Universitas Negeri Sultan Himayatuddin UNESH Dapat Lampu Hijau LLDIKTI, Didukung Gubernur Sultra

kasamea.com BAUBAU

“Untuk bisa mewujudkan sebuah mimpi besar berdirinya UNESH kita semua harus kompak bekerja tulus, mengindari takabur, atau jumawah,” ucap Wali Kota Baubau, Dr H AS Tamrin MH.

Tentang wacana mendirikan Universitas Negeri Sultan Himayatuddin (UNESH), AS Tamrin mengawali dengan penyematan nama sang Pahlawan Nasional sebagai nama Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang akan didirikan Pemerintah Kota Baubau, untuk mengabadikan nama sekaligus nilai-nilai perjuangan Sultan Himayatuddin (Oputa Yii Koo). Terkandung nilai-nilai Ke-Butonan.

Pada 5 Oktober 2020, AS Tamrin bersama Tim UNESH, unsur Pemerintah Kota Baubau mendapat lampu hijau dariLembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX di Makassar, untuk merealisasikan berdirinya UNESH.

Lembaga yang dipimpin Prof Dr Jasruddin MSi ini merespon positif, dan menyatakan siap mengawal usulan mendirikan UNESH, dengan telaah-telaah yang diberikan, sebagai arahan, untuk memenuhi segala persyaratannya.

Koordinasi, konsultasi yang dilakukan AS Tamrin bersama Tim dengan Ketua LLDIKTI, Kepala Bidang Pengembangan SDM, Ikhsan bersama staf, membuka jalur menuju Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menaungi perguruan Tinggi di Indonesia.

Usulan mendirikan UNESH di Kota Baubau dinilai memenuhi syarat Daerah Berkebutuhan Khusus. Tak masuk dalam syarat 3T (Terbelakang, Tertinggal dan Terluar).

Saat ini tengah dilakukan perekrutan Dosen sebagai keterbutuhan, atau ketersediaan SDM, yang akan mengelola seluruh sarana prasarana, juga mekanisme persyaratan lainnya.

Serius dalam mewujudkan berdirinya PTN di negeri Khalifatul Khamis, Pemerintah Kota Baubau sudah menyiapkan proyeksi lahan pembangunan kampus UNESH di wilayah Kecamatan Sorawolio. Proyeksi lahan milik Pemerintah Kota Baubau ini masih akan dibahas melalui musyawarah mufakat bersama pihak terkait.

Sembari mendata, menginventarisir SDM yang memenuhi syarat untuk bergabung dalam UNESH, baik S2, lebih-lebih S3, yang mempunyai pendidikan linear dengan Program Studi yang akan dibuka.

“Kita memaparkan tentang kesiapan kita mendirikan PTN, Ketua LLDIKTI memberikan arahan tentang ketersediaan sarana prasarana perkuliahan, kemudian kalau sudah berjalan perkuliahan, ada lahan yang tersedia untuk pembangunan kampus. Juga kesiapan tenaga pengajar, baik PNS maupun non PNS (S2/S3) yang memenuhi kriteria,” urai AS Tamrin.

Menariknya, wacana UNESH rupanya lahir dari diskusi-diskusi ringan namun konstruktif para anggota Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Gugas Covid-19) Kota Baubau. Yang kemudian membuat telaah staf, sebagai landasan untuk menguatkan argumentasi mendirikan UNESH.

“Dilakukanlah pertemuan intens, ada Wahid, Dr Zuardin, Dr Iradat, dr Lukman, Dr Muhaimin, berbincang-bincang, koja koja biasa, tetapi lebih fokus pada kemungkinan mendirikan PTN di Kota Baubau,” sebut AS Tamrin.

AS Tamrin sudah melaporkan rencana mendirikan UNESH kepada Gubernur Provinsi Sulaweai Tenggara (Sultra) Ali Mazi SH. Orang nomor 1 di Sultra itu sangat mendukung hadirnya UNESH.

“Mudah-mudahan dengan doa kita bersama, kerja keras dan kesungguhan, kekompakan kita, kita bisa wujudkan ini. Selain kita yang bergerak dalam tim ini, diluar tim juga berkontribusi. Kita tidak akan mengklaim menjadi sebagai dalam urusan ini, tapi komitmen kita bersama agar PTN terbentuk di tanah berkah ini,” ucap AS Tamrin, Ketua DPD PAN Kota Baubau.

Menurut pencetus PO- 5 ini, masa depan suatu daerah sangat bergantung pada SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal.

Iapun sangat bersyukur dan mengapresiasi eksistensi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) selama ini. Unidayan, STAI, UM Buton, kampus PTS lainnya, dan terkini ada UMU Buton.

Menurutnya, dengan adanya beberapa PTS ini diharapkan dapat saling bersinergi, saling mendukung. Tanpa kompetisi saling mengkerdilkan PTN dan PTS dapat bersinergi secara positif. PTN akan mengangkat peranan PTS, dan kerjasama dengan Pemerintah juga tetap berjalan.

UNESH hadir nantinya, dapat menambah semangat dalam berkompetisi meningkatkan SDM handal, dan berbudi pekerti luhur, dalam upaya terus menciptakan karakter dan mentalitas yang lebih baik generasi penerus.

“Coba kita liat daerah yang banyak perguruan tingginya, baik swasta maupun negeri, semakin menggeliat SDM-nya, semakin maju. Maka itu selalu saya garis bawahi, kekompakan, kebersamaan. Kalau sudah itu saya kira akan terbuka luas pintu kesuksesan suatu daerah,” optimisnya.

AS Tamrin menuturkan, tujuan kedepan masih sangat jauh, terutama adanya harapan akan terbentuknya Provinsi Kepulauan Buton (Kepton).

Bila UNESH berdiri, dan telah dinobatkannya Pahlawan Nasional Sultan Himayatuddin, juga diharapkan menjadi spirit untuk mempercepat terwujudnya Provinsi Kepton. Ditunjang sarana prasarana lainnya, seperti jalan lingkar, baypass, rencana pembangunan patung Oputa Yikoo, Museum,

“Pelan pelan kita bangun. Tentu kembali lagi pada kekompakan. Apapun spiritnya kalau tidak kompak tidak akan bisa. Jadi spiritnya adalah kekompakan,” semangatnya.

Mantan pejabat negara Badan Pertanahan Nasional ini, menambahkan, mendirikan PTN bukan satusatunya tujuan. Melainkan, justru harus bisa mendorong tujuan-tujuan besar lainnya.

“Kita dorong semua supaya berjalan paralel,” tambahnya.

Kata AS Tamrin, semua satu sinergi, harus sambung menyambung, berkaitan, saling mendukung.

Marwah UNESH harus bisa merepresentasikan, mengaplikasikan nilai-nilai budaya lokal.

“Ada PO-5 didalamnya. Lepas dari pro kontra, PO-5 merupakan landasan, alat pemersatu. Merupakan landasan falsafah yang berasal dari Sara Pataanguna, yang juga terintegrasi dengan Pancasila. Konek itu,” tegasnya.

Melalui UNESH, moral yang akan dijadika basis pendidikan. Akan dikedepankan, selain mengajari Ilmu Pengetahuan kepada mahasiswa.

Moral dimaksud, adalah moral kedaerahan eks Kesultanan Buton.

“Karena yang pas pakaian (falsafah hidup, red) kita itu adalah disini. Dan pakaian kita ini sejalan dengan Pancasila, sebagaimana saya jelaskan, gemakan PO- 5 dari Baubau (po ma masiaka, po pia piara, po ma maeaka, po angka angkataka, po binci bincki kuli), sinergi dengan lima sila Pancasila,” urai Alumni LEMHANAS ini.

Setiap pembelajaran, materi dari UNESH, harus mewujudkan nilai-nilai falsafah. Setiap mahasiswa harus memahami, mengimplementasikannya.

“Kita bicara PO- 5, masih banyak aspek yang menyangkut kehidupan kita. Nilai PO- 5 ini kan interaksi kehidupan, interaksi masyarakat. Malah ada lagi, bolimo harta somanamo karo, bolimo karo somanamo lipu, bolimo lipu somanamo sara, bolimo sara somanamo agama. Ini juga harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan,” jelas AS Tamrin.

AS Tamrin menjabarkan, suatu keutuhan yang tunggal, sehingga disebut dalam filosofinya “poromu yinda saangu pogaa yinda kolota”.

“Dalam bahasa filsafatnya, keutuhan yang majemuk tunggal. Majemuk, banyak tetapi menyatu,” kajian mendalam, pemaknaan AS Tamrin.

[RED]

Komentar