Baubau
“Air su dekat”, istilah ini menjadi harapan mayoritas masyarakat Kota Baubau yang sekian lama mendambakan hadirnya air bersih non stop di rumah-rumah mereka. Seperti diketahui permasalahan air bersih ini seolah tak pernah tuntas, solusi pun selalu samar untuk mengatasinya.
La Ode Ahmad Monianse hadir memberikan solusi. Pasca dilantik sebagai Wali Kota defenitif Kota Baubau, ia langsung bergerak cepat menindaklanjuti penuntasan satu demi satu Visi Misi “TAMPIL MANIS” yang masih tersisa. Sepeninggal Almarhum mantan Wali Kota Baubau Dr H AS Tamrin MH.
Memiliki kewenangan langsung sebagai Kepala Daerah, Monianse fokus mengatasi pemenuhan air bersih yang selama ini menjadi keluhan warga di sejumlah Kelurahan di negeri Sara Patanguna. Dimulai dari Pulau Makassar, dua Kelurahan Liwuto dan Sukanaeyo, yang kini sudah bisa sedikit berlega hati.
Keseriusan Monianse, bahkan beberapa waktu lalu ia sempat mendamprat DIrektur Utama PDAM Baubau, yang dinilai kurang becus dalam bekerja. Ketegasan Monianse pun membuahkan hasil, dengan mulai teratasinya pemenuhan air bersih di kota pemilik banteng terluas di dunia ini.
Memang tak mudah untuk menyempurnakan pelayanan, namun Monianse mulai mengapresiasi kinerja PDAM Baubau yang menunjukkan perubahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pasca dirinya tegas mengkritisi, mengevaluasi realisasi serta pencapaian kinerja perusahaan Tirta Rimba yang dipimpin Jemy Hersandi tersebut. Beberapa kiat strategis pun didorong Monianse untuk perbaikan pelayanan PDAM Baubau.
“Untuk memberikan pelayanan maksimal satu Baubau masih bayangan yang sangat jauh, tapi kalau kita ingin memperbaiki layanan zona per zona, bukan hal yang sulit. Apalagi ini terisolasi tidak satu jaringan khusus yang datang, yang disuplai satu sumber tersendiri. Itu yang kita perbaiki, dan alhamdulillah tadi sudah ada statemen resmi dari PDAM kota, yang tadinya sekali seminggu mengalir air, maka saat ini setiap dua hari, sehingga bisa mengalir tiga kali seminggu,” kata Monianse, dalam sebuah pertemuan, di Kelurahan Sukanaeyo Kecamatan Kokalukuna, Kamis (26/5/22).
Banyak makan asam garam tentang sistem manajerial, kerja-kerja pelayanan PDAM, Monianse memiliki rekam jejak pengalaman sebagai Direktur Utama PDAM, selama lebih 10 tahun. Sekitar tujuh tahun memimpin PDAM Buton yang saat itu masih melingkupi Baubau (Sebelum Baubau berdiri sebagai daerah otonom), sampai wilayah Buton yang saat ini telah terbentuk sebagai daerah otonom Kabupaten Bombana. Sekitar tiga tahun setengah Monianse memimpin PDAM Wakatobi.
Ketua DPC PDIP Kota Baubau ini menilai, yang dilakukan PDAM Baubau saat ini mulai menunjukkan lompatan yang sangat baik. Tentunya secara bertahap, akan mengupayakan air bersih bisa mengalir setiap hari. Meskipun belum bisa mengalir selama 24 jam.
“Ada perubahan-perubahan yang diberikan. Oleh karena itu saya apresiasi, mudah-mudahan akan terus berlanjut melakukan perbaikan-perbaikan,” puji Monianse.
Mantan anggota DPRD Baubau yang sebelumnya konsen sebagai pegiat LSM dalam bidang pemberdayaan masyarakat ini berharap, pemenuhan air bersih bagi masyarakat dapat terus ditingkatkan. Dan untuk itu ia akan terus melakukan pengawasan intensif, untuk bisa memenuhi harapan besar masyarakat, akan hadirnya air bersih di rumah-rumah mereka.
Monianse menegaskan bahwa wajah pelayanan Pemerintah Kota Baubau melekat pada PDAM, sebagai pemberi layanan paling mendasar dalam kehidupan manusia, kebutuhan akan air bersih. Oleh karena itu ia lagi-lagi mengingatkan, menegaskan, agar PDAM Baubau membuat perubahan dengan zona per zona.
“Ini harus kita jaga, muka pelayanan kita itu di PDAMaka. Makanya beberapa waktu lalu saya agak keras pada Direktur PDAM, memang karena itu harapan besar masyarakat. Alhamdulillah bisa direspon dengan baik. Saya katakan mari kita buat zona perubahan,” ungkapnya.
Saat ini Monianse mencanangkan layanan air bersih di Pulau Makassar, selanjutnya tanggal 2 Juni 2022 fokus di wilayah zona I. Menjaga keberlanjutannya, kwalitas, volume suplai, serta jam tayang pelayanan air bersih. Kemudian tanggal 7 Juni 2022 untuk sumber air Batu Popi wilayah Baadia dan sekitarnya. Dengan terus bekerja, membenahi sistem pelayanan air bersih ini merupakan wujud pertanggungjawaban Pemkot kepada masyarakat.
“Memang tidak mudah untuk mengalirkan air satu kota, tapi bukan berarti tidak bisa. Sangat mudah membuat perubahan di zona tertentu,” optimisnya.
Sepertinya slogan “Melayani Tanpa Sekat” yang dilekatkan pada Monianse mulai terlihat. Pulau Makassar yang sebelumnya hanya dialiri air sekali dalam seminggu, saat ini sudah tiga kali seminggu. Pulau ini terpisah oleh laut sendiri, dari daratan Baubau.
“Kita tidak tinggal diam, tidak hanya duduk manis. Makanya saya keras terhadap Direktur PDAM, bukan karena jengkel, harus dipahami itu adalah bagian dari upaya untuk mendorong peningkatan pelayanan di daerah kita,” pungkas Monianse.
Pertemuan dihadiri Asisten II selaku Ketua Badan Pengawas PDAM Baubau, Camat Kokalukuna, para Lurah di Kecamatan Kokalukuna, yang mewakili Danramil, dan Kapolsek, Imam Masjid, para Ketua RT/RW di Pulau Makassar, warga pelanggan air bersih. [Red]
Baca juga ⬇️
Komentar