Unras, Masyarakat Wakatobi Tolak Penggantian Kapal “Tol Laut”

Wakatobi

Ratusan masyarakat Wakatobi menggelar aksi unjuk rasa, menentang rencana penggantian kapal KM Sabuk Nusantara 44 (kapasitas GT 2000), dengan kapal KM Barombong (kapasitas GT 500).

Massa berkonvoi dari Pasar Sentra Usuku menuju kantor Camat Tomia, kantor Camat Tomia Timur, sampai ke  Pelabuhan Usuku, tempat kapal KM Sabuk Nusantara 44 biasa bersandar.

Aksi diorganisir Aliansi Rakyat Bersatu Pulau Tomia-Wakatobi, representasi masyarakat Wakatobi yang kompak menolak  kebijakan pemerintah pusat. Seperti tercantum dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor KP-DJPL 690 Tahun 2024.

Rencananya akan mengganti kapal berukuran lebih besar KM Sabuk Nusantara 44, dengan kapal yang lebih kecil KM Barombong, untuk melayani rute pelayaran antar kabupaten dan kota di Sulawesi Tenggara.

Pengunjukrasa menilai penggantian kapal ini tidak hanya merugikan dari segi kapasitas penumpang, tetapi juga berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Mengingat perairan laut Wakatobi yang sering bergelombang besar.

Masyarakat khawatir KM Barombong yang lebih kecil tidak mampu menjamin keselamatan dan kenyamanan perjalanan para penumpang.

Korlap aksi, Muhammad, mengatakan unras ini untuk menunjukkan solidaritas masyarakat Wakatobi yang kecewa dan menyayangkan rencana penggantian KM Sabuk Nusantara 44, tanpa mengkaji dan mempertimbangkan kondisi serta kebutuhan masyarakat.

“Kami mendesak agar Bupati Wakatobi dan Pj Gubernur segera menyampaikan surat resmi kepada Kementerian Perhubungan terkait keberatan masyarakat,” tegasnya.

Korlap lainnya, Febrianto, menambahkan, masyarakat berharap kebijakan tersebut dapat dibatalkan, mengingat kondisi perairan Wakatobi yang sangat tidak mendukung jika kapal besar digantikan dengan kapal yang lebih kecil seperti KM Barombong.

Melengkapi aksi penolakan ini, juga telah dibuat petisi, serta pengumpulan ratusan tanda tangan pada lembar kain putih, dan melalui platform Change.org. Yang telah mendapat dukungan dari ratusan orang.

Aksi unjuk rasa ini mencerminkan betapa pentingnya KM Sabuk Nusantara 44 bagi mobilitas dan perekonomian masyarakat Wakatobi.

Aksi ini juga mendapatkan perhatian luas dari berbagai pihak, dan diharapkan dapat mengubah keputusan pemerintah dalam memilih kapal yang tepat, untuk melayani rute-rute pelayaran di wilayah kepulauan di Sultra, terkhusus Wakatobi. (Redaksi)

Komentar