Inovasi RSUD Baubau “SIM Berbasis Digital”

Advertorial

Rumah sakit umum daerah (RSUD) Baubau terus melakukan pembenahan guna optimalisasi pelayanan kepada masyarakat. Terkini, dr Lukman dan crew tengah mempersiapkan inovasi dalam sistem manajemen badan layanan umum daerah (BLUD) itu, yakni sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS).

Sistem ini berbasis digital, komputerisasi, dengan jaringan koneksi internet. Menggunakan aplikasi Khanza, yang dipelopori Yayasan SIMRS Khanza Indonesia (YASKI).

Wajah rumah sakit yang dulunya populer dengan sebutan rumah sakit ter-angker di dunia itu, kini menjelma berseri, terus bertransformasi, ada nuansa baru, semakin memberikan rasa nyaman bagi para pasien. Perlahan namun pasti rumah sakit yang dinahkodai direktur dr Lukman SpPD ini menuju rumah sakit ter-NYAMAN di dunia.

Bukan hal yang tidak mungkin RSUD Baubau dapat mencapai ekspektasi pelayanan terbaik, dan tersemat sebagai rumah sakit ter-NYAMAN. Bila melihat serta mendengarkan langsung keseriusan sang nahkoda bersama para dokter dan tenaga medis lain, yang terus memberikan pelayanan maksimal, pelayanan terbaik. Penuh keramahan, mereka profesional dan semakin menunjukkan integritas sebagai pelayan masyarakat.

SIM Berbasis Digital

Direktur RSUD Baubau dr Lukman SpPD melalui Kepala Bidang Rekam Medik, dr  Hasrida Hamid mengungkapkan, Selasa-Rabu, 1-3 Maret 2022, pihaknya menyelenggarakan in house training menghadirkan pemateri langsung dari YASKI, dr Ahmad Saiful Umam MH, yang mengenalkan detail SIMRS dengan aplikasi Khanza.

Dalam setahun terakhir, lanjut Hasrida, pihaknya bersiap melakukan penataan manajemen agar lebih baik lagi. Salah satunya menyangkut SIMRS berbasis digital ini, yang sejak 2013 telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes).

RSUD Baubau memilih dan menunjuk penyelenggara YASKI sebagai developer, memilih dan menggunakan aplikasi Khanza, karena lebih detail, juga gratis. Sementara developer lainnya memakan biaya yang cukup besar hingga mencapai miliaran rupiah.

RSUD Baubau juga bisa ikut mengembangkan, meng-up grade, meng-up to date aplikasi dimaksud, sebab YASKI juga memfasilitasi itu. Beda hal dengan pengembang lainnya, yang memberikan satu paket aplikator, dan bila ada pengembangan, up grade, up to date, harus mengeluarkan biaya lagi.

Pembekalan SIM RSUD Baubau berbasis digital ini diikuti tenaga medis internal RSUD Baubau, mulai dari unit pendaftaran, keuangan (pemasukan, pengeluaran), perencanaan, absensi, termasuk inventarisasi juga terinput didalamnya. Sistem ini juga memudahkan saat pemeriksaan BPK RI.

“Jadi sudah terkomputerisasi semuanya. Misalnya pasien mendaftar dibagian pendaftaran, sudah bisa dibaca orang di poli. Begitu juga dokter meresepkan obat, bisa terbaca di bagian farmasi,” jelas Hasrida ditemui disela-sela in house training. Kata Hasrida, data yang sudah terinput hanya untuk internal manajemen RSUD Baubau.

Daftar Online dan Konektivitas dengan BPJS

Dalam aplikasi Khanza yang akan digunakan RSUD Baubau, bisa memudahkan bagi masyarakat, khususnya bagi pasien bisa diakses dan mendaftar dari rumah. Yang juga akan terkoneksi dengan BPJS. Dan melalui JKN mobile, pasien dapat melihat jumlah tempat tidur yang masih tersedia, poli apa saja yang buka. Selain itu peserta JKN juga dapat melihat jadwal operasi.

“Koneksivitas dengan BPJS, jadi kalau dia mendaftar kita sudah bisa tahu ini peserta menunggak atau tidak, juga kepesertaannya,” jelas Hasrida.

Selamat Tinggal era Manual

Saat ini aplikasi Khanza yang akan digunakan RSUD Baubau sudah tersedia, sehingga segala bentuk admnistrasi yang selama ini dikelola secara manual akan ditinggalkan. Mulai dari pendaftaran, admisi, dua pintu masuk, yakni daftar dari poli dan daftar dari instalasi gawat darurat (IGD) disebut  SO.

“Dari poli bisa langsung ke rawat nginap, bisa langsung pulang. Atau juga dari IGD, bisa rawat nginap. Kalau rawat nginap nanti ujung-ujungnya bisa laboratorium, radiologi, pokoknya ujungnya obatlah sampai dia sembuh. Endingnya pulang,” urai Hasrida.

Tak hanya itu, penunjang lainnya, radiologi, farmasi, laundry, termasuk manajemen, semua akan terhubung melalui aplikasi Khanza. Semua unit kerja di RSUD Baubau dapat menarik data yang dibutuhkan.

Hadirnya SIM berbasis digital, juga menandai ancang-ancang berakhirnya papper less. Tidak ada lagi yang dilakukan dengan pencatatan. Semua sudah sistem komputerisasi. Dengan begitu, anggaran belanja ATK, khususnya kertas juga akan berkurang.

“Artinya pasti uang yang untuk belanja kertas-kertas yang banyak itu, pelan-pelan kita kurangi. Terus, data tidak lagi dicatat, selama ini manual, dengan diinput, sudah siap semuanya. Jadi tinggal kita tarik apa yang kita mau, sudah tersimpan semua. Sudah ada data base-nya,” tambah Hasrida.

RSUD Baubau menargetkan, usai pelatihan ini, SIMRS terbaru sudah bisa diaplikasikan pada Maret 2022. Paling tidak untuk unit pendaftaran, dan antrian online. [Red]

Komentar