BANJARMASIN
Paguyuban Keluarga Sulawesi Tenggara Banjarmasin, memberikan suport kepada Gubernur Sultra Ali Mazi SH yang menerima Surat Keputusan (SK) Sultra sebagai tuan rumah penyelenggaraan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2021 mendatang. Suport yang sama juga ditujukan kepada Wali Kota Bau-Bau Dr H AS Tamrin MH dalam kegiatan Bedah Buku ‘Po-5 Gema Pancasila dari Bau-Bau’.
Sekretaris PWI Baubau, Yuhandri Hardiman, Jumat (24/1/20) menerangkan, suport ini sebelumnya telah dibahas bersama diinternal Paguyuban Keluarga Sultra, dalam pertemuan yang dihadiri, diantaranya, Makmun SSos, Ir La Alihi, AKP Abdul Rahman, dan Aminuddin, di kediaman Aminudin di Kompleks Perumahan Wildan, Kelurahan Telaga Biru, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Pertemuan tersebut juga dihadiri pengurus PWI Sultra yang diwakili Gafar, PWI Bau-Bau La Ode Aswarlin, dan Yuhandri Hardiman, dan LO Pemerintah Kota Bau-Bau, Hamzah. Dalam kesempatan itu, Paguyuban Keluarga Sultra menyampaikan kesiapan mendukung kegiatan HPN, terkhusus kegiatan Gubernur Sultra dan Wali Kota Bau-Bau di Hotel Golden Tulip Banjarmasin.
Paguyuban Keluarga Sultra juga sudah menyatakan kesediaannya untuk menghadiri kegiatan Bedah Buku dan Gala Diner. Bahkan, kekompakan akan diperlihatkan dengan tampilan sentuhan simbol kedaerahan Sultra.
“Sebagai bentuk dukungan, kita akan hadir dengan memakai pakaian sentuhan Buton,” kata AKP Abdul Rahman.
Paguyuban Keluarga Sultra Banjarmasin juga mengapresiasi, dan menyambut baik rencana Wali Kota Baubau AS Tamrin dan Gubernur Sultra Ali Mazi yang berencana melakukan pertemuan khusus, yang lebih santai dan lebih akrab. Bahkan siap membantu mengkoordinasikan hal-hal berkaitan dengan kelancaran kegiatan selama di Banjarmasin.
Pada momen HPN 2020 di Banjarmasin, telah dijadwalkan, Ali Mazi akan menerima SK penyelenggaraan HPN 2021 di Sultra, dan AS Tamrin akan menggelar Bedah Buku ‘PO-5 Gema Pancasila dari Bau-Bau’.
Po-5 memuat tentang nilai-nilai moral dan etika orang Buton yang berlaku dalam tatanan kehidupan masyarakat sejak masa Kesultanan Buton. Nilai-nilai yang terkandung didalamnya dipandang relevan dengan Pancasila, dan dipraktekkan kembali dimasa pemerintahan AS Tamrin sebagai instrumen revolusi mental.
[RED]
Komentar