Buton
Kejaksaan Negeri Buton menginisiasi “Gerakan Buton Sehat Bebas Stunting (GBS2)”, membangun sinergi bersama Pemerintah Kabupaten Buton, Ikatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD) Buton, Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Buton, sebagai upaya mewujudkan Buton Zero Stunting.
Giat yang digelar di halaman kantor Kejari Buton ini resmi dilaunching Pj Bupati Buton Drs Barisan MSi, Kamis (2/2/23), dihadiri Kajari Buton Ledrik Victor Mesak Takandengan SH MH, Kapolres Buton AKBP Rudy Silaen, Ketua PN, Ketua PA, Dandim dan seluruh Kepala OPD lingkup Pemkab Buton, yang sekaligus dinobatkan sebagai Bapak Asuh Peduli Stunting di Buton.
Mengawali pidato sambutannya, Ketua IAD Buton Mona Ledrik Takandengan mengatakan, GBS2 merupakan kegiatan yang diinisiasi organisasi perempuan Kejaksaan Ikatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD) Buton. IAD Buton beranggotakan istri pegawai Kejaksaaan, pegawai perempuan Kejaksaan, istri pensiunan pegawai Kejaksaan, dan janda pegawai Kejaksaan.
IAD Buton lanjut Mona, sudah melaksanakan berbagai kegiatan, diantaranya pelayanan Posyandu di Pasarwajo, Posbindu dengan memberikan bantuan. “Kami memang tidak bisa hadir setiap bulan, tetapi ada bantuan dan keinginan kami bisa bertemu dengan ibu-ibu setiap bulannya,” semangatnya.
Mona menjelaskan, dalam rangka melaksanakan arahan Presiden Jokowi kepada Kepala Daerah dan Forkopimda pada 17 januari 2023 lalu, dan arahan dari Jaksa Agung, juga informasi Kajari Buton, maka IAD Buton terpanggil untuk melaksanakan GBS2. Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Buton, Dinas Infokom Buton, Humas Buton, Dinas Pendidikan, Palang Merah Indonesia Buton, Karang Taruna Buton, dan BKKBN Buton. Sebagai bentuk sinergitas seluruh organisasi perempuan di Buton, dengan Pemerintah Kabupaten Buton.
“Kita cegah stunting, menuju Buton sehat,” spiritnya.
Mona mengucapkan terimakasih atas dukungan penuh Ketua TP PKK Buton Deasy Rompas Basiran, Dharma Wanita Butom, Bhayangkari Polres Buton, dan ibu-ibu yang belum sempat hadir. Kata istri Kajari Buton Ledrik Victor Mesak Takaendengan SH MH ini, ia percaya jika semua pihak bergerak bersama-sama, pasti bisa mencegah/menurunkan angka stunting di negeri Aspal.
“Kita tidak bisa bergerak sendiri-sendiri. Bersama kita bisa,” optimisnya.
Ikut berpartisipasi dalam giat ini, pemuda Karang Taruna Buton, personil Palang Merah Remaja (PMR) Buton. Rangkaian kegiatan antara lain berupa penyuluhan terkait stunting oleh Dinas terkait, demo memasak, pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan HB anak, penyuluhan tentang makanan yang sehat.
Stunting berbicara tentang kesehatan berpengaruh kepada otak, dimana saat ini bangsa Indonesia sedang mempersiapkan Generasi Emas untuk menolak stunting pada tahun 2045!.
Generasi penerus bangsa akan tumbuh dengan unggul menjadi generasi emas, jika mempunyai kesehatan yang baik, yang dipelihara sejak dalam kandungan. Sehingga Indonesia maju karena generasi unggul dipersiapkan sejak dini.
Mona menambahkan, kegiatan ini tidak efektif bila dilakukan sekali saja, melainkan harus terus berkesinambungan. Pemerintah daerah sinergi organisasi perempuan untuk mewujudkan generasi sehat bebas stunting.
“Kalau kita bersama-sama dari sekarang, kita harap bisa mewujudkan generasi sehat bebas stunting atau BSBS,” tambahnya.
Dalam pidato sambutannya, Pj Bupati Buton Drs Basirzn MSi mengungkapkan apresiasi, atas gagasan Kejaksaan Negeri Buton membuat Gerakan Buton Sehat Bebas Stunting. Ia menganggap betapa pentingnya ide gagasan Ketua IAD Buton, untuk menurunkan stunting di Buton.
Menurut Kepala BPKAD Sultra ini, jika Kajari, Kapolres, Ketua Pengadilan Negeri, Ketua Pengadilan Agama, Kepala BPS, Organisasi Kemasyarakatan, bersama-sama menggagas kegiatan untuk menurunkan stunting, maka dapat dipastikan Buton akan bebas stunting.
“Saat ini jumlah anak stunting di Buton sebanyak 1918 orang, dengan kerjasama melibatkan semua unsur, pasti Buton akan bebas stunting,” optimisnya.
Untuk itu seluruh Kepala OPD di Buton diwajibkan dan diangkat menjadi Bapak Asuh Peduli Stunting, yang akan memberikan bantuan kepada anak asuhnya disetiap desa binaan.
“Saya sudah memerintahkan kepala Dinas Pemberdayaan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana termasuk Kadis Kesehatan, untuk segera menyusun instruksi Bupati Buton, agar semua pejabat lingkup Pemkab Buton wajib menjadi orang tua asuh peduli stunting,” tegasnya.
Tercatat, saat ini angka stunting yang di Buton sebanyak 1918, terbanyak di Ibukota Kabupaten Buton, Kecamatan Pasarwajo sebanyak 457 balita stunting, Wabula 108 balita stunting, Wolowa 151 balita stunting, Lasalimu Selatan 374 balita stunting, Lasalimu 319 balita stunting, Siotapina 266 balita stunting, dan Kapuntori 243 balita stunting.
Basiran berharap, melalui gerakan dan aksi penurunan stunting yang dilakukan secara berkesinambungan, bersama semua elemen, maka akan terwujud Buton Sehat Bebas Stunting. (Red)
Baca juga ⬇️
Sinergi: Kejari, IAD, Pemkab dan TP PKK Gaungkan Gerakan Buton Sehat Bebas Stunting

Komentar