Anak SMP Disetubuhi, Ibu Sakit Tumor, 5 dari 10 Terduga Pelaku Diamankan

Baubau

Polres Baubau berhasil mengamankan 5 terduga pelaku persetubuhan terhadap anak. Kelimanya masih berumur belasan tahun, menempuh pendidikan di sekolah menengah atas, kini telah ditahan di ruang tahanan Mako Polres Baubau.

Kasat Reskrim Iptu Ridlo Muzayyin Sih Basuki membenarkan adanya dugaan tindak pidana persetubuhan terhadap anak tersebut. Terduga pelaku berjumlah 10 orang, dari 5 yang sudah diamankan, sisanya masih dalam pengusutan.

“Terduga pelaku melampiaskan hasrat setelah sebelumnya memberikan minuman beralkohol kepada korban anak,” terangnya, Kamis (13/2/25) dikonfirmasi di kantor Satreskrim Polres Baubau.

Peristiwa pilu yang menimpa korban, terjadi di 3 TKP yang berbeda. Pihak Polres Baubau menerima 3 laporan yang dilaporkan orang tua korban anak.

Menyangkut tindak pidana persetubuhan terhadap anak UU nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 81.

Sebelumnya, Peksos Dinsos Baubau, La Ode Muhammad Yamin ditemui di rumah korban saat tengah melakukan asesmen. Menurutnya korban mengalami trauma, sebelumnya tidak mau bertemu orang baru.

“Setelah dijelaskan kami dari pemerhati anak, korban baru mau beri keterangan. Ibu korban juga sudah diasesmen, dan kami sudah mengidentifikasi kebutuhan biaya kesehatan juga kebutuhan perekonomian mereka,” jelasnya.

Yamin mengatakan, memastikan kondisi kesehatan korban anak, pihaknya juga akan mendampingi untuk dilakukan pemeriksaan resiko PMS maupun HIV.

Kepada redaksi Kasamea.com, ibu korban mengungkapkan kesedihan yang mendalam. Ditengah dirinya yang masih berjuang melawan penyakit tumor yang dideritanya, puterinya yang masih duduk dibangku sekolah menengah pertama, mengalami kejadian memilukan ini.

“Bapaknya sudah meninggal dua tahun lalu, dan saya berjualan sayur keliling untuk penuhi kebutuhan sehari-hari kami,” cerita ibu korban dengan mata berkaca-kaca.

Korban anak duduk di sebelah sang ibu, terlihat wajah polos itu, matanya menatap kosong pada tembok rumah yang hanya berdiri setengah dinding batu merah, belum diplester, dengan atap alakadarnya, berlantai tanah berlapis tikar plastik.

Ibu korban anak single parent yang membesarkan 3 buah hatinya seorang diri. Ia merasa tertekan, namun tetap berusaha tegar menghadapi cobaan ini. Ditengah himpitan perekonomian, menderita tumor, puteri tersayang didera pilu. Ia berjuang demi masa depan buah hatinya.

“Keluarga pelaku minta cabut laporan tapi saya tidak mau. Harapan saya semoga masalah ini diurus secepatnya, pelaku dihukum sesuai hukum yang ada di negara kita ini,” tegarnya. (Redaksi)

Komentar