Pemkot Sinergi Kejari Baubau Gaungkan Anti Kekerasan Bagi Siswa!

Baubau

Pemkot Baubau melalui Dinas Pendidikan bekerjasama dengan Kejari Baubau, menggaungkan anti kekerasan bagi siswa. Terlihat dalam sosialisasi yang diikuti ratusan pelajar negeri Syara Patanguna, di salah satu gedung pertemuan beberapa waktu lalu.

Wali Kota La Ode Ahmad Monianse pun sangat mengapresiasi giat ini, ditengah maraknya aksi kekerasan yang dilakukan pelajar dibeberapa daerah di Indonesia. Bahkan angkanya mencapai 84 persen, sesuai data hasil penelitian.

Monianse mengatakan, kekerasan pada anak didik juga disebabkan relasi antara guru ke siswa, siswa ke siswa lainnya, dan juga relasi siswa ke masyarakat. Bahkan tidak sedikit juga masih ada relasi orang tua terhadap lembaga pendidikan.

Di tempat yang sama Kasi Intel Kejari Baubau Wahyu Wibowo SH mengatakan, sosialisasi anti kekerasan bagi siswa bertujuan untuk membenahi dunia pendidikan kita yang sekarang dalam keadaan terpuruk. Seperti maraknya aksi tawuran antar pelajar, perpeloncohan, bulying, dan lain sebagainya. Juga meliputi kekerasan dalam lingkungan sekolah itu sendiri.

Menurutnya, kekerasan anak harus dibenahi oleh lembaga pendidikan, termasuk semua, sehingga dapat tercipta zona aman, anti kekerasan.

“Semoga kedepannya di Baubau tidak ada lagi tawuran, tidak ada lagi bulying, tidak ada lagi laporan penganiayaan oleh guru terhadap anak, dan anak terhadap anak,” harapnya.

Kepala Dikbud La Ode Aswad SSos MSi mengatakan, giat yang diprakarsai OPD yang dipimpinnya ini adalah upaya menghilangkan atau meminimalisir tindak kekerasan di lembaga pendidikan. Baik antara guru dan siswa, siswa dengan siswa lainnya, sehingga diharapkan tidak ada lagi kekerasan dalam dunia pendidikan.

“Utamanya urusan perkelahian antar pelajar, tawuran, dan kekerasan dalam bentuk apa pun. Sebenarnya terkait hal ini satuan pendidikan di sekolah sudah berjalan setiap hari, melalui apel pagi sebelum dimulainya jam belajar mengajar. Tujuannya untuk menyampaikan kepada siswa, memberi arahan, membimbing tatakrama, dan sopan santun.

“Semoga dengan kegiatan ini dapat menghilangkan atau meminimalisir tingkat kekerasan pada anak. Karena dunia pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama, tanggung jawab pemerintah, juga tanggung jawab media atau pers,” pungkasnya. (Redaksi)

Komentar