Catatan LM Irfan Mihzan
Pemimpin Redaksi Kasamea.com
Masyarakat Kota Baubau telah menyalurkan hak pilih dalam perhelatan Pilkada tahun 2024, yang telah sampai pada tahapan penetapan hasil pemilihan walikota dan wakil walikota Baubau.
KPU Baubau memutuskan menetapkan nomor urut :
1. La Ode Ahmad Monianse dan Ida Fitri Halili 11.007 suara
2. Yulia Rahman dan Muhammad Ridwan 24.270 suara
3. H. Yusran Fahim dan Wa Ode Hamsina Bolu 31.966 suara
4. La Ode Mustari dan H Zahari 8.384 suara
5. Nur Ari Raharja dan La Ode Yasin 6.043 suara.
Dengan demikian paslon nomor urut 3 lah yang keluar sebagai the winner dan posisi runner up ditempati paslon nomor urut 2.
Pesta demokrasi berlangsung lancar, aman, dan damai, dengan segala dinamika, plus minus pelaksanaannya. Terhadap dugaan praktik money politic serta berbagai pelanggaran lainnya, seolah menjadi hal yang lumrah dan permisif saja halayak ramai menanggapi /menyikapinya.
Bak kentut “baunya tercium, tetapi pelakunya tak tunjuk jari”. Bang bang tut siapa yang kentut….. silahkan lanjutkan, kalau masih ingat lagu singkat tentang kentut itu. Lagu yang sangat populer dijamannya.
Apa boleh buat, nasi sudah jadi bubur, si fajar pun sudah terlupakan, bahkan sudah habis dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Kini yang tersisa tinggal puing-puing harapan akan kemajuan, kesejahteraan.
Dengan terpaksa kita harus menanggalkan angan tentang demokrasi yang sehat, tentang lahirnya pemimpin tanpa fulus.
Bagi penulis yang memilih dengan hati nurani, subyektivitas, kriteria pemimpin mumpuni, yang paling ter-sedikit keburukannya, mendoakan sekaligus sangat berharap, walikota Baubau dan wakil walikota Baubau yang akan dilantik kelak, memaknai kepemimpinan dengan taklif laisa tasyrif:bahwa suatu tugas atau kewajiban bukanlah suatu kehormatan atau keistimewaan.
Bahwa seseorang yang diberi tanggung jawab atau amanah tidak seharusnya memandangnya sebagai sesuatu yang hanya membawa kebanggaan atau penghormatan, tetapi lebih sebagai beban yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan. Jauh pikirannya dari niat memperkaya diri. Sehingga kelak ia turun dari tahta kepemimpinan dengan tenang, hati lapang, tanpa meninggalkan harta haram.
Jabatan atau tugas adalah ujian dan bukan sekadar prestise. Pemimpin atau orang yang diberi tanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah atas tugas yang diembannya. (***)
Komentar