Muhammad Radi SPd MMPd.
Baubau
Dugaan penganiayaan siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler marching band SMAN 1 Baubau, disikapi secara serius oleh pihak sekolah, yang sangat tidak terima baik perlakuan tindak kekerasan di lingkungan sekolah, termasuk dalam kegiatan ekstra kurikuler sekalipun.
Hal ini ditegaskan Kepala SMAN 1 Baubau, Muhammad Radi. Dia segera mengambil langkah, berkoordinasi dengan Komite Sekolah.
Sebelumnya Radi mengungkapkan rasa prihatin yang mendalam atas kejadian ini. Mendoakan anak didiknya segera sembuh dan bisa kembali beraktivitas lagi.
“Semoga anak kami cepat baik keadaannya, dan bisa kembali bersekolah, menjalani hari-harinya seperti sediakala,” ucapnya, Selasa (30/7/24).
Radi yang masih berada diluar daerah, menjelaskan, pihaknya langsung menyikapi kejadian memilukan ini, setelah melihat rekaman CCTV sekolah. Bersama Komite Sekolah, lanjut Radi, pihaknya sudah menggelar pertemuan, yang juga menghadirkan instruktur marching band yang bekerjasama dengan SMAN 1 Baubau.
Tegas, pihak SMAN 1 Baubau mengevaluasi serta mempertimbangkan mengakhiri kerjasama dengan instruktur bersangkutan. Bahkan mempertimbangkan pembekuan sementara kegiatan marching band, setelah berpartisipasi dalam peringatan HUT Kemerdekaan RI. Untuk bermusyawarah bersama Komite Sekolah, mencari solusi terbaik kedepannya, pasca kejadian ini.
“Kami juga sudah bertemu dengan orang tua siswa, yang sudah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian. Kami juga sangat tidak terima penganiayaan yang dilakukan asisten instruktur tersebut,” ungkapnya.
Radi menambahkan, selama memimpin SMAN 1 Baubau, kejadian ini baru pertama kali terjadi di lingkungan marching band. (Redaksi)
Komentar