BAU-BAU
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Dayanu Ikhsanudidin (BEM Unidayan) meminta Pemerintah, baik pusat maupun daerah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk segera mempertimbangkan, menerbitkan kebijakan menutup sementara fasilitas / layanan Bandar Udara (Bandara) dan Pelabuhan. Menurut BEM Unidayan, ini perlu dilakukan, menyusul status Sultra, yang saat ini sudah Zona Merah dalam pandemik corona (covid-19).
Ini juga sebagai langkah konkrit dan terukur, dalam memutus rantai penyebaran penularan virus covid-19, di wilayah Sultra, khususnya wilayah Kepuluan Buton (Kepton), lebih khusus lagi di Negeri Khalifatul Khamis. Sebab, sejak awal virus covid-19 tidak ada di wilayah Sultra, tetapi kemudian tersebar dan menular, dan bahkan diduga memakan korban jiwa, karena terjangkiti dari luar daerah.
Hal ini diungkapkan Ketua BEM Unidayan, Dalman, Selasa (24/3/20).
Kepada Kasamea.com Dalman mengatakan, menurut pakar organisasi kesehatan dunia WHO, Mike Ryan, lockdown belum bisa menghentikan, atau melawan penyebaran covid-19. Dalam hal ini, perlu pula mencari dan mendeteksi pasien covid-19 beserta dengan orang-orang yang kontak langsung, dan kemudian setelah itu dilakukan isolasi.
Kata dia, Indonesia dalam persoalan melawan covid-19 sudah menerapkan beberapa strategi, diantaranya memutus mata rantai penularan covid-19, dengan tidak melakukan aktivitas berkumpul dalam jumlah orang yang banyak.
“Alhamdulilah untuk wilayah Kepton nampaknya belum ada, dan hal ini seharusnya menjadi peluang bagi kita masyarakat Kepton, dan Pemerintah dalam hal ini diminta untuk menutup sementara jalur masuk, seperti bandara, pelabuhan, termasuk terminal. Sekali lagi, bahwa belum ditemukannya pasien positif corona ini adalah peluang masyarakat dan pemerintah daerah untuk menutup akses masuk di wilayah Kepton, khususnya di Kota Bau-Bau. Karena penyebaran virus mematikan ini dari luar daerah. Lebih baik mencegah dari pada mengobati, apalagi sekarang belum ada obatnya,” tuturnya.
Mengingat puncak penyebaran covid-19, diprediksi oleh Peneliti ITB akan terjadi akhir Maret ini, lanjut Dalman, menjadi momen yang tepat untuk serius menutup sementara akses masuk wilayah Sultra, khususnya Kepton, Pemerintah Kabupaten Buton, Wakatobi, Buton Tengah, Buton Selatan, Buton Utara, dan Kota Bau-Bau. Menurut Dalman, yang perlu dilakukan setelah menutup sementara Bandara, Pelabuhan, dan Terminal: yang pertama, mengidentivikasi masyarakat yang punya riwayat perjalanan dari atau keluar daerah Kepton/Bau-Bau, untuk memeriksakan kesehatan mereka secara rutin di Puskesmas terdekat.
Ini juga kata dia, keberpihakan pada para dokter, perawat, petugas bandara, pelabuhan, yang rentan resiko tertular.
Dalman juga menegaskan, Pemerintah daerah wajib tegas dalam mengontrol harga kebutuhan bahan pokok di pasar-pasar, agar tidak terjadi kenaikan harga yang membuat masyarakat berpenghasilan kecil kesulitan mendapatkan atau membeli kebutuhan pokok.
Dia juga mendorong Pemerintah Kota Bau-Bau melibatkan relawan akademis, relawan berkompeten bidang kesehatan yang ada di Kota Bau-Bau, untuk bersama-sama membantu tenaga medis di Puskesmas.
Tak hanya itu, dalam catatan kritik dan sarannya, Dalman juga mendesak Pemerintah, baik pusat maupun daerah, agar menganggarkan bantuan pembelian kebutuhan pokok bagi warga berpenghasilan rendah, atau kurang mampu. Agar tidak kesulitan dalam mencukupi kebutuhan hidup, selama proses penanganan ini berlangsung.
Dalman mengimbau, agar saat ini masyarakat meniadakan, atau menghindari keramaian, menjaga jarak, atau menghindari kontak fisik dengan orang lain. Untuk masyarakat se Kepton, agar dengan sepenuh hati membantu meringankan tugas Pemerintah, dan tenaga medis, untuk tidak melakukan hal-hal yang membuat penularan covid -19 menjadi subur. Mengingat, bahwa kesiapan untuk menangani penyebaran covid-19 masih sangat kurang.
“Memang sulit untuk berdiam diri di rumah dan mengurangi aktivitas diluar, apa lagi aktivitas tersebut berkaitan dengan perekonomian kita. Namun yakin dan percaya mencegah dengan cara menahan diri untuk tidak beraktivitas berlebihan diluar, selama 14 hari ini, lebih baik dibanding satu hari terpapar covid-19,” imbaunya.
[RED]
Komentar