Busel Krisis Figur, Muhamad Djudul Putera Daerah Mumpuni

Drs Muhamad Djudul MSi

Buton Selatan

Kabupaten Buton Selatan baru berumur delapan tahun, sejak dinyatakan resmi terbentuk sebagai daerah otonomi baru, berdasarkan UU 16/2016 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Selatan di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Tiga kali dipimpin Pj Bupati yang berbeda, daerah yang masih sangat kental adat budaya-nya ini, baru sekali menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Bupati-Wakil Bupati).

Terbilang masih seumur anak jagung eksistensinya, riwayat Busel cukup ironis, bahkan terbilang tragis, sebab Bupati-nya, dari hasil Pilkada perdana, tersandung kasus korupsi.

Kemudian, Wakil Bupati pengganti sang Bupati ‘eks napi koruptor’, menjadi Bupati defenitif (Sekarang sudah berakhir masa jabatan), saat ini juga tengah menjalani proses hukum peradilan dugaan rasuah (Untuk itu tentu kita harus mengedepankan azas praduga tak bersalah, dan berdoa semoga yang terbaik untuk Busel tercinta).

Jelang Pilkada November 2024, Busel terpantau krisis figur calon kepala daerah (Cakada) yang mumpuni. Bila ditinjau dari kriteria kepemimpinan, bukankah sudah seyogianya seorang Cakada harus memiliki kapabilitas, kapasitas, kompetensi, akseptabilitas, selain elektabilitas.

Terlebih dengan realitas saat ini, cost politik  sangat tinggi, mulai dari biaya untuk meningkatkan popularitas, elektabilitas, sampai pada pengurusan partai politik (Parpol) pengusung, juga Parpol pendukung.

Belum lagi untuk menyolidkan serta menggerakkan basis pendukung, atau simpul relawan/loyalis yang tersebar di seluruh desa/kelurahan tujuh kecamatan, wilayah daratan dan kepulauan Busel.

Jangan lupakan, money politik alias serangan fajar, yang tidak ketulungan lagi prakteknya, dan menjadi hal paling dinantikan masyarakat wajib pilih, dalam setiap pesta demokrasi.

Saat ini, banyak nama figur yang coba dihembuskan ke publik, namun diantaranya masih sebatas isu, spekulasi belaka. Sebab tidak memiliki standar atau tolak ukur yang jelas untuk maju sebagai Cabup Busel.

Berbeda dengan figur yang satu ini, Drs Muhamad Djudul MSi, yang disebut-sebut sebagai satu-satunya figur mumpuni, dan diharapkan bisa kembali melanjutkan pengabdiannya, di kampung halaman Busel tercinta, pasca purna bakti dari aparatur sipil negara (ASN).

Berlatar belakang birokrat tulen, Muhamad Djudul juga ditempa dalam proses panjang.

Didikan ayah bunda, ayahnya seorang guru berdedikasi tinggi era tahun 1960 – 1970-an, hingga purna bakti dalam jabatan sebagai kepala sekolah. Ibunya seorang ibu rumah tangga penuh kelembutan serta kasih sayang dalam merawat dan membesarkan Muhamad Djudul bersama saudara-saudarinya.

Falsafah Buton benar-benar tertanam dalam diri seorang Muhamad Djudul, sejak kanak-kanak hingga kini.

Daftar panjang aktivitas, dinamika kampus serta organisasi yang dilaluinya, ikut membentuk kematangan berfikir dan bertindak seorang Muhamad Djudul. Dia dikenal sebagai organisatoris, yang banyak terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, kepemudaan, juga kegiatan sosial kemasyarakatan produktif lain, dijamannya.

Sungguh sebuah pengalaman panjang dan berkualitas, yang tidak banyak dimiliki figur lainnya. Terlebih bila disandingkan dengan figur “karbitan”.

Dengan jargon Buton Selatan MAJU (Busel MAJU), diambil dari akronim nama Muhamad Djudul : MAJU), Muhamad Djudul menyatakan diri siap untuk berkompetisi secara sehat, hingga memenangkan Pilkada Bupati Busel. Bersama-sama menjaga mutu demokrasi, ditengah kondisi Busel yang baru akan menginjak usia delapan tahun.

Seperti diketahui, sejak beberapa tahun lalu nama Muhamad Djudul sudah mengemuka, karena disebut-sebut sebagai satu-satunya figur putera daerah yang mumpuni untuk memimpin, mengantarkan Busel ke era baru yang lebih MAJU. Muhamad Djudul dinilai lebih meyakinkan memiliki kapabilitas dalam memimpin Busel tercinta.

Bukankah rekam jejak serta data diri terkini, tidak bisa bohong, apalagi dipalsukan!.

Yang juga menjadi salah satu faktor penentu kemenangan, Muhamad Djudul selama ini sudah melakukan langkah-langkah politik yang sistematis dan terukur, di tujuh kecamatan, seluruh kelurahan/desa, hingga pelosok Busel.

Kesederhanaan serta kemerakyatan, kedekatan Muhamad Djudul, nyaris tanpa sekat, dalam berkehidupan sosial kemasyarakatan. Selama ini, Ia senantiasa menjaga ikatan kekeluargaan dan persaudaraan. Bahkan teman sepermainannya saat dirinya masih  kanak-kanak dan remaja, masih tersemat akrab dihati dan memorinya. Sungguh Muhamad Djudul seorang yang berkarakter tidak melupakan.

Petuah bijak ayah bunda, kakek, nenek, para tetua, leluhur Buton, senantiasa terpatri dan ia junjung tinggi. Falsafah “Bholimo Karo Sombano Lipu” menjadi pegangan hidupnya, yang juga melandasi kekuatan niatnya untuk MAJU sebagai Cabup Busel.

“Bupati adalah posisi strategis untuk melayani, mengayomi, mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Seluruh wilayah Busel, ibukota, daratan, kepulauan sampai pelosok, wilayah paling ujung Busel, harus merasakan kesetaraan, keadilan dalam pemerataan program pembangunan,” lepas Muhamad Djudul, menegaskan komitmennya.

Panggilan moril untuk kembali mengabdi membangun negeri warisan leluhur, Busel tercinta, Muhamad Djudul sudah menyiapkan diri, mental, spiritual, emosional, juga secara materil. All out, semua demi masyarakat Busel tercinta.

Muhamad Djudul menyadari, tidak butuh dana yang sedikit, tidak butuh energi yang setengah-setengah, tidak butuh waktu yang singkat, untuk ikut dalam tahapan kontestasi calon 01 Busel. Namun, tekadnya sudah bulat, dari lubuk hati paling dalam, ia berucap “Bismillah, insyaAllah kita berikhtiar, Allah subhanahu wata’ala penentu takdir. Nawaitu tulus ini, sepenuhnya untuk mengabdi kepada masyarakat Busel tercinta,” ucapnya, dalam.

Berikut data dirinya:

Drs. Muhamad Djudul, M.Si

TTL: Buton (Kaindea, Lapandewa, Buton Selatan), 1 September 1963

Riwayat Pendidikan:
SDN Kaindea-SDN Lamangga (Lulus 1975), SMPN 2 Baubau (Lulus 1980), SMAN 2 Baubau (Lulus 1983), S1 Sospol dan Pemerintahan Unhas (Lulus 1990), S2 Manajemen Perkotaan Unhas (Lulus 2006), SEPALA (Penyelenggara Lembaga Administrasi Negara 1995), SPAMA (Penyelenggara Administrasi Negara    1999), SPAMEN (Penyelenggara Lembaga Administrasi Negara 2010), SUSPIM Permendagri (1995), Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (2007).

Seminar/Lokakarya/Simposium:
Bimtek Penyusunan Prog Masalah Sospol Daerah Bagi Aparat Pembina Sospol (1991), Pra Jabatan (1992), Tot Management Of Public Policy (2001), Workshop Desentralisasi dan Good Governance Ditingkat Desa (2001), Tot Penyusunan dan Perancangan Perdes (2002), Workshop Pemantapan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan (2002), Pelatihan dan Konsultasi Teknis Penyusunan RIPPDA (2003), Konvrensi Pariwisata Nusantara (2009), International Seminar and Workshop On Heritage Conservation in Eastern Indonesia (2004), Pelatihan Perencanaan Pengembangan dan Pengelolaan Pariwisata Minat Khusus (2004), Pendidikan dan Pelatihan Strategi Pengelolaan, Pengembangan, dan Pemasaran Pariwisata Budaya di Daerah (2005), Seminar Sehari Tentang Obyek Sejarah dalam Pengembangan Nilai-Nilai Budaya dan Pariwisata Lokal (2007), Rapat Koordinasi Nasional Pemantapan Pelaksanaan Program Kebudayaan dan Pariwisata (2008), Lokakarya Nasional Perubahan RUU Tentang Kepariwisataan (2008), Simposium Nasional Visit Makassar 2011, Pelatihan Audit dan Evaluasi Perkembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata (2009), Lokakarya Penanganan Konflik Sosial di Daerah (2013), Seminar Inspiring Leadership FISIP Unhas Sebagai Salah Satu Pemateri dari 4 Bupati di Sulsel dan Sultra (2016).

Riwayat Organisasi:
Sekil Sekretaris AMPI (1997), Sekretaris Umum DPD II KNPI Buton (1995-1998), Wakil Sekretaris ICMI ORSAT Buton (1998), Ketua Umum DPD II KNPI Buton (1998-2001), PERSIBAU (1998-2001), Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Ketua DPD II KNPI Buton (2001-2004), Kabid Pembina PERSIBAU (2001-2006), Ketua Pengcab PSSI Baubau (2006-2011), Ketua Kwarcab Pramuka Baubau (2015).

Hasil Musyawarah Daerah Partai Golkar Buton tahun 1998, Muhamad Djudul menjabat Wakil Sekretaris (Saat itu belum ada larangan PNS berpartai).

Riwayat Pekerjaan:
Kasi Binummas Sospol Buton (1994-1997), Kabag Umum Buton (1997-2000), Camat Sampolawa (2000-2001), Kabag Otonomi Desa Setda Buton (2001-2003), Kadis Pariwisata Seni dan Budaya Baubau (2003-2008), Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Baubau (2008-2011), Kadis Kelautan dan Perikanan Baubau (2011-2013), Asisten Pemerintahan dan Kesra Baubau (2013-2013), Sekretaris Daerah Baubau (2013-2017), Plt Kepala Bakesbangpol Sultra (2019), Staf Ahli Gubernur Sultra Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan (2021), Pj Sekretaris Daerah Muna (2020), Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra (2021), Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra (2021), Plt Kepala Biro Umum (2021), Kepala Badan Pendapatan Sultra (2023).

Dalam rangka tugas kedinasan, Djudul pernah mengunjungi kota besar dibeberapa negara, antara lain Australia (Sidney, Melbourne, Brisbane, Golkos), China (Peking, Chengdu, Beijing, Shenzen), Hongkong, Singapura, dan Malaysia.

Muhamad Djudul pensiun digolongan IV E (Puncak golongan PNS).

Hobi:
Olahraga Badminton, kegiatan sosial kemasyarakatan.

Prestasi/Tanda Jasa:
Satyalancana Karya Satya 10 Tahun  diberikan oleh Presiden RI (2005), Satyalancana Karya Satya 20 Tahun (2015).

Istri:
Dra Yurmin

Anak:
Walies Monica Siradja SP (Seorang Entrepreneur Muda)
Noor Gemilang Siradja SIP (Anggota DPRD Kota Baubau)
dr Muh Adiyaksa Siradja
dr Sitti Noor Madya Siradja
Winiy Mahdiyah Siradja (Mahasiswi).

(La MIM)

Komentar