Bupati Wakatobi, H Haliana didampingi Istri tercinta Hj Eliati Haliana dan Wabup, Ilmiati Daud dalam peringatan Hari Ibu ke- 93 dirangkaikan peringatan HUT DWP Wakatobi ke- 22 tahun
Wakatobi
Adalah hal yang biasa terjadi, seorang Kepala Daerah memimpin suatu rapat atau pertemuan, terlebih bertindak selaku inspektur upacara. Atau blusukan turun langsung berdialog dengan masyarakat, apalagi menandatangani tumpukan berkas atau dokumen administrasi pemerintahan.
Yang jarang terjadi adalah ketika seorang Kepala Daerah meneteskan air mata, menangis.
Moment haru, Senin (27/12), Bupati Wakatobi, H Haliana, meneteskan air mata. Tangis haru sekejap tak tertahan saat Ia berpidato, yang menambah suasana hikmad peringatan Hari Ibu Ke- 93, yang sedianya diperingati setiap 22 Desember setiap tahunnya.
Peringatan Hari Ibu dirangkaikan dengan peringatan HUT Dharma Wanita Persatuan (DWP) Wakatobi ke- 22 tahun, bertempat di meeting room, salah satu Vylla ternama, di Kecamatan Wangi-Wangi.
Haliana mengungkapkan isi hati tentang betapa seorang perempuan, Ibu tercinta, sangat berjasa dalam kehidupannya. Begitu juga Istri, yang mengisi hari-hari menjadi lebih bermakna.
Perempuan, Ibu dan Istri adalah spirit, motivator tersendiri, yang tempat serta perannya takkan bisa, takkan pernah tergantikan. Kesuksesan seorang Laki-laki tak terlepas dari kekuatan cinta serta doa tulus keduanya (Ibu, Istri).
Menambah hening haru suasana saat pidato Haliana, sang Istri tercinta, Hj Eliati Haliana, selaku Ketua TP-PKK Wakatobi, dan Wakil Bupati Wakatobi, Ilmiati Daud, langsung menghampiri Haliana. Gestur keduanya, memberikan suport kepada orang nomor 1 Wakatobi tersebut.
“Ada kata bijak yang mengatakan bahwa tempat menangis terbaik adalah pelukan seorang Ibu. Lengan seorang Ibu akan lebih nyaman dari lengan orang lain,” ucap Haliana, terkenang cinta kasih sayang sang Ibunda tercinta.
Haliana berpesan, jangan sekalipun mengeluarkan kata kasar kedua orang tua, terlebih seorang Ibu, yang mengandung, dan melahirkan kita. Tak berhenti sampai disitu, kedua tangan Ibulah yang dominan menyentuh, membelai, dalam merawat anaknya dengan penuh cinta kasih sayang.
“Ibu penyemangat hidup dalam menggapai semua cita cita kita. Oleh karena itu, doa tetap selalu kita panjatkan untuk mereka. Terlebih bagi yang sudah lebih dulu berpulang meninggalkan kita,” ucapnya lagi.
“Bagi kita yang sudah tidak punya orang tua, mari kita doakan mereka, agar jasa-jasa mereka bernilai ibadah dan pahala disisi Allah SWT,” Haliana mengajak seluruh yang hadir untuk mendoakan Ibu, kedua orang tua. [Red]
Komentar