Latih 40 Pelaku IKM, Wakatobi Satu-satunya di Sultra Keciprat Dana Ini

Wakatobi

Sebanyak 40 orang pelaku wirausaha di Wakatobi mengikuti pelatihan pengelolaan bisnis dan manajemen usaha. Giat pro Industri Kecil Menengah (IKM) ini, digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Wakatobi.

Berlangsung disalahsatu vila di Wangi-wangi, Jumat – Minggu (9-18 Agustus 2024), pelatihan dibuka Staf Ahli Kemasyarakatan dan SDM Setda Wakatobi, H Muhammad Yunus Yusuf, mewakili Bupati H Haliana.

Yunus mengatakan, tujuan pelatihan untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan manajemen wirausaha IKM dalam mengelola usahanya. Baik berkaitan dengan manajemen keuangan, manajemen sumber daya manusia, manajemen produksi, dan manajemen pemasaran.

“Adapun sasaran dari kegiatan ini agar peserta kegiatan dapat memiliki kemampuan dan keterampilan manajemen. Sehingga dapat menjalankan usahanya secara benar dan sistematis, supaya usaha kerajinannya semakin berkembang dan berdaya saing,” ucapnya saat menyampaikan arahan.

Kepala Disperindag Wakatobi, H Safiuddin melaporkan, dalam pelatihan ini pihaknya melibatkan 40 orang pelaku wirausaha dari Pulau Wangi-wangi dan Tomia. Khusus Tomia, pesertanya dari Desa Kahianga, Tomia Timur. Karena disana lokus sentra pembangunan industri, khusus fokus pada kerajinan, disana pohon bambu sebagai bahan baku yang cukup melimpah.

Pelatihan ini mengacu pada Permenperin RI nomor 27 tahun 2023 tentang petunjuk tekhnis pengelolaan dana alokasi khusus non fisik untuk penguatan kelembagaan sentral industri kecil dan industri menengah.

“Harapannya agar bagaimana kemudian para peserta nantinya memiliki pemahaman, memiliki keterampilan. Kaitannya dengan seperti apa pengelolaan-pengelolaan bisnis. maupun bagaimana pengelolaan usaha mereka bisa berhasil dan berdaya guna,” harapnya.

Tahun ini Wakatobi kembali keciprat Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dan non fisik sekira Rp 8,3 milliar. Hal ini, sudah tahun ketiga daerah “kepulauan tukang besi” ini dipercaya mengelola dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tersebut.

Untuk diketahui, khusus di Sultra, Wakatobi merupakan satu-satunya daerah yang keciprat DAK fisik. Sementara untuk DAK non fisik, Wakatobi dan Kota Kendari. (Redaksi)

Komentar