidup bekerja sebagai nelayan dan ojek, Ibu Mufri, Ratnawati, mencukupi biaya hidupnya dan Mufri dengan berjualan kue dibantu Mufri.

Ayah Mufri berpulang ketika Mufri masih berumur 6 tahun.

“Mufri anak tunggal. Sekarang dia bisa sekolah dengan nyaman, bisa tidur di kasur empuk, tidak terbebani biaya. Utamanya perlengkapan sekolah dan biaya transportasi. Apalagi Mufri seorang yatim, ayahnya meninggal dunia dan ibunya juga kurang sehat,” kata Inna.

Inna mengisahkan, masuknya Mufri bersekolah di Sekolah Rakyat Terintegrasi 70 Kendari, bermula dari seorang pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Soropia Konawe, Sahrul.

Sahrul datang menemui Ibu Mufri, menyampaikan bahwa Mufri akan didaftarkan di Sekolah Rakyat. “Alhamdulillah kemudian berproseslah semuanya, sampai saat ini Mufri berada disini (Sekolah Rakyat Terintegasi 70 Kendari),” ungkapnya.

Orang tua/keluarga juga diperkenankan untuk melihat semua fasilitas yang disediakan Sekolah Rakyat.

“Alhamdulillah kasian, semuanya mantap, kasurnya empuk, kamar mandinya bersih, ada ruang makan, makanannya bagus. Pokoknya saya bersyukur sekali ponakanku bisa sekolah di sekolah rakyat,” ungkapnya lagi.

Untuk diketahui, Sekolah Rakyat Terintegrasi 70 Kendari tingkat SD – SMA, saat ini mendidik 100 siswa, 50 siswa sekolah dasar dan 50  siswa SMA.

Lokasi sekolahnya sementara masih menggunakan fasilitas Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Kendari Sultra (Balai Latihan Kerja Kendari).

(Redaksi)

Komentar