Amirul Tamim Bicara Porprov XIV Sultra, Kritis dan Konstruktif!

Baubau

Pekan Olahraga Provinsi ke- XIV Tahun 2022 Sulawesi Tenggara (Porprov XIV Sultra) digelar di Kabupaten Buton dan Kota Baubau sebagai tuan rumah. Dimulai 26 November – 3 Desember 2022, mempertandingkan/memperlombakan 39 cabang olahraga, dan diikuti kontingen perwakilan 17 kabupaten/kota se- Sultra, dengan total atlet 685 orang.

Ribuan orang mengunjungi Kabupaten Buton dan Kota Baubau, kontingen yang terdiri dari para atlet, pelatih, official dari setiap daerah peserta Porprov, juga Panitia Penyelenggara dari Pemprov Sultra dan KONI Sultra. Selama sepekan mereka menghabiskan waktu dengan berbagai kegiatan, mengikuti pertandingan/perlombaan, atau menikmati suasana diwaktu senggang. Destinasi wisata serta ruang publik, tak luput pasar tradisional atau pusat perbelanjaan modern, pengunjungnya menjadi beberapa kali lipat lebih ramai dibandingkan dengan hari-hari biasa.

Terkhusus di Baubau, sudah sangat terasa hiruk pikuk keramaiannya. Ini pula yang tak lepas dari pengamatan seorang Dr H MZ Amirul Tamim MSi, mantan Wali Kota Baubau dua periode, mantan anggota DPR RI, yang kini seorang Pejabat Negara anggota DPD RI. Masih tetap keren, Porprov memantik perspektif Amirul Tamim, salahsatu Pemimpin Populer yang pernah menahkodai ‘Negeri Khalifatul Khamis’, dengan basic birokrat, alumni Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), dan juga dirinya yang seorang ahli tata kota.

Saat saya menghampiri Bapak Pembangunan Kota Baubau ini, ia tengah duduk santai di sebuah gazebo di Villa Nirwana miliknya. Amirul Tamim rupanya sedang mencorat-coret sehelai kertas, memproyeksikan ruang imajinasinya untuk pengembangan Villa Nirwana. Ia hendak menambahkan beberapa properti, memanfaatkan lahan yang masih cukup luas, berlokasi tepat ditepian tebing batu pesisir Pantai Nirwana (Ikon destinai wisata alam Kota Baubau).

Dihadapan kami menghampar laut biru beratapkan langit biru bermotif putih pula, yang seolah ikut menyemarakkan Porprov XIV Sultra, dengan wajah cerahnya.

Bincang santai saja, bahkan dari ucapannya ada yang nyeleneh, tetapi tetap menyiratkan kandungan makna kritis. Dalam uraian singkatnya, nampak sangat jelas, Amirul Tamim masih sangat bersimpatik, memberi perhatian khusus pada Baubau. Dimana ada lebih seratusribu jiwa yang pernah dipimpin/dilayaninya, memahami bahwa sejatinya pemimpin adalah pelayan bagi masyarakat yang dipimpinnya.

“Jadilah tuan rumah yang baik, lakukan semua yang positif, dan abaikan yang tidak baik. Sehingga meninggalkan kesan, kenangan indah, dan Porprov Sultra kedepan bisa disiapkan lebih baik lagi,” ucap Amirul Tamim, menyuap pesan mendalam, saat saya memulai menyinggung topik “Porprov XIV Sultra dari sudut pandang kritis dan konstruktif”.

Ia menimpali, bahwa Porprov adalah event olahraga bergengsi, yang seharusnya juga bisa mendatangkan manfaat lebih bagi masyarakat Baubau sendiri sebagai tuan rumah penyelenggara. Yang tak kalah penting dari lahirnya para atlet bertalenta juara, pencarian sumber daya anak negeri berpotensi mengukir prestasi, tak hanya di Sultra, tetapi lebih tinggi lagi ditingkat nasional, maupun internasional, kedepannya. Dan baginya, kebijakan Gubernur Sultra H Ali Mazi menempatkan penyelenggaraan Porprov Sultra di Baubau dan Buton patut diapresiasi.

Menurut Amirul Tamim, perhelatan Porprov sangat penting dan erat kaitannya dengan perkembangan suatu daerah. Aspek pembangunan infrastruktur, sumber daya manusia dibidang olahraga, ditunjang potensi sumber daya alam, dapat mendorong peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakatnya. Diharapkan, melalui Porprov inilah ditemukan bibit atlet yang betul-betul profesional dan siap bersaing pada event-event yang lebih tinggi. Karena suatu daerah yang maju tidak lepas dari indikator para atletnya yang berprestasi.

Kata dia, semua bisa melihat, mencermati, suatu negara maju identik atau dicirikan dengan atletnya yang berprestasi. Begitupula para atlet yang menjuarai Pekan Olahraga Nasional (PON), hanya atlet yang berasal dari provinsi-provinsi yang maju. Sehingga Sultra dengan potensi sebaran, kemudian dari sisi pangan, sebagai penghasil ikan, sayur-sayuran, juga buah-buahan, seharusnya bisa melahirkan bibit-bibit atlet unggul pula.

“Sebagai contoh atlet dayung kita, hanya dilatih teknik, dia bisa menjadi atlet nasional bahkan internasional. Itu karena dia punya dasar, yang pertama dia konsumsi ikan, kemudian dia profesinya mencari, sehingga fisiknya terbentuk. Inilah yang harus terus dibudayakan, konsumsi hasil daerah kita sendiri,” ujarnya.

Bersambung …..

Catatan LM. Irfan Mihzan (Pendiri Kasamea.com)

Komentar