Buton
Ihwal dugaan perselingkuhan oknum anggota DPRD Buton inisial LS, dengan istri orang inisial U, masih berbuntut panjang. Selain telah memicu kegaduhan / pro kontra ditengah masyarakat, juga telah mencederai lembaga wakil rakyat yang terhormat di negeri aspal tersebut.
Tak hanya itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai pengusung LS dalam kontestasi pemilihan calon legislatif, juga kena getahnya. Seperti diketahui, PKS adalah sebuah Partai besar bernuansa religius, tempat berhimpunnya para cendekiawan, ustadz, penjunjung tinggi nilai-nilai Islam, sekaligus sebagai rumah besar bagi ummat Islam dalam terus memperjuangkan tegaknya syari’at, memperoleh keadilan dan kesejahteraan ditengah gempuran kaum kapitalis, yang melanggengkan praktik oligarki.
Diungkapkan Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Cabang Kabupaten Buton, Syahrul, bahwa Visi PKS “SEBAGAI PARTAI DA’WAH PENEGAK KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN DALAM BINGKAI PERSATUAN UMMAT DAN BANGSA”.
Video viral LS dan U dalam sekejap tersebar luas. Bersahutan berbagai asumsi negatif di media sosial, yang kemudian menjadi pemberitaan media pers, baik siber, maupun televisi, nasional dan lokal.
Syahrul mengapresiasi jiwa besar suami U, yang tetap menempuh jalur hukum, dengan melaporkan ke Polsek Lasalimu Polres Buton, dan ke Badan kehormatan DPRD Buton.
Ia lantas mempertanyakan sikap PKS, apakah akan membiarkan permasalahan ini berlalu begitu saja?, atau mengklarifikasi seluruh pihak, baik LS, U, dan suami U yang memergoki keduanya dalam mobil?. Sebab ia meyakini, ada rangkaian cerita yang melatarbelakangi suami U memergoki LS dan U dalam mobil di pelabuhan Ferry Kamaru. Bahkan dikabarkan, keduanya tiga hari berada di Wanci Wakatobi.
“Sudah sepantasnya PKS mengambil tindakan tegas, sebab kejadian ini telah mencoreng tak hanya nama PKS, melainkan juga syari’at,” tegasnya, Minggu (16/10/22).
Menurut Syahrul, di daerah pemilihannya, Kecamatan Lasalimu dan Kapontori, aksi LS menuai banyak kecaman dari masyarakat. Dinilai sebagai anggota DPRD Buton dari PKS yang Islami, perbuatan LS sangat bertentangan dengan ekspektasi masyarakat. Tidak beretika, dan tidak mencerminkan seorang muslim yang taat beragama, apalagi cerminan Partai yang membesarkannya.
“Kami yakin PKS memiliki aturan tersendiri untuk menindak tegas oknum kadernya yang diduga melakukan perselingkuhan. Kejadian ini juga telah mencederai kepercayaan masyarakat Buton, khususnya Lasalimu dan Kapontori,” ujarnya.
Sebagai putera asli Lasalimu, Syahrul secara pribadi sangat menyayangkan dugaan sikap tidak terpuni LS. Sehingga, bila telah terbukti, ia mendesak PKS, juga DPRD Buton, untuk segera menjalankan mekanisme Pemberhentian Antar Waktu (PAW) sebagai anggota DPRD Buton.
Bila tidak ditindaki secara tegas dengan PAW, Syahrul menghimbau kepada seluruh masyarakat Buton untuk tidak memilih lagi Caleg yang diusung PKS. Agar dapat meminimalisir kekecewaan yang kesekian kalinya, yang sudah tercermin dari apa yang diduga dilakukan LS.
“Apabila pihak PKS, DPRD, atau Polres tidak menindaklanjuti kasus dugaan perselingkuhan ini, maka kami akan membentuk aliansi, untuk turun kejalan dan menyuarakannya. Ini sebagai bentuk kekecewaan masyarakat, khususnya di Lasalimu dan Kapontori,” pungkasnya.
Kasamea.com sudah berupaya mengkonfirmasi kepada LS dan U, tentang dugaan perselingkuhan dimaksud. Tetapi sampai saat ini keduanya belum juga merespon.
Sebelumnya, Sekretaris DPRD Buton, Harsila, membenarkan bahwa pria dalam video viral, yang dipergoki berdua dalam sebuah mobil bersama seorang perempuan, adalah anggota DPRD Buton, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dan ia mengaku, baru mengetahui kejadian tersebut, setelah diperlihatkan rekaman video oleh inisial A, suami perempuan yang ada dalam video tersebut. Harsila ditemui dikantornya oleh A yang bermaksud untuk melaporkan/mengadukan dugaan perselingkuhan LS dan istrinya.
Harsila enggan berkomentar banyak, sebab dirinya tidak mengetahui kronologi atau permasalahan yang melatarbelakangi kejadian yang tayang dalam video pendek, yang diperlihatkan kepadanya. Terlebih, bila menyangkut masalah pribadi anggota DPRD Buton.
Menurutnya, seluruh wakil rakyat Buton memiliki kepribadian luhur, dan selama ini bisa berkoordinasi, menjalin hubungan baik dengan seluruh jajarannya.
“Kalau saya melihat inikan kejadian diatas mobil, dan kemudian mereka juga masih berpakaian yang baik. Jadi saya tidak bisa berkesimpulan ada hal-hal yang, kalau rentetan kejadian itu saya kan tidak mengerti, saya tidak tau,” kata Harsila.
“Tetapi kalau saya diperlihatkan video itu, tentu saya bilang kalau saya liat video ini, mereka masih dalam batas yang berpakaian rapi, tidak ada satupun yang terkoyak. Jadi saya tidak bisa memberikan keterangan apapun,” ujarnya lagi.
Menyangkut laporan/pengaduan A, Harsila mengaku sampai saat ini belum menerimanya secara tertulis. Baru sebatas penyampaian secara lisan oleh A, yang menduga istrinya memiliki “hubungan gelap” dengan LS. Iapun menyarankan agar A membuatnya secara tertulis.
“Sebaiknya kalau mau melapor atau mengadukan ke badan kehormatan, harus melalui surat resmi. Sehingga kita bisa meregistrasi surat masuk tanggal berapa, kemudian dalam bentuk apa, sehingga kita bisa teruskan kira kira kemana surat ini. Kalau berupa aduan menyangkut anggota DPRD, maka kita antar surat ke BK. Nanti BK mempelajari dan menjadwalkan, seperti apa tindak lanjutnya,” urainya, menjelaskan. (Red)
Berita terkait ⬇️
Komentar